INTERAKSI
BUKU : MANAJEMEN: Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pemimpin Kristen
PENULIS : DR. YAKOB TOMATALA, M.
Div., M.I.S., M.A., D. Miss.
PENERBIT :
YT Leadership Foundation
TAHUN
TERBIT : 2003 Cetakan Pertama
TEBAL
BUKU : 14 x 21 cm, 103 halaman
By Hengki Wijaya
Pasti 1 PASTIKAN
BAHWA ANDA MENGENAL DIRI SENDIRI DENGAN BAIK
Istilah “menanggalkan kacamata kuda”
berarti menanggalkan memercayai ASUMSI yang bukan fakta. Asumsi yang diciptakan
oleh orang lain dan diri sendiri yang sudah dianggap benar, sehingga cenderung
membelenggu diri. Kecenderungan ini akan berakibat pada sikap pesimistis dan
kehilangan semangat juang untuk maju dan bertumbuh. Keadaan ini menyebabkan
diri menjadi terpojok dan beranggapan bahwa sukses hanya milik orang tertentu
saja.
Latar belakang hidup banyak dipengaruhi
oleh masa kanak-kanak dominan yang tanpa disadari menjadi kebiasaan yang
terbawa ketika beranjak dewasa. Hal yang pertama yang dapat dilakukan adalah berdamailah
dengan diri Anda sendiri dan mengenali perasaan masa kanak-kanak dominan dengan
phobia masa dewasa yang dominan.[1]
Berdamai berarti menyadari kesalahan masa lalu dan bangkit dari masa lalu.
Dalam hal ini respon yang tepat terhadap masa lalu, yaitu jangan masa lalu
menghalangi kemajuan kita.
Untuk menangani sikap terhadap “masa
lalu” maka kita perlu mengalami transformasi dan restorasi kehidupan dari Allah
menjadi “manusia baru” (2 Korintus 5:17).[2]
Sikap kita terhadap “masa lalu” tentulah tidak dapat dilupakan namun respon
kita terhadap masa lalu haruslah positif dan melihat ke “masa depan” (Filipi
3:13). Mengenal diri kita bahwa kita adalah milik Allah (Roma 8:16-17) dan
berpikir seperti pola pikir Allah (Roma 12:1-2) sangat membantu kita untuk
fokus bagi pengembangan diri kita.
Pasti 2 ANCANGAN DASAR BAGI MANAJEMEN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEPEMIMPINAN KRISTEN
Dalam menata fokus formatif pengembangan
diri pemimpin dibutuhkan tiga fokus formatif antara lain: formasi rohani
(karakter, integritas dan komitmen tinggi), formasi pelayanan (pengetahuan,
kapasitas tinggi) dan formasi strategis (keterampilan, kapabilitas tinggi).
Kepemimpinan itu ditegaskan bahwa Kristus adalah pusat.[3]
Ketiga fokus ini berhubungan erat satu dengan yang lainnya dengan pusat adalah
Kristus sendiri. Ketiga fokus formatif ini menghasilkan sikap positif yang akhirnya menjadi kebiasaan positif dan selanjutnya kinerja positif dan menemukan
hakikat diri. Formasi rohani melalui
kebenaran Allah dan disiplin rohani menghasilkan sikap yang benar yang terus
menerus dilakukan akan menjadi kebiasaan rohani (gaya hidup rohani) yang
berdampak pada tindakan rohani. Dalam kebenaran Allah untuk menjadi pemimpin
kompetensi harus menanggalkan manusia lama dan menjadi manusia baru (Efesus 4:22-24;
2 Korintus 5:17). Andrias Harefa sebagai seorang Mindset theraphist menjelaskan untuk menjadi kebiasaan yang positif
maka dibutuhkan penyadaran akan
kebiasaan yang negatif dan pembelajaran akan
yang positif dan pembiasaan yang
positif dan Allah sebagai Pencipta segala sesuatu artinya sebagai pusat
pembelajaran manusia untuk menjadi pemimpin.[4]
Tiga faktor penentu pengembangan yaitu
pemrosesan, pola responsi dan analisis waktu saling berhubungan dalam
menentukan seorang pemimpin kompeten. Apabila salah satu faktor mengalami
hambatan maka faktor yang lain juga mengalami hambatan. Sebagai contoh seorang
bakal pemimpin tidak mau mengalami pemrosesan oleh Tuhan maka responsinya
negatif maka analisis waktu melaju dengan lambat.[5] Apabila
ketiga faktor itu berjalan dengan seim,bang maka seorang pemimpin dapat
mewujudkan “finishing well”.
Pasti 3 STRATEGI
MANAJEMEN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PEMIMPIN KRISTEN
Ada tiga prinsip pengembangan Sumber
Daya Manusia bagi diri yaitu: Prinsip
pertama, Pemimpin yang baik hanya dapat dihidupi. Anda dapat menjadi
pemimpin yang baik apabila anda mengerjakannya, yang dimulai dari diri sendiri.
Pertama, pembentukan dan pematangan karakter dengan sasaran menjadi pemimpin
seperti Yesus Kristus yang ditandai oleh sikap moral dan etis yang tinggi. Kedua, pembentukan dan pengembangan pengetahuan sehingga menjadi luas dan
dalam (komprehensif) serta khas lebih, karena anda hanya dapat mengerjakannya
apa saja yang dapat anda mengerti dan pahami. Ketiga, pembentukan dan pemantapan keahlian atau keterampilan. Anda
akan dapat menjadi pemimpin kompeten dengan menempatkan diri pada proses perkembangan
menjadi pemimpin yang baik, dengan menjalani proses “pembiasaan hidup” yaitu
mengembangkan kebiasaan, sikap dan perilaku.[6]
Prinsip
kedua,
Perkembangan diri seorang pemimpin adalah pemberian anugerah dari Allah yang
harus dibuktikan dengan tanggung jawab memilih untuk berkembang. Anda dapat berkembang ke batas cakrawala
karena Allah menghendakinya dan anda bertaggung jawab untuk membuat pilihan
bijak yang membuktikan bahwa Anda mau berkembang. Variabel karakter,
pengetahuan dan keterampilan harus dilatih melalui proses pembiasaan yang
bertujuan membentuk kebiasaan, sikap dan perilaku pemimpim yang baik dan
sukses. [7] Prinsip
ketiga, Pemimpin yang baik dapat berkembang mulai dari mana ia ada dan
berada, kearah mana yang ia kehendaki untuk menjadi/berada kemudian. “Tidak ada
yang dapat melarang anda untuk berpikir sedalam laut dan setinggi langit atau
sesempit korek api! Kemajuan adalah “pilihan berpikir” anda dan ini merupakan
hak istimewa bagi anda.” Menjadi pemimpin adalah hak saya dan pilihanku (Roma
12:1-2).
Pasti 4 TETAPKAN ARAH PERKEMBANGAN DIRI ANDA
YANG
BERSINAMBUNGAN
Dalam upaya menetapkan Ancang
Pengembangan Diri Anda yang diharapkan terjadi secara bersinambung (terus-menerus),
maka Anda perlu mempertimbangkan untuk mengembangkan langkah-langkah penting
berikut: 1) Life Long Focus ini dapat
merupakan penerusan dari apa yang telah Anda tetapkan sebelumnya, atau Anda
dapat menetapkan fokus kehidupan seumur hidup lainnya; 2) Life Long Learning Attitude. Sikap Belajar Sepanjang Hidup ini akan
sangat berperan menopang “sikap terbuka” yang akan membawa perubahan kearah
kemajuan; 3) Life long Leadership
Excellency. Kembangkanlah ekselensi dalam hubungan kepercayaan yang akan
terus meneguhkan leadership power
yang ada pada Anda; 4) Life Long
Leadership Imparting. Salah satu prinsip untuk mengembangkan
pemimpin-pemimpin baru untuk masa depan.[8] Fokus
berarti memandang kepada Tuhan dengan tetap berpedoman dengan visi dan misi
seumur hidup. Sikap pembelajar berarti mau mengalami proses pembelajaran.
Proses pembelajaran adalah mengubah manusia dari tidak bisa menjadi bisa,
dari tidak mampu menjadi berkemampuan.
Proses pembelajaran menggerakkan dari sadar
tak kompeten menjadi sadar kompeten. Dan
terakhir proses pembiasaan atau pembatinan di mana manusia menjadi
taksadar-kompeten. Artinya, dalam soal yang sudah ia kuasai itu sudah mahir,
menjadi professional dalam arti sesungguhnya. Seperti kepemimpinan itu bagaikan
manusia yang bernafas, otomatis saja terjadi. [9]
Guna mengembangkan pemimpin baru maka
ada dua hal yang berkenaan dengan peneguhan perjalanan kepemimpinan Anda ke
akhir secara baik. Satu, rekrutmen, seleksi
dan pelatihan kepemimpinan baru; Dua, meneruskan tongkat estafet kepemimpinan. [10]
Pasti 5 IDENTIFIKASI PROFIL KEPEMIMPINAN ANDA
Karakter yang diuji adalah ketaatan,
kasih, ketulusan, kesucian, kesabaran, kebaikan, kerajinan dan pengabdian
kepada Allah. Untuk pengetahuan yang diuji adalah berkisar intelektual yaitu
kemampuan dan ketajaman berpikir. Keterampilan individu diuji meliputi
keterampilan sosial (hubungan dan sikap berhubungan) dan keterampilan teknis
dalam organisasi dn manajemen.[11]
Saya mengutip istilah Yakob Tomatala untuk menggambarkan kesatuan ketiga fokus
formatif yaitu karakter entrepreneur yang menunjuk kepada adanya nilai
entrepreneur yaitu antara lain: Berani
berpikir unggul; berani bersikap
unggul dengan menangkap peluang; dan berani bertindak
dengan kepiawaian merekayasa cara (yang menggunakan strategi dan taktik)
unggul.[12]
Pemimpin yang baik dan sukses bernyawa
dua dimana ia dapat hidup seribu tahun, ia berotak dua dimana ia akan selalu di
depan lebih dua langkah dari orang lain, ia berkaki empat dimana ia lebih giat
dalam upaya dari siapa pun, dan ia bertangan empat, dimana ia bekerja lebih
baik serta lebih keras dari siapa pun di sekitarnya! Ini manusia langka!.[13]
Pernyataan diatas menyatakan untuk menjadi pemimpin yang unggul di hadapan
Allah maka Anda harus siap membayar harga untuk berbeda dengan apa yang biasa
dilakukan kebanyakan pemimpin. Lihatlah kehidupan Musa dan penerusnya Yosua
dalam memimpin bangsa Israel keluar dari Mesisr dan masuk ke tanah perjanjian.
Hukum kepemimpinan: Jadilah orang yang paling banyak memiliki pengetahuan, keterampilan dan menjadi
orang yang paling dihargai di bidang
Anda. Jadilah orang yang paling baik
di bidang Anda. Berusahalah untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.[14]
[1] Yakob Tomatala, MANAJEMEN: Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemimpin Kristen (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003), 11-12.
[2] Yakob Tomatala, 15.
[3] Yakob Tomatala, MANAJEMEN: Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemimpin Kristen (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003), 38-39.
[4] Andrias Harefa “Mindset Theraphy Tanggalkan
Manusia Lama Kita” dalam Majalah
Inspirasi Indonesia (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2010), 56-57.
[5] Yakob Tomatala, 41.
[6] Yakob Tomatala, MANAJEMEN: Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemimpin Kristen (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003), 54-55.
[7] Yakob Tomatala, 57-59.
[8] Yakob Tomatala, 67-71.
[9] Andrias Harefa “Mindset Theraphy
Tanggalkan Manusia Lama Kita” dalam Majalah
Inspirasi Indonesia (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2010), 57.
[10] Yakob Tomatala, 72.
[11] Yakob Tomatala, MANAJEMEN: Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemimpin Kristen (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003), 81-84.
[12] Yakob Tomatala, Dr. Marthin Billa: Pemimpin Visioner Transformator Futuristik
(Jakarta: YT Leadership Foundation, 2012), 96.
[13] Yakob Tomatala, MANAJEMEN: Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemimpin Kristen, 94.
[14] Ellies Sutrisna, “Strive for
Excellence Gapailah Kesempurnaan” dalam Majalah
Inspirasi Indonesia (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2010), 60-61.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar