Good News

Kamis, 06 November 2014

REFLEKSI BUKU “BAGAIMANA ORANG BERUBAH?” Timothy S. Lane & Paul David Tripp


By Hengki Wijaya
            Tim Lane dan Paul Tripp memulai bukunya dengan sub judul “Celah Injil”. Untuk memahami celah itu maka kita perlu membaca 2 Petrus 1:3-9 (NIV). Di ayat 9, Petrus menunjukkan bahwa ada orang-orang yang mengenal Tuhan, tetapi hidup mereka gagal untuk menghasilkan buah iman yang diharapkan. Hidup mereka tidak digambarkan oleh relasi yang mengasihi dan damai, penyembahan yang manis,alamiah, setiap hari kepada Tuhan, sebuah relasi yang sehat dan seimbang dengan hal-hal materi dan pertumbuhan spiritual yang berkesinambungan. Mengapa banyak orang Kristen “tidak efektif dan tidak produktif”? Petrus menyatakan diagnosisnya di ayat 9: mereka menjadi buta dan picik, karena mereka lupa, bahwa mereka telah dibersihkan dari dosa-dosa mereka yang dahulu. Mereka buta terhadap kuasa dan harapan Injil hari ini.

         Ada tiga jenis kebutaan yang menjadi celah Injil yaitu: a) ada kebutaan identitas. Kekurangan identitas Injil ini muncul dengan dua cara; 1) banyak orang Kristen meremehkan kehadiran dan kuasa dari dosa yang tinggal dalam kita; 2) banyak orang percaya juga gagal melihat sisi lain dari identitas Injil mereka: identitas mereka di dalam Kristus; b) Celah “di sini dan sekarang” dalam Injil juga membutakan kita terhadap penyediaan Allah; c) Jenis ketiga dari kebutaan yang dihasilkan oleh celah Injil adalah kebutaan terhadap proses Allah. Artinya Dia memanggil kita untuk hidup dengan berusaha terus menerus, bertumbuh secara konstan, dan memberikan pengakuan dan pertobatan terus menerus. Menjadikan kita kudus merupakan agenda Allah yang pasti hingga kita dibawa pulang bersama dengan Dia.
            Paulus prihatin bahwa kita mengizinkan diri kita menjadi “tertawan oleh filsafat kosong dan menipu.” Kata Yunani yang diterjemahkan “tertangkap” (NIV: taken captive) sebenarnya lebih dekat kepada “tertawan” (abducted) atau “terculik” (kidnapped). Maksud Paulus ialah kita justru dapat tertawan oleh kepalsuan saat kita paling tidak mengharapkannya. Penulis berpendapat bahwa banyak pengetahuan dunia dan motivator yang kelihatannya memberi pengaruh positif kepada kita namun sumbernya berasal dari pemikiran manusia yang positif tetapi tidak bersumber dari kebenaran Kristus. Sebagaimana Amsal Salomo berkata : “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri” (Amsal 3:5).
            Ini perkataan yang keras tetapi benar dari Traill, “Hikmat di luar Kristus adalah kebodohan yang mencelakakan; kebenaran di luar Kristus adalah rasa bersalah dan penghukuman; pengudusan di luar Kristus adalah kotoran dan dosa; penebusan di luar adalah pembelengguan dan perbudakan.”  Hal ini menyatakan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus (Yoh 14:6). Ryle melanjutkan: Yesus sendiri mengatakan,”Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu- Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak” (Yoh 15:4-5). Selanjutnya J.C. Ryle katakan, “Seorang Kristen sejati adalah seseorang yang tidak hanya memiliki hati nurani yang damai, tetapi peperangan di dalamnya.”
            Gambaran sederhana dalam Yeremia 17:5-10 meringkas sebuah tubuh yang besar dari isi Alkitab. Gambar ini menangkap unsur-unsur besar akan perubahan di dalam kehidupan sehari-hari: Panas Terik-Semak Belukar-Salib-Buah. Pandangan sederhana itu dijelaskan sebagai berikut:[1]
1.      Panas Terik. Ini adalah situasi seseorang di dalam hidup sehari-hari, dengan kesulitan, berkat, dan godaan.
2.      Semak Belukar. Ini adalah respons orang tidak beriman pada situasi. Ini mencakup perilaku, hati yang mengarahkan perilaku, dan akibat yang dihasilkan.
3.      Salib. Ini berfokus pada kehadiran Allah di dalam kemuliaan dan kasihNya yang menebus. Melalui Kristus, Dia membawa penghiburan, pembersihan dan kuasa untuk berubah.
4.      Buah. Ini adalah respons orang saleh baru pada situasi yang dihasilkan dari kuasa Allah yang bekerja di dalam hati. Hal ini mencakup perilaku, hati yang diperbarui oleh anugerah dan tuaian akibat-akibat yang mengikutinya.
Penulis Surat Ibrani menunjuki kepada enam hal:[2]
1.      Allah tidak terkejut oleh pergumulan saya. Dia sudah melihat keseluruhan masalahnya. Dia tidak akan pernah tergoncang atau kaget karena sesuatu yang tak diharapkan terjadi. Inilah tepatnya mengapa Ia mengirim Kristus ke bumi.
2.      Alkitab diperuntukan bagi orang-orang yang tepat sepertiAnda dan saya. Ketika penulis berkata bahwa Kristus dicobai “di dalam segala hal, sama seperti kita” (Ibr 4:15), Dia mengingatkan saya bahwa Alkitab berbicara kepada orang-orang biasa dengan semua pergumulan akan iman dan karakter yang dikenal.
3.      Kristus masuk ke dalam pergumulan saya. Dia sudah ada di sana. Dia menghadapi rangkaian penuh godaan yang saya miliki. Dia tahu seperti apa rasanya menghadapi godaan-godaan tersebut.
4.      Kristus akan menolong. Saya dapat percaya bahwa saya tidak sendiri di dalam pergumulan saya. Yesus memberikan belas kasihan dan anugerah yang sesuai terhadap kebutuhan saya tepat ketika saya membutuhkannya.
5.      Kristus memohonkan kasus saya di hadapan Bapa. Di semua pergumulan saya, saya memiliki Jaksa. Dia memohon kepada Bapa mewakili saya hingga saya sepenuhynya sudah dibebaskan dari semua godaan!.
6.      Saya dapat datang kepada Allah dengan keberanian. Saya tidak harus membersihkan diri saya atau mengecilkan pergumulan saya. Saya dapat datang sebagaimana adanya saya dan menerima apa yang saya butuhkan.
Dalam Efesus 4:17-24, Paulus membuat pertentangan. Cara hidup orang tidak beriman (cara lama, Semak Belukar) berakar di dalam pikiran yang salah (ay. 17) dan keinginan yang salah (ay. 19) dan berakibat kepada respons-respons yang salah terhadap hidup. Di ayat 20-24, Paulus mempertentangkan cara orang tak beriman yang lama Z(Semak Belukar) dengan cara “mengenal Kristus” yang baru (pohon Buah). Hal ini berakar di sebuah cara pikir yang baru (ay. 20-22) dan serangkaian keinginan yang baru (ay. 22-24) yang menghasilkan respons-respons yang baru: mengatakan kebenaran (ay. 25), marah tanpa berdosa (ay. 26-27), gaya hidup memberi (ay. 29), baik hati, berbelas kasihan, dan relasi yang mengampuni (ay. 30-31). Penulis berpendapat ketika kita ingin menggalkan Semak Belukar berarti segala pikiran yang lama juga harus ditanggalkan dan mengenakan pikiran Kristus artinya pikiran yang didasarkan kehendak Allah dan bukan pengertian sendiri dan pengetahuan intelektual kita yang masih tersimpan dalam pikiran kita sementara kita mengenakan pikiran Kristus. Misalnya orang yang baru bertobat tidak bisa lagi menggunakan pikirannya sebelum bertobat walaupun itu dianggapnya baik dan berguna supaya pikirannya disucikan dan dibaharui oleh Firman Tuhan dan Roh Kudus (Efesus 4:23).
Di dalam 1 Samuel 16:1-13, Allah memberi tahu Samuel apa yang perlu difokuskan ketika dia menilai Daud dan kakak-kakaknya. Pandangan Allah kepada si anak laki-laki penggembala, Daud, langsung masuk ke hati. Allah memperingati Samuel untuk tidak mempercayai penampilan lahiriah, tetapi melihat ke watak batiniah. Di kehidupan selanjutnya, Daud memberikan bukti dari mempelajari kebenaran ini dalam mazmur penyelidikan pribadinya. “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan kekal” (Mazmur 139:23-24). Hal ini menjelaskan bahwa perubahan hati merupakan awal perubahan pikiran yang kudus karena dari hati kita muncul segala hal yang baik dan benar yang berasal dari Allah. Injil Yohanes berkata: Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup" (Yoh  7:38).
Buku “Bagaimana Orang Berubah?” mereflesikan suatu metode dalam pengertian panas terik-semak belukar-salib-buah sebagai tujuan buku ini yaitu untuk membuat individu dan gereja untuk berpikir lebih dalam, konsisten dan Alkitabiah tentang signifikansi Injil terhadap perihal sehari-hari dalam hidup. Buku ini diharapkan supaya kita bertumbuh di dalam anugerah sebagai individu di dalam komunitas iman, dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus , sekarang dan sampai selama-lamanya (2 Petrus 3:18).


[1] Timothy S. Lane & Paul David Tripp, Bagaimana Orang Berubah (Surabaya: Penerbit Momentum, 2011),117-118.
[2] Ibid., 165-166.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar