Tema Khotbah : 4 Hukum Rohani dari
Saat Teduh (Intimacy with God)
Tanggal : 11 Agustus
2015
Nats : Yesaya 28:23; Mazmur 119:15-16;33-34; Yohanes
14:15
Tujuan : mengajarkan jemaat tentang prinsip-prinsip
hukum rohani dalam saat teduh supaya jemaat memiliki disiplin rohani dan
bertumbuh imannya dalam Yesus Kristus
Disiplin rohani sangat penting untuk
membuktikan ketaatan kita kepada Tuhan dan kebergantungan kita kepada Allah.
Banyak istilah dalam doa pribadi seperti doa syafaat, doa permohonan, doa dalam
hadirat Tuhan dan doa saat teduh.
Namun, yang sering kita dengar doa pribadi adalah doa saat teduh. Saat teduh adalah hal yang harus dilakukan
oleh semua orang Kristen yang sudah diselamatkan melalui iman di dalam Yesus. Saat teduh adalah waktu untuk berjumpa
dengan Allah melalui Alkitab. Apakah anda mengetahui 4 hukum rohani dari saat
teduh?
Pertama, Allah rindu memiliki hubungan pribadi dengan Anda (Intimacy with God). Allah
adalah Allah yang berbicara (Yesaya 28:23;Yeremia 10:1). Allah merencanakan
segala sesuatu yang terjadi dan rencana-Nya diselesaikan melalui umat
pilihan-Nya. Orang Kristen yang telah dipilih Allah harus selalu hidup dengan
mendengarkan suara-Nya. Itu adalah esensi kehidupan Kristen, hubugan pribadi
dengan Allah melalui firman-Nya. Kedua,kita memiliki hubungan pribadi dengan Allah
dengan mendengarkan Allah dan hidup berpusat pada-Nya (Mzm.
119:15-16;119:97). Saat teduh adalah waktu yang direncanakan untuk membangun
hubungan pribadi dengan Allah dengan berdoa kepada-Nya dan merenungkan Alkitab.
Ketika Anda mendengarkan suara Allah tiap hari melalui saat teduh, Anda akan
mulai mengerti pikiran-Nya, rencana-Nya dan kehendak-Nya. Ketiga, kita harus
merenungkan dan mengerti apa yang dikatakan Allah dalam firman-Nya (Mazmur
25:4;119:33-34). Untuk perenungan firman Allah yang efektif, kita mencari
hal-hal berikut dalam teks: seperti apa Allah itu, apakah dosa dan kelemahan
yang sedang menghukum kita, kata-kata yang menyatakan ketaatan, kata-kata yang
mengandung janji, kata-kata yang memberikan penjelasan, penyataan dan sesuatu
yang baru dengan pertolongan Roh Kudus. Keempat,
kita harus menerapkan secara praktis
apa yang telah Allah katakan dalam hidup kita melalui perenungan tersebut
(Yohanes 14:15; 1Yoh. 5:3). Firman Allah harus diterapkan secara praktis dalam
kehidupan kita bagaimana kita harus hidup sebagai orang percaya.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar