Tema Khotbah : Perpuluhan: Pemberian
bagi Tuhan
Tanggal : 28 Juli 2015
Nats : Imamat 27:30-34; 2 Korintus 9:6-8
Tujuan : mengajarkan jemaat/hamba Tuhan/pelayan Tuhan
tentang perspektif yang benar mengenai perpuluhan dan tujuan perpuluhan supaya
jemaat Tuhan memiliki sikap yang rela memberi dan berkorban untuk pekerjaan
Tuhan
Perpuluhan adalah memberi sepersepuluh
dari harta kepemilikan kepada Tuhan sebagai rasa syukur atas segala berkat-Nya
yang kemudian digunakan untuk menopang pelayanan (menyokong penghidupan
orang-orang Lewi sebagai pelayan diBait Suci). Namun demikian di masa sekarang
ada saja yang tidak menyetujui tentang perpuluhan dan ada pula yang sangat
menyetujui perpuluhan namun dalam praktiknya disalahgunakan oleh “oknum” yang
mencari keuntungan sendiri.
Pertama, dalam
Perjanjian Lama perpuluhan menjadi suatu lambang ketaatan bangsa Israel pada
ketentuan Tuhan. Tujuan dari perpuluhan dalam Perjanjian Lama adalah mengajar
umat Tuhan untuk selalu mengutamakan
Allah dalam hidupnya sesuai dengan Ulangan 14:23. Kedua, dalam Perjanjian Baru perpuluhan tidak disebutkan lagi
sebagai aturan khusus dalam PB, namun konsep perpuluhan dikembangkan menjadi
lebih luas lagi, yaitu memberi (giving) sebab keuangan merupakan aspek
penting dalam pelayanan yang tak dapat diabaikan. Mengapa jemaat Tuhan harus
memberi? Karena selain pelayanan butuh dukungan dana (1Kor. 9:14), orang-orang
miskin dan berkekurangan perlu diperhatikan (Gal. 2:10), lagipula banyak
memberi tidak akan membuat umat Tuhan berkekurangan karena Tuhan berjanji Ia
yang akan menjadi sumber segala berkat dan akan melipatgandakannya bagi mereka
yang setia (2Kor. 9:10), asalakan umat Tuhan memberi dengan sukarela, tanpa
merasa terpaksa (2Kor. 9:7).[1]
Bila kita melakukan perpuluhan dengan
didasari kasih kepada Allah dan rasa syukur kita kepada-Nya, dengan rela dan
tidak bersungut-sungut sesuai dengan 2 Korintus 9:6-8; 5:14, maka hal itu
dibenarkan. Bagaimanapun tetap diperlukan suatu system keuangan yang sistematis
dan sehat sebagai sumber penghidupan hamba-hamba Tuhan dalam melaksanakan tugas
pelayanan mereka di dalam Tuhan. Untuk memnuhi hal ini, dibutuhkan peran serta
seluruh jemaat Tuhan tanpa terkecuali. Tuhan sudah memberikan berkat bagi
jemaat-Nya sehingga tidak berlebihan jika umat Tuhan juga perlu ambil bagian
dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, baik lewat berkat yang Tuhan beri maupun lewat
kehidupannya.
[1] Murni H. Sitanggang, Teologi Biblika tentang Perpuluhan
(Malang: Jurnal Veritas SAAT Malang Vol. 12/1 April 2011), 24-28.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar