Tema Khotbah : Strategi iblis dalam
Mencobai Ayub
Tanggal : 08 Maret 2015
Nats : Ayub 1:6-19;2:1-9
Tujuan : Mengajarkan jemaat tentang pencobaan yang
dialami Ayub yang dilakukan oleh Iblis yang terjadi dalam konteks kedaulatan
Allah sehingga jemaat dapat bertahan dalam pencobaan dan keluar sebagai
pemenang
Kedaulatan
Allah berarti bahwa Dia melaksanakan hak-Nya untuk melakukan apa yang
disukai-Nya atas ciptaan-Nya.[1]
Allah melakukan apa yang dikehendaki-Nya hanya karena semuanya adalah
milik-Nya. Allah adalah penyebab atau memperkenankan terjadinya segala sesuatu
baik yang ada di surga maupun yang ada di bumi.
Mengapa
kita perlu mengetahui strategi iblis dalam mencobai Ayub? Hal ini bukan berarti
iblis dapat mengalahkan Ayub, tetapi kita dapat melihat respon Ayub ketika
pencobaan itu datang kepadanya. Dalam hal ini iblis datang kepada Ayub dengan
berbagai dakwaan dan hal itu diketahui Allah dan Allah sendiri mengizinkan
iblis untuk mencobai Ayub. Hal yang menarik ada pesan Allah bagi iblis untuk
tidak menyentuh nyawa Ayub (Ayub 2:6). Apa saja strategi iblis dalam mencobai
Ayub? Ada tiga strategi iblis yang sekiranya dalam kisah Ayub ini yaitu:
Pertama,mendakwa Ayub di hadapan Allah. Kesempatan
besar yang diberikan oleh Allah kepada Iblis untuk datang ke hadapan-Nya tidak
begitu saja disia-siakan oleh sang pendakwa itu. Dalam Ayub 1 dan 2,
diungkapkan bahwa kedatangan Iblis menghadap Allah terjadi sebanyak dua kali,
yaitu kedatangan yang pertama pada Ayub 1:6-13, dan kedatangan yang kedua
pada Ayub 2:1-6.
Kedua, mendatangkan penyakit (Ayub 2:7). “Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu
ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu
kepalanya.” Pekerjaan Iblis tidak sampai pada mengambil semua milik Ayub.
Dengan kuasanya ia kemudian mendatangkan penyakit barah yang busuk dari telapak
kaki sampai ke batu kepala Ayub (2:7). Ketiga, bujukan melalui orang terdekat. Maka berkatalah isterinya
kepadanya: “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan
matilah!” Memanfaatkan kesempatan dari situasi yang kacau dan yang sangat
emosional, Iblis dengan perantaraan istrinya, mencoba untuk menggoyahkan iman
Ayub dengan menyuruhnya untuk mengutuki Allah (2: 9 bnd. 1:11; 2:5).[2]
[2] Irvin Tolanda dan Peniel Maiaweng, Kedaulatan Allah Atas Iblis Berdasarkan
Kitab Ayub Pasal 1 dan 2 Serta Relevansinya Dalam Kehidupan Orang Percaya (Makassar:
Jurna Teologi dan Pastoral Jaffray Vol. 9, No. 2, Oktober 2011), 64-68.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar