Good News

Rabu, 12 November 2014

Strategi iblis dalam Mencobai Ayub By Hengki Wijaya



Tema Khotbah     :  Strategi iblis dalam Mencobai Ayub
Tanggal                :  08 Maret  2015
Nats                     :  Ayub 1:6-19;2:1-9
Tujuan                 :  Mengajarkan jemaat tentang pencobaan yang dialami Ayub yang dilakukan oleh Iblis yang terjadi dalam konteks kedaulatan Allah sehingga jemaat dapat bertahan dalam pencobaan dan keluar sebagai pemenang

Kedaulatan Allah berarti bahwa Dia melaksanakan hak-Nya untuk melakukan apa yang disukai-Nya atas ciptaan-Nya.[1] Allah melakukan apa yang dikehendaki-Nya hanya karena semuanya adalah milik-Nya. Allah adalah penyebab atau memperkenankan terjadinya segala sesuatu baik yang ada di surga maupun yang ada di bumi.

Mengapa kita perlu mengetahui strategi iblis dalam mencobai Ayub? Hal ini bukan berarti iblis dapat mengalahkan Ayub, tetapi kita dapat melihat respon Ayub ketika pencobaan itu datang kepadanya. Dalam hal ini iblis datang kepada Ayub dengan berbagai dakwaan dan hal itu diketahui Allah dan Allah sendiri mengizinkan iblis untuk mencobai Ayub. Hal yang menarik ada pesan Allah bagi iblis untuk tidak menyentuh nyawa Ayub (Ayub 2:6). Apa saja strategi iblis dalam mencobai Ayub? Ada tiga strategi iblis yang sekiranya dalam kisah Ayub ini yaitu:
Pertama,mendakwa Ayub di hadapan Allah. Kesempatan besar yang diberikan oleh Allah kepada Iblis untuk datang ke hadapan-Nya tidak begitu saja disia-siakan oleh sang pendakwa itu. Dalam Ayub 1 dan 2, diungkapkan bahwa kedatangan Iblis menghadap Allah terjadi sebanyak dua kali, yaitu kedatangan yang pertama pada Ayub 1:6-13, dan kedatangan yang kedua pada Ayub 2:1-6.
Kedua, mendatangkan penyakit (Ayub 2:7). “Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.” Pekerjaan Iblis tidak sampai pada mengambil semua milik Ayub. Dengan kuasanya ia kemudian mendatangkan penyakit barah yang busuk dari telapak kaki sampai ke batu kepala Ayub (2:7). Ketiga, bujukan melalui orang terdekat. Maka berkatalah isterinya kepadanya: “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” Memanfaatkan kesempatan dari situasi yang kacau dan yang sangat emosional, Iblis dengan perantaraan istrinya, mencoba untuk menggoyahkan iman Ayub dengan menyuruhnya untuk mengutuki Allah (2: 9 bnd. 1:11; 2:5).[2]


[1] Tony Evans, Teologi Allah Allah Kita Maha Agung (Malang: gandum Mas, 1999), 107.
[2]  Irvin Tolanda dan Peniel Maiaweng, Kedaulatan Allah Atas Iblis Berdasarkan Kitab Ayub Pasal 1 dan 2 Serta Relevansinya Dalam Kehidupan Orang Percaya (Makassar: Jurna Teologi dan Pastoral Jaffray Vol. 9, No. 2, Oktober 2011), 64-68.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar