By Hengki wijaya
Resolusi: Menyentuh
Jumbai Jubah-Nya
Relasi
yang biasa-biasa dengan Allah, sebanyak apapun, tidak mungkin mengubah kita.
Relasi rutin dengan Allah, sebanyak apapun, tidak dapat menyamai keefektifan
pengalaman sangat singkat akan doa yang dipenuhi oleh iman. Ingatlah akan kisah
perempuan yang sakit akan pendarahan.[1]
Berikut ini kisahnya:
Luk 8:43
Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan
dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapapun.
Luk 8:44
Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan
seketika itu juga berhentilah pendarahannya.
Luk 8:45
Lalu kata Yesus: “Siapa yang menjamah Aku?” Dan karena tidak ada yang
mengakuinya, berkatalah Petrus: “Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak
Engkau.”
Luk 8:46
Tetapi Yesus berkata: “Ada seorang yang menjamah Aku, sebab Aku merasa
ada kuasa keluar dari diri-Ku.”
Luk 8:47
Ketika perempuan itu melihat, bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang
dengan gemetar, tersungkur di depan-Nya dan menceriterakan kepada orang banyak
apa sebabnya ia menjamah Dia dan bahwa ia seketika itu juga menjadi sembuh.
Luk 8:48 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai
anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”
Luk 8:43
And a woman having an issue of blood
twelve years, which had spent all her living upon physicians, neither could be
healed of any,
Luk 8:44 Came behind him,
and touched the border of his garment: and immediately her issue of blood
stanched.
Luk 8:45 And Jesus said, Who
touched me? When all denied, Peter and they that were with him said,
Master, the multitude throng thee and press thee,
and sayest thou, Who touched me?
Luk 8:46 And Jesus said, Somebody
hath touched me: for I perceive that virtue is gone out of me.
Luk 8:47 And when the woman saw that she was not hid,
she came trembling, and falling down before him, she declared unto him before
all the people for what cause she had touched him, and how she was healed
immediately.
Luk 8:48 And he said unto her, Daughter, be of good comfort: thy faith hath made thee whole; go in peace.
Ketika Yesus sedang berjalan, kerumunan orang menyertai
di sekelilingnya. Ribuan orang menyentuh Sumber kehidupan tapi tanpa efek.
Seorang perempuan di tengah banyak orang mendekati-Nya dan menyentuh jumbai
jubah-Nya, tapi dengan iman yang dalam, dan seketika itu juga disembuhkan.
Yesus segera berbalik dan bertanya, “Siapakah tadi yang telah menjamah Aku?”
(Luk. 8:45). Dia tidak menanyakan siapa
yang telah menyentuh-Nya secara fisik, tetapi lebih daripada itu, yang
menjamah-Nya dalam iman- sebab
dalam sentuhan sederhana seperti itu Yesus merasa
ada kuasa keluar dari diri-Nya (Luk. 8:46).[2]
Ini adalah kunci sederhana bagi doa yang
berbuah. Pertama-tama diperlukan saat untuk menyentuh Allah dalam iman sebelum kita masuk ke dalam
doa, berada dalam keadaan kontak dengan-Nya sebelum “mengucapkan” kata-kata
doa. Dikatakan secara sederhana, “doa sebelum Anda berdoa”.[3]
Kebiasaan sederhana ini dapat mengubah
pengalam kita akan doa. Hal ini seakan seperti suatu langkah kecil penyesuaian,
tapi itu membuka kita pada realitas yang sama luas dan kuasanya seperti Tuhan
sendiri. Tanpa kesadaran iman ini, doa kita bukanlah suatu relasi sejati,
bukanlah doa sama sekali, tetapi hanyalah sebuah renungan. Perubahan kehidupan
adalah anugerah cuma-cuma dari Allah, tapi hanya dengan tindakan bebasa kita
dalam iman yang akan membuat anugerah itu berdaya. Kita akan tetap menjumpai
pergumulan dan kecemasan- tapi kita akhirnya akan menyentuh jumbai jubah-Nya,
betapun hanya sebentar, pada setiap hari kehidupan kita.
Refleksi:
Firman
Tuhan itu hidup bagi setiap orang percaya yang memercayainya dengan iman kepada
Kristus. Di dalam Dia, kita beroleh penyataan akan Dia dalam perjumpaan kita
dalam “doa sebelum Anda berdoa”. Yesus tergerak dengan tindakan perempuan yang
beriman dengan menjamah jumbai jubah-Nya di tengah kerumunan orang banyak tanpa
memedulikan risiko apabila ia terinjak ataupun merasa hina karena berada di
antara kaki-kaki yang kotor untuk menjangkau jumbai jubah Yesus. Iman perempuan
ini tidak biasa tapi luar biasa. Apakah kita pernah digerakkan oleh Roh Kudus
memiliki iman yang luar biasa yang tidak dapat diterima oleh pikiran dan jiwa
kita yang rasional? Dalam lubuk hati perempuan ini memiliki keyakinan/iman
bahwa hanya dengan memegang jumbai jubah-Nya saja maka mukjizat terjadi. Begitu
pula dengan doa yang kita panjatkan kepada-Nya. Setelah berdoa percayalah bahwa
Anda sudah menerimanya dengan iman di dalam Dia. Lakukanlah yang Dia inginkan
tanpa harus menggunakan logika dan pikiran Anda sebab hakl itu bisa menghambat
kuasa-Nya dan penyataan-Nya datang kepada Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar