Good News

Rabu, 12 November 2014

Kristus Mati dan Bangkit Bagimu By Hengki Wijaya



Tema Khotbah     :  Kristus Mati dan Bangkit Bagimu
Tanggal                :  05 Mei 2013
Nats                     :  Matius 27:45-56
Tujuan                 :  mengajarkan jemaat tentang makna Paskah bagi orang percaya supaya jemaat menghargai pengorbanan Yesus yang mati di atas kayu salib dan bangkit untuk menyatakan kemuliaan-Nya

Kata “paskah” yang sudah dikenal luas dalam agama Kristen berakar dari bahasa Ibrani pesah atau pasha. Secara literal kata ini berarti “lewat” atau “lalu”. Bagi masyarakat Yahudi, perayaan paskah adalah perayaan agamawi yang biasa dirayakan setiap tahun untuk memeringati “lewatnya” malaikat maut yang membunuh semua anak sulung orang Mesir. Maka dapat dipahami bahwa perayaan Paskah Yahudi tidak dapat dipisahkan dari peristiwa pencurahan darah Anak Domba. Dalam bahasa Yunani paskho yaitu kata kerja yang berarti “menderita”. Dengan demikian, perayaan paskah Kristen berkaitan erat dengan “penderitaan” Kristus (1 Petrus 1:18,19). Dengan memerhatikan teks dalam Injil Matius 27:45-56, kita menemukan beberapa makana Paskah bagi orang percaya:

            Pertama, Paskah menciptakan perdamaian (27:45-50). Dalam keadaan terpisah dari Allah, Allah sendiri menunjukkan kasih-Nya kepada manusia dengan cara “Dia yang tidak mengenal dosa telah dijadikan dosa ganti kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan Allah” (2 Kor. 5:21). Kedua, Paskah menciptakan persekutuan (ay. 51). Keberadaan tabir dalam Bait Allah menggambarkan ketidaklayakan manusia menghampiri Allah. Allah yang Maha Suci tidak mungkin bersekutu dengan manusia yang berdosa. Matius menulis: “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dari atas sampai ke bawah” (ay. 51). Paskah telah merobek tirai pemisah antara Allah dengan manusia. Paskah memungkinkan manusia bersekutu kembali dengan Allah (Ibrani 10:19-20). Ketiga, Paskah menciptakan kehidupan (ay. 52-53). Makna peristiwa yang diungkapkan dalam ayat 52 dan 53 adalah bahwa dengan kejadian ini Allah menyatakan bahwa kematian Yesus sebagai Anak Domba Paskah akan menjadi jaminan bagi kebangkitan orang yang percaya kepada-Nya (orang-orang kudus). Melalui peristiwa Paskah ini Allah mendemonstrasikan kasih-Nya dengan cara menyalibkan Kristus sampai mati sebagai ganti kita, sehingga kita memeroleh kehidupan yang kekal. Keempat, Paskah menciptakan keyakinan (ay. 54). Jauh sebelumnya Yesus sendiri telah berkata: “Apabila Aku dinaikkan dari atas bumi, Aku akan menarik orang datang kepada-Ku” (bdg. Yoh 3:14-15).  [1]


[1] Maurits Silalahi, Siraman Rohani: Kumpulan Khotbah Ekspositori (Makassar: Lembaga Penerbitan STT Jaffray, 2007), 30-33. Penulis mengadaptasi kembali pemikiran Maurits Silalahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar