Tema Khotbah : Menjadi Alat yang Mulia
Tanggal : 08
September 2015
Nats : 2 Timotius 2:14-26
Tujuan : mengajarkan jemaat tentang bagaimana menjadi
alat yang mulia di hadapan Allah supaya jemaat memuliakan Allah
Dalam nats 2 Timotius
2:14-26ini
Paulus menasihatkan kepada Timotius bahwa dia tidak menginginkan hanya sekedar
alat, atau bejana dalam tangan Tuhan, melainkan supaya menjadi bejana yang
mulia. Paulus mengemukakan bahwa untuk menjadi bejana yang mulia, ada kriteria
tertentu yang harus dipenuhi:
I.
Layak
dalam pandangan Allah (ay. 15)
Apa
arti kata “layak” di sini? Kata ini berarti mentest, menguji dan membuktikan (approve-KJV). Dalam bentuk kata benda
berarti: ujian, testing, pembuktian
dan uji coba. Paulus menganjurkan supaya Timotius memperhadapkan dirinya layak
di hadapan Tuhan. Menurut hemat Paulus, seorang yang layak di hadapan Tuhan adalah seorang yang telah lulus ujian dan menunjukkan dirinya sejati,
asli dan murni di hadapan Tuhan. Dan orang yang sudah lulus ujian ini akan
menjadi seorang pelayan yang tidak dapat dipermalukan
atau sebagai seorang pelayan yang tidak ada alas an untuk dipermalukan.
Selanjutnya untuk layak dihadapan Tuhan adalah seorang yang berterus terang memberitakan perkataan
kebenaran. Ungkapan ini sebenarnya berkembang dari kata orthotomein artinya membagi sama rata, memotong secara tepat.
Paulus meminjam istilah ini dengan maksud supaya Timotius mampu memberitakan Firman Tuhan secara tepat dalam hal analisis, tafsir
dan penerapannya.
II.
Berguna
dalam tangan Allah (ay. 21)
Selain kehidupan kita layak di hadapan
Tuhan (ay. 15), namun juga harus berguna di hadapan Tuhan (ay. 21). Untuk
berguna dipakai Allah, ada beberapan hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1) suci dalam kehidupan (ay. 21-24). Paulus
menekankan beberapa hal dalam kekudusan yaitu menjauhkan diri dari nafsu orang
muda, keinginan yang tak terkendali, menghindarkan diri dari soal-soal yang
dicari-cari, melakukan hal-hal yang bodoh. Sebaiknya kita mengejar keadilan dan
buah-buah Roh; 2) terampil dalam
pelayanan (ay. 24). Paulus
berkata bahwa seorang hamba Tuhan harus cakap mengajar dan terampil untuk
membimbing orang kepada kesadaran dan pertobatan (ay. 25-26).[1]
[1] Maurits Silalahi, Siraman Rohani: Kumpulan Khotbah Ekspositori
(Makassar: Lembaga Penerbitan STT Jaffray, 2007), 45-49.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar