Tema Khotbah : Kristus Mati dan
Bangkit Bagimu
Tanggal : 05 Mei 2013
Nats : Matius 27:45-56
Tujuan : mengajarkan jemaat tentang makna Paskah bagi
orang percaya supaya jemaat menghargai pengorbanan Yesus yang mati di atas kayu
salib dan bangkit untuk menyatakan kemuliaan-Nya
Kata “paskah” yang sudah dikenal luas
dalam agama Kristen berakar dari bahasa Ibrani pesah atau pasha. Secara
literal kata ini berarti “lewat” atau “lalu”. Bagi masyarakat Yahudi, perayaan
paskah adalah perayaan agamawi yang biasa dirayakan setiap tahun untuk
memeringati “lewatnya” malaikat maut yang membunuh semua anak sulung orang
Mesir. Maka dapat dipahami bahwa perayaan Paskah Yahudi tidak dapat dipisahkan
dari peristiwa pencurahan darah Anak Domba. Dalam bahasa Yunani paskho yaitu kata kerja yang berarti
“menderita”. Dengan demikian, perayaan paskah Kristen berkaitan erat dengan “penderitaan”
Kristus (1 Petrus 1:18,19). Dengan memerhatikan teks dalam Injil Matius
27:45-56, kita menemukan beberapa makana Paskah bagi orang percaya:
Pertama,
Paskah menciptakan perdamaian (27:45-50).
Dalam keadaan terpisah dari Allah, Allah sendiri menunjukkan kasih-Nya kepada
manusia dengan cara “Dia yang tidak mengenal dosa telah dijadikan dosa ganti kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan Allah” (2 Kor. 5:21). Kedua,
Paskah menciptakan persekutuan (ay. 51).
Keberadaan tabir dalam Bait Allah
menggambarkan ketidaklayakan manusia menghampiri Allah. Allah yang Maha Suci
tidak mungkin bersekutu dengan manusia yang berdosa. Matius menulis: “Dan
lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dari atas sampai ke bawah” (ay. 51). Paskah
telah merobek tirai pemisah antara Allah dengan manusia. Paskah memungkinkan
manusia bersekutu kembali dengan Allah (Ibrani 10:19-20). Ketiga, Paskah menciptakan
kehidupan (ay. 52-53). Makna peristiwa yang diungkapkan dalam ayat 52 dan
53 adalah bahwa dengan kejadian ini Allah menyatakan bahwa kematian Yesus
sebagai Anak Domba Paskah akan menjadi jaminan bagi kebangkitan orang yang
percaya kepada-Nya (orang-orang kudus). Melalui peristiwa Paskah ini Allah
mendemonstrasikan kasih-Nya dengan cara menyalibkan Kristus sampai mati sebagai
ganti kita, sehingga kita memeroleh kehidupan yang kekal. Keempat, Paskah menciptakan
keyakinan (ay. 54). Jauh sebelumnya Yesus sendiri telah berkata: “Apabila
Aku dinaikkan dari atas bumi, Aku akan menarik orang datang kepada-Ku” (bdg.
Yoh 3:14-15). [1]
[1] Maurits Silalahi, Siraman Rohani: Kumpulan Khotbah Ekspositori
(Makassar: Lembaga Penerbitan STT Jaffray, 2007), 30-33. Penulis mengadaptasi
kembali pemikiran Maurits Silalahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar