Good News

Kamis, 13 November 2014

Pola Pendidikan Kristen By Hengki Wijaya



Tema Khotbah     :  Pola Pendidikan Kristen
Tanggal                :  16 Juni 2015
Nats                     :  Ulangan 6:4-9
Tujuan                 :  mengajarkan jemaat tentang prinsip-prinsip mengajar pendidikan Kristen berdasarkan Alkitab supaya jemaat mengajarkan kepada anak-anaknya sejak dini di dalam kelurga mereka

Alkitab sebagai sumber bagi dasar dan prinsip hidup Kristiani menjelaskan bahwa di dalam membimbing manusia untuk lebih mengenal Dia, Allah telah berperan sebagai pengajar. Sebagai pengajar Ia aktif memberitahukan kebenaran. Kebenaran itu sendiri adalah pribadi-Nya, firman-Nya bahkan perbuatan-Nya.[1] Umat Yahudi pada umumnya dan setiap keluarga pada khususnya ditugaskan untuk menyampaikan kekayaan iman bangsa pilihan Allah ini kepada generasi baru.  Pusat pendidikan agama terletak pada keluarga, terutama ayah yang bertanggung jawab dalam pendidikan agama pada keluarganya.[2]

Dalam Ulangan 6:4-9, kita memperoleh prinsip-prinsip mengajar yaitu:
(a)      Pusat pengajaran yaitu tentang satu TUHAN, Allah kita (Ul. 6:4) tentang monoteisme yaitu beribadah dan menyembah pada satu TUHAN saja.
(b)     Isi pengajaran yaitu ketetapan dan peraturan disimpulkan dengan perwujudan “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ul. 6:5). Inilah juga tujuan terutama pengajaran-Nya.
(c)      Cara mengajar adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Israel atau orang tua (ayah sebagai Kepala keluarga) untuk mengajarkan secara terus-menerus (setiap waktu)  tentang perintah Allah, sejarah adanya umat Israel, sepuluh Hukum Taurat dan aturan-aturan Taurat kepada anak-anaknya sewaktu berkumpul di rumah, di kamar tidur pada saat mau tidur dan bangun dan di perjalanan. Baik pendidik (ayah) maupun murid (anak) terus menerus menerima pengajaran tentang TUHAN, (Ul. 6:6-7). Pengajaran ini dilakukan setiap hari. Untuk belajar itu tidak mengenal waktu,usia dan gender.
(d) Implementasikan ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari dalam sikap, perbuatan dan pikiran  serta identitas diri bahwa kita adalah umat Allah (Ul. 8-9). Tujuan pengajaran adalah agar setiap orang melakukan perintah Allah dan takut akan TUHAN, Allah.


[1] B.S. Sidjabat, Menjadi Guru Profesional: Sebuah Perspektif Kristiani (Bandung: Kalam Hidup, 2000), 12.
[2] Paulus Lilik Kristianto,  Prinsip & Praktik Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2006),  9-10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar