Tema Khotbah : Hidup yang Penuh
Pengharapan
Tanggal : 15
September 2015
Nats : 1 Petrus 1:3-9
Tujuan : mengajarkan jemaat tentang arti hidup yang
penuh pengharapan dalam iman kepada Kristus supaya jemaat tetap memiliki
pengharapan dalam situasi dan ujian yang tersulit sekalipun
Hidup yang penuh dengan
pengharapan merupakan suatu tema yang membawa alam pikiran kita kepada suatu
fenomena khusus tentang arti sebuah iman. Firman Tuhan ini datang kepada jemaat
yang ada pada saat itu, justru pada saat mereka kehilangan pengharapan. Dunia
dengan kemegahannya tidak dapat membeli dan memiliki pengharapan yang pasti tetapi
menjadi sukacita bagi seseorang yang percaya kepada Kristus karena ada
pengharapan yang pasti ketika dia mendapat tempat dan waktu untuk bertemu Tuhan
Yesus di surga.
Dalam nats 1 Petrus 1:3-9 ini, Rasul Petrus
memberikan suatu realita hidup dalam iman setiap pejuang iman agar tetap pada
pengharapan yang semula. Pengharapan apa yang dimaksudkan? Petrus mengharapkan
beberapa pengharapan: Pertama, pengharapan tentang keselamatan (1 Petrus 1:5,9). Tahapan
keselamatan yang terdiri dari keselamatan awal dan keselamatan akhir, yaitu kamu,
yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk
dinyatakan pada zaman akhir (ay. 5), “karena kamu telah mencapai tujuan
imanmu, yaitu keselamatan jiwamu” (ay.9). Kedua,
pengharapan tentang warisan (ay. 4) yang
tidak binasa, tidak cemar dan tidak layu. “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan
zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Roma 8:18). “Jadi kamu
bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah” (Galatia
4:7). Pengharapan ini adalah janji karena kita adalah keturunan Abraham, Ishak
dan Yakub yang berhak menjadi ahli waris bagi yang mengasihi Dia. Ketiga, pengharapan tentang kemuliaan (ay. 7). “Bergembiralah akan hal
itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai
pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang
jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya
dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan
pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya” (1 Petrus 1:6-7).[1]
[1] Maurits Silalahi, Siraman Rohani: Kumpulan Khotbah Ekspositori
(Makassar: Lembaga Penerbitan STT Jaffray, 2007), 79.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar