Good News

Jumat, 30 Desember 2016

Memasuki tahun baru 2017 oleh Hengki Wijaya

Bagi saya memasuki tahun baru bukanlah merayakannya seperti kebanyakan orang. Beda sedikit atau banyak itu diperlukan untuk mengubah pola pikir kita. Malam tahun baru sebaiknya kita ada dalam suasana doa. Memang doanya tidak hanya mau tahun baru saja tetapi anytime. Tetapi penting untuk diketahui bahwa sesuatu yang baru akan timbul di saat atahun yang baru saudara/i sekalian. Jadi ini pilihan bagi Anda untuk memulai sesuatu yang baru dari Tuhan dan bukan dari kita. Semangat baru katanya... berarti kita ada untuk melakukan sesuatu yang berbeda di tahun yang baru. Harapan yang banyak diberikan kepada Tuhan dan tentunya segenap hati kita kepada Tuhan. Banyak godaan dan ujian harusnya dilalui bersama Tuhan. dan iman kepada Tuhan bahwa tahun 2017 adalah tahun kemenangan dan tahun yang lebih lagi dengan kemurahan Tuhan (favor of God) dan Grace abound us in 2017. Terima kasih kepada Tuhan atas keluarga baru (Hengki dan Tabita) dan juga keluarga yang sangat baru dan baik di tahun 2017. Semua kasih, harap dan iman ditaruhkan kepada Tuhan dan akhirnya segala kemuliaan, hormat dan pujian diberikan hanya kepada Tuhan saja. Amin

Renungan Akhir Tahun 2016 Oleh Daniel Ronda


Tak terasa waktu sudah menghentar kita pada penghujung hari di tahun 2016. Banyak suka dan duka sudah dilalui, senang dan susah, gembira dan sedih, solusi dan masalah, keyakinan dan kehawatiran datang silih berganti bak gelombang laut tiada berpenghujung. Namun tetap sahaja penyertaan Tuhan itu sempurna buat setiap orang yang percaya dan berharap kepadaNya.

Tak ada yang dapat dikatakan selain syukur atas perlindungan buat diri, keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara yang sampai hari ini masih dapat berjalan dengan baik. Gonjang-ganjing di sekitar politik, SARA dan masalah bangsa yang bertemu dengan media baru yaitu dunia digital menjadikan waktu, tenaga dan bahkan spiritualitas dipengaruhi berita-berita dalam media sosial. Walaupun bangsa ini masih berjalan dengan baik, maka tetap ada tanggung jawab moral setiap anak bangsa untuk menjaga negeri ini. Maka ada beberapa perenungan akhir tahun yang dapat menjadi tuntunan dalam langkah-langkah memasuki tahun 2017:

1. Ketika media sosial gegap gempita dengan berita yang sangat sensitif hendaknya setiap orang percaya cerdas memisahkan mana berita benar dan mana yang bohong (hoax). Jangan sembarangan menyebarkan kebohongan sekalipun itu kelihatan “menguntungkan” bagi di pihak yang sama. Umat harus cerdas dan tidak membagikan kebohongan.

2. Spiritualitas yaitu hubungan dengan Tuhan itu paling penting. Jangan sampai media sosial sudah memenuhi otak dan hati kita sejak pagi sampai malam sehingga lupa untuk merenungkan kebenaran Firman Tuhan dan menerapkannya bagi diri dan keluarga. Sungguh berharap tradisi berdoa dan merenungkan Firman Tuhan tidak hilang dalam kehidupan orang percaya.

3. Gunakan media sosial yang dimiliki untuk menyebarkan kebaikan dan cinta kasih kepada sesama. Cerna berita bohong dan lawan kebohongan media jika Anda paham akan duduk persoalannya atau ahli di bidangnya. Jangan dibiarkan semena-mena jari-jari orang jahat, tapi lakukan perlawanan dengan cerdas dan tidak menggunakan kalimat sumpah serapah dalam membelanya. Jangan asal sembarang ketik dan bagikan, jika tak paham cari orang-orang baik dan ahli di bidangnya dan bagikan (share) pandangan-pandangan baiknya. Jari kita itu untuk memuliakan Tuhan.

4. Jangan pernah melawan negara hanya karena keyakinan politik yang berbeda dengan orang-orang yang sedang memimpin negeri ini. Silakan umat berpolitik, tapi jangan gunakan SARA atau simbol negara termasuk uang negara “dihancurkan” karena tidak suka dengan pemimpin. Gunakan kritik tapi tidak dengan fitnah.

Akhirnya, jangan biarkan media sosial menjadi candu kehidupan. Ada banyak masalah di depan yang perlu diselesaikan. Keluarga sebagai tempat pertama menjaga anak-anak harus diperkuat. Gereja harus bangkit dalam strategi pelayanan dan tidak monoton dengan yang lalu-lalu. Pemimpin umat harus segera menyadari dampak sekulerisasi pada dirinya sehingga kosa katanya tidak lagi kasih dan pengorbanan tapi mengejar materi. Itu harus diwaspadai sekalipun hamba Tuhan, karena pelayanan kerap kali sudah dibungkus dengan nafsu materialisme. Setiap pemimpin harus kembali kepada tugas utamanya menjadi orang yang ahli dalam Alkitab dan bukan ahli dalam mengulas berita politik dan sepakbola atau olahraga lainnya. Dia harus menjadi pendoa syafaat bagi umat dan terlibat dalam pelayanan kasih kepada umat dan masyarakat.

Masalah tentu masih banyak di depan, karena selama kehidupan ada maka pergumulan itu tiada ujungnya. Walaupun demikian kasih setia Tuhan itu baik adanya bagi tiap kita yang percaya. Maka ini titipan ayat untuk memasuki tahun baru:

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.
(Habakuk 3:17-19)

Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:22-23).


Selamat memasuki tahun 2017. Tuhan menyertai kita semua! (DR)

Rabu, 28 Desember 2016

Sambutan Ketua untuk Reuni Akbar 85 Tahun STT Jaffray

Sambutan Ketua
Pimpinan STT Jaffray Makassar menyambut baik pelaksanaan Reuni Akbar yang ke 3 dan sekaligus merayakan ulang tahun yang ke 85.  Kegiatan ini kiranya memberi manfaat bagi almamater untuk pengembangan STT Jaffray di waktu mendatang.
Memasuki usia ke 85 tahun, STT Jaffray Makassar memfokuskan diri pada pelayanan misi.  Hal ini mengingatkan para alumni tentang salah satu fokus pelayanan Robert Alexander Jaffray selaku pendiri STT Jaffray, yaitu penginjilan. 
Reuni Akbar ke 3 kiranya menjadi titik tolak pengembangan program misi untuk dilaksanakan secara berkesinambungan dalam upaya penggenapan Amanat Agung Yesus Kristus.  Para alumni akan memiliki komitmen untuk bermisi di tempat pelayanan masing-masing.  Para alumni juga diharapkan berkomitmen untuk mendukung semua program misi STT Jaffray Makassar untuk penjangkauan jiwa-jiwa yang belum diselamatkan di dalam dan luar negeri melalui doa, dana, dan keterlibatan secara langsung.
Pimpinan STT Jaffray mengucapkan terima kasih kepada panitia Reuni Akbar ke 3 yang telah berupaya dengan berbagai cara untuk menyukseskan Reuni Akbar ke 3. Tuhan memberkati saudara-saudara.

Makassar,  Januari 2017
Ketua,                

Pdt. Dr. Peniel Maiaweng



Kamis, 22 Desember 2016

Deman Tolelot lagi Viral dan disenangi

Tulisan Hengki Wijaya
Mendengar kata tolelot tentunya tidak dapat langsung dimengerti dan setelah mendapat informasinya barulah kita mengerti bahwa itu sura klakson bis. Ini menjadi sangat membumi di medsos karena dijadikan hal yang menyenangkan oleh anak-anak dan remaja serta orang dewasa dan bahkan dibuatkan videonya dan dibagikan. Sura klakson bis yang unik nan merdu membuat orang untuk sengan mendengarnya. Ini buka pertama kali ada suara klakson demikian. Bahkan ada suara klakson yang bisa dikatakan memberikan makna. Saya pernah dengar suara klakson yang memberikan makna "gajah duduk" setelah mendengarnya berkali=kali atau diulang-ulangi.

Dari sisi lain saya melihat bahwa remaja kita ini sudah bosan dengan hal-hal yang berbau politik, menyesatkan dan hal-hal yang serius. Mereka sudah mengalaminya di bangku sekolah hal-hal yang serius. Bila dulunya ada Stand Comedy, atau ada begal (sisi negatif) dan kini ada mainan baru seperti pokemon/game. Menurut saya bunyi klakson ini pun adalah mainan baru yang merdu nan gratis. Kalau yang lainnya penuh risiko yang ini pun tentunya ada risiko yaitu kecelakaan lalu lintas bila tidak berhati-hati. Masa kecil yang terhilang akahirnya dihibur dengan tolelot om. Dipelintir toleran om. Terima kasih bangsaku karena ada-ada saja yang dapat membuat bangsa ini terhibur...

Khotbah Kemurahan Hati (Lukas 27-35) oleh Hengki Wijaya

Sebelumnya Yesus memberikan ucapan bahagia dan kecaman (peringatan) yang memberikan perbedaan antara orang-orang kaya yang diwakili para ahli taurat dan Farisi dan orang-orang miskin yang diwakili oleh orang miskin secara jasmani, sakit dan tak berpengharapan. Namun di ayat 27 Yesus menegaskan kepada yang mau mendengar diri-Nya berarti bisa dikatakan itulah murid-Nya. Jelas ini diperuntukkan kepada murid-Nya. Lalu Yesus mengajarkan kemurahan hati Bapa dengan memberitahukan bagaimana seharusnya murid-Nya bersikap ketika ada penderitaan ataupun kejahatan dan hal yang tidak menyenangkan datang kepada kita (murid-murid). Dapat disimpulkan bahwa secara pribadi kita harus mengasihi orang lain yang sekalipun mereka jahat atau tidak baik kepada kita. Apapun yang orang lain lakukan kepada kita jelas Yesus mengatakan bermurah hatilah. Dalam hal apa kita bermurah hati adalah dalam memberi kepada orang lain sekalipun dia jahat kepada kita, mendoakan berkat bagi yang menyakiti kita dan bahkan memberikan hak kita supaya orang lain dapat berbahagia. Hal ini akan tentu sulit dilakukan. Lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. Sebanarnya kuncinya adalah apakah kita mau bermurah hati lebih dahulu sehingga Bapa yang memiliki sumber murah hati yang sesungguhnya memampukan kita untuk terus-menerus bermurah hati. Ayat 36, "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Yesus mau memberi kita karakter Bapa yang murah hati. Murah hati Bapa tidak melihat status bahkan sekalipun Anda berdosa, justru dengan keberdosaan itu Anda dapat peroleh pengampunan dan diselamatkan. Ayat 31, menjelaskan tentang respons kita yang sesungguhnya adalah mendahului orang lain menyatakan kemurahan Bapa kepada orang lain tanpa mengharapkan jasa, imbalan bahkan balasan yang sama dan bahkan lebih banyak dari yang kita berikan.

Rabu, 21 Desember 2016

Kartu Natal yang mulai memudar oleh Daniel Ronda

Kartu Natal
Ada yang hilang dari perayaan Natal beberapa tahun terakhir ini, yaitu ucapan selamat Natal sudah diganti dari kartu ke SMS, BBM, dan medsos lainnya.
Rasanya indah momen di mana memilih-milih kartu Natal dan mencari kata-kata yang pas dengan mengaduk-aduk ribuan kartu di toko-toko untuk ortu, keluarga dan sahabat.


Hari ini era itu hilang, diganti dgn yang simpel lewat SMS dan seterusnya karena hanya 1 kali dibuat lalu di "broadcast" untuk semua. Rasanya praktis tapi sepertinya tanpa rasa. Apalagi ucapan itu hanya "copy-paste"! Terasa hambar!

Para Gembala di Padang oleh Daniel Ronda


Injil Lukas mencatat peristiwa menarik tentang kelahiran Yesus yaitu adanya peristiwa Malaikat mengumumkan berita kelahiran besar kepada para gembala di padang (Lukas 2:8-20). Siapakah mereka dan mengapa mereka yang mendapat keistimewaan dalam peristiwa kedatangan Kristus?
Umumnya para penafsir sepakat bahwa profesi gembala dan petani adalah profesi rendah dalam mayarakat Yahudi dan orang Israel pada waktu itu. Mereka mendapat tugas menjaga ternak dan sampai bermalam di padang karena ternak yang dijaga cukup banyak. Mereka juga orang yang kurang taat beragama dan tidak mempelajari Kitab Suci dengan tekun. Ini terjadi karena profesi mereka yang mengharuskan mereka banyak bersama binatang di padang rumput untuk membesarkan ternak yang dipercayakannya. Tentu yang menarik mengapa mereka para gembala yang mendapat pengumuman surgawi itu? Para pengkhotbah tentu dapat mengaplikasikan dalam khotbanya bahwa Yesus datang untuk semua orang tanpa memandang lapisan sosialnya. Ia datang untuk orang miskin dan orang yang paling sederhana sekalipun.
Tapi penampakan Malaikat kepada gembala memiliki makna teologis lebih dari hanya datang kepada orang sederhana. Dalam tradisi Mishnah (tulisan orang Yahudi), ada suatu tulisan yang menyatakan bahwa Mesias yang datang akan dinyatakan dari Migdal Eder (Menara Kawanan Ternak). Menara ini berdiri dekat Betlehem di jalan menuju Yerusalem, dan kawanan ternak yang ada di sekitar itu bukan hanya sekadar untuk makanan atau dijual dagingnya di pasar. Gembala yang bekerja dan menjaga ternak di padang Betlehem di sekitar Migdal Eder adalah ternak-ternak yang akan dikorbankan di Bait Allah. Jadi yang dijaga adalah salah satunya domba korban persembahan untuk disembelih di Bait Allah bagi korban penebusan salah umat. Jadi Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada gembala yang ada di Migdal Eder.

Selasa, 20 Desember 2016

Pohon Natal oleh Daniel Ronda

Pohon Natal
Daniel Ronda
Hampir semua rumah orang Kristen di hari Natal memasang pohon Natal sebagai simbol memperingati hari kedatangan Yesus Kristus, sang Juruselamat ke dalam dunia. Tapi dari mana asal muasal pohon Natal itu dan apa sebenarnya makna dekorasi Natal ini? Apakah diperbolehkan pasang pohon Natal, karena ada yang melarang dianggap dari agama kafir pra Kristen?
Secara tradisi disebutkan bahwa menaruh pepohonan dan daun serta mendekornya pada hari raya tertentu di dalam pada masa pra Kristen di Eropa adalah hal yang biasa, misalnya hari raya Saturnalia dan lainnya. Tujuannya untuk mengusir roh jahat dari rumah-rumah mereka. Walaupun daun dan pepohanan yang sudah didekorasi itu merupakan cara berpikir agama pra Kristen, Kekristenan tidak mengadopsi dari mereka ketika menggunakan pohon Natal ini. Orang Kristen mengambil pohon Natal ini yaitu pohon cemara atau pinus dengan maksud berbeda dan tidak dipakai untuk mengusir setan. Pohon pinus diambil karena daunnya abadi alias tidak gugur pada musim dingin sehingga disebut “evegreen tree” yang menyimbolkan kasih Tuhan yang abadi. Bentuknya kalau dilihat dalam dua dimensi seperti segitiga yang menggambarkan kasih abadi dari Allah Tritunggal kepada manusia. Lalu di pohon dipasang bintang atau Malaikat surga menggambarkan peristiwa-peristiwa yang menyertai kelahiran Yesus di mana ada bintang yang menuntun orang majus dan penampakan Malaikat kepada gembala.

Benarkah Yesus Lahir Di Kandang Binatang? oleh Daniel Ronda

Benarkah Yesus Lahir Di Kandang Binatang?
Daniel Ronda
Kitab Injil Lukas mencatat peristiwa kelahiran Yesus dibungkus dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan (Kitab Lukas 2:7). Catatan bersejarah ini menimbulkan berbagai tafsir tentang di mana sesungguhnya tempat kelahiran Yesus di Betlehem?
Tafsir pertama menyatakan bahwa dia lahir di kandang binatang atau paling tidak bekas kandang, karena tempat bayi Yesus ditaruh setelah lahir adalah di palungan, yaitu tempat makan hewan. Serta ditambah keterangan bahwa tidak ada tempat di rumah penginapan, maka itu diyakini bahwa Yesus lahir di kandang hewan. Tafsir ini terus berkembang bahkan sampai abad ke-12 dalam gereja, di mana salah satu ordo gereja Katolik yang menghayati hidup sederhana dan meneladani pengorbanan Yesus membuat dekorasi kandang masuk ke dalam gereja. Dekorasi ini dibuat dalam bentuk lukisan atau bentuk miniatur kandang yang dipajang dalam berbagai format kegiatan rohani termasuk Natal. Itu sebabnya sampai hari ini ada beberapa gereja yang tiap Natal menghias panggung gereja dengan dekorasi kandang hewan sebagai pengingatan akan pentingnya hidup sederhana.
Tafsir lainnya menyatakan bahwa belum tentu Yesus lahir di kandang binatang, karena Kitab Injil tidak ada menyebut secara gamblang tentang kandang hewan. Ada yang menyatakan Yesus lahir di rumah gua mengingat zaman itu banyak yang tinggal di gua-gua dan biasa dibuat sekat-sekat yang menyatu dengan tempat menaruh binatang. Ini yang menjelaskan mengapa Yesus ditaruh di palungan, karena di situ ada tempat untuk memberikan makan hewan sekalian. Itu yang diyakini Bapak Gereja Yustinus Martir (Justin Martyr) tentang kelahiran Yesus yang menumpang di rumah penduduk yang tinggal di gua di mana pekerjaannya adalah peternak dan petani. Maka jika kita ke Betlehem saat ini, kita akan diajak ke Gereja Nativity (Church of Nativity) yaitu tempat yang diyakini sebagai tempat Yesus lahir. Bentuknya seperti gua dan sudah menjadi gereja saat ini karena dibangun oleh perintah Konstantin Agung dan ibunya Helena di tahun 327.

Yesus Lahir Tanggal 25 Desember? oleh Daniel Ronda


1. Ada pertanyaan klasik yang selalu ditanyakan dalam setiap menyambut Natal, apakah benar Yesus lahir tanggal 25 Desember?
Tentu saja Yesus tidak lahir di tanggal itu, dikarenakan dalam catatan Injil Lukas pasal 2 bahwa ada gembala yang menjaga kawanan domba di padang. Di negeri yang dingin seperti Betlehem dan Israel pada umumnya, maka musim gembala bermalam dengan ternaknya di padang terjadi pada bulan April sampai September saja. Hal lain adalah sensus penduduk tidak lazim dilakukan pada musim dingin karena banyak kesulitan dan hambatan yang terjadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Yesus tidak lahir tanggal 25 Desember melainkan antara April sampai September. Tanggalnya tidak dapat dipastikan, karena para ahli Alkitab berbeda pandangan tentang tanggal kelahiran Yesus.
2. Jika demikian, apa dasarnya melaksanakan perayaan Natal?
Tentu tidak ada perintah khusus untuk merayakan kelahiran Yesus dalam Alkitab. Tetapi orang percaya yang membaca empat Injil mempercayai bahwa Yesus di suatu masa datang ke dalam dunia dan menjadi manusia. Dia memasuki sejarah dalam waktu. Maka orang yang membaca kitab Suci dan mempercayainya ingin merayakan kedatanganNya lewat ibadah penghayatan akan kelahiran Yesus. Itulah Natal yang dalam bahasa Inggris disebut Christmas yaitu mass of Christ atau misa/ibadah mengenang kelahiran Yesus. Itu baik sekali karena kedatanganNya tidak boleh dianggap hal biasa tapi istimewa bagi iman orang Kristen.
Di samping itu yang sejajar dengan perayaan Natal tanggal 25 Desember adalah hari raya Hanukkah bagi orang Yahudi, di mana mereka merayakan bahwa umat sudah bisa menyembah kembali di rumah Tuhan. Jadi relevansinya adalah bahwa baik Kristen maupun Yahudi sama-sama menghayati tentang keselamatan dan pemulihan yang datang dari Tuhan di waktu yang sama.
3. Bagaimana sampai dirayakan tanggal 25 Desember padahal Yesus tidak kahir waktu itu?
Perayaan misa Natal baru dirayakan abad ke-4 yaitu di tahun 336 oleh Kaisar Konstantin di Roma. Beberapa tahun kemudian Paus Julius I mengesahkan 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Latar belakangnya adalah orang Roma di tanggal 25 Desember merayakan Hari Saturnalia yaitu penyembahan kepada Dewa Matahari. Setelah kekaisaran Roma menjadi Kristen, maka perayaan itu diganti dan diubah dengan perayaan mengenang Yesus sang pemberi terang. Jadi jangan salah mengerti, orang Kristen tidak mengambil perayaan pra-Kristen itu dimasukkan ke dalam gereja. Bukan begitu penjelasannya. Perayaan Natal justru menghilangkan sesembahan mereka dan diganti dengan menyembah Yesus. Jadi Yesus adalah sumber terang dan memberikan terang kepada manusia sebagai pusat perayaan itu.

Tiga Orang Majus dari Timur? oleh Daniel Ronda

Setiap Natal akan selalu diceritakan kisah kunjungan orang Majus kepada Yesus dan agak misterius juga mereka karena tidak ada kelanjutan ceritanya dalam Alkitab. Pertanyaan yang diajukan adalah siapakah orang majus ini? Benarkah yang datang hanya tiga orang? Lalu apakah orang-orang ini raja atau ahli perbintangan? Apa sebab Dia datang dan tujuannya apa memberikan persembahan yaitu emas, kemenyan dan mur?
Syukur dalam Alkitab dijelaskan bahwa mereka diberi identitas orang majus atau dalam bahasa Inggris magi (plural). Ada terjemahan yang memakai istilah wise-men atau orang berhikmat. Menyisir kata majus maka mereka adalah penganut agama Zoroaster yang berasal dari Persia atau Irak sekarang. Mereka adalah ahli perbintangan dan pada masa pra-sains ilmu ini mengajarkan bahwa ada kaitan antara fenomena alam dengan peristiwa sejarah dalam kehidupan manusia.
Di Alkitab sendiri tidak dijelaskan berapa jumlah mereka yang datang, tapi sejak awal dalam tradisi gereja mereka dikatakan berjumlah tiga orang. Nama mereka Gaspar, Melkior dan Baltasar. Memang dalam Alkitab hanya disebut tiga jenis persembahan yang dibawa yaitu emas, kemenyan dan mur. Tentu dimaksudkan tidak tiga orang datang tapi juga dengan prajurit dan pengawal mereka dalam rombongan yang besar mengingat perjalanan yang jauh dan pertimbagan keselamatan. Jadi kita tidak perlu mempersoalkan jumlah mereka, yang jelas bahwa peristiwa kedatangan orang penting dari Timur adalah fakta sejarah. Sejak abad permulaan lukisan-lukisan yang dibuat tentang orang majus itu sudah 3 orang yang naik onta sedang dituntun oleh bintang.
Apakah mereka raja atau orang pintar? Alkitab menjelaskan mereka adalah ahli perbintangan, tapi tradisi menyebut mereka sebagai tiga raja. Dari mana asal muasal mereka disebut raja memang tidak diketahui. Namun dari cara orang-orang melukis orang majus pada masa lampau selalu menggambarkan tiga orang itu berpakaian seperti raja. Bahkan dalam gereja awal ada ibadah disebut dengan Misa Tiga Raja. Memang tidak tahu secara tepat apakah raja atau bukan, kita hanya ikuti apa kata Alkitab karena catatannya di atas tradisi.

Santa Klaus oleh Daniel Ronda

Beberapa tahun lalu dalam sebuah perayaan Natal di kota Makassar, saya diundang sebagai pembicara. Dalam ibadah perayaan ada persembahan lagu dari anak-anak panti asuhan. Mereka menyanyi dalam bahasa Inggris dengan bagus, tapi yang membuat tersenyum kecut ketika mereka menyanyi seperti ini:

I saw Mommy kissing Santa Claus (sekaligus judulnya)
Underneath the mistletoe last night.
She didn't see me creep
down the stairs to have a peep;
She thought that I was tucked
up in my bedroom fast asleep.
Then, I saw Mommy tickle Santa Claus
Underneath his beard so snowy white;
Oh, what a laugh it would have been
If Daddy had only seen
Mommy kissing Santa Claus last night

Duh, saya tidak mengerti apa maksud di balik cerita lagu itu “kenapa ibunya mencium Santa Claus?”. Nanti saya nonton film tentang hal ini dengan judul yang sama, baru saya faham bahwa si Santa itu bapaknya
Santa Klaus sepertinya sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Natal. Apakah Santa Klaus memang bagian dari Natal? Harus ditegaskan bahwa Santa Klaus tidak berhubungan dengan Natal atau kelahiran Kristus dalam Alkitab. Maka tidak boleh ada Santa Klaus masuk dalam perayaan ibadah Natal termasuk asesoris topi merah kerucut yang sering dipakai para singers dalam ibadah. Jangan bawa Santa Klaus masuk gereja!
Namun kisah Santa Klaus bisa jadi inspirasi untuk berbuat kebaikan. Kisah ini berasal dari seorang bernama Bapak (atau Father atau Romo) Nicholas yang adalah Bishop di Myra, Asia Kecil (sekarang Turki) pada abad ke-4. Dia adalah seorang yang kaya raya karena warisan dari ayahnya yang memang kaya. Dia dikenal sebagai seorang yang baik hati dalam menolong orang miskin dan memberikan bantuan atau hadiah secara rahasia bagi orang yang memerlukan. Ada kisah yang menarik di mana ada ibu janda dengan ketiga anak perempuannya yang miskin tidak bisa menikah karena tidak punya mas kawin. Setelah didengar Nicholas, maka dia secara diam-diam memasukkan uang emas ke dalam rumah janda itu ditaruh di kaus kaki yang tergantung di tempat perapian. Demikianlah secara diam-diam membantu berturut-turut sampai ketiga anaknya menikah baru ketahuan bahwa Nicholas yang diam-diam membantu dengan uang emas untuk ketiga anaknya. Cerita kebaikan hati ini lalu menyebar dengan cepat dan setiap kali ada bantuan tak terduga datang, orang cepat mengasosiasikan dengan Bapak Nicholas.

Go, Tell it on the Mountain oleh Daniel Ronda

Ada lagu yang saya suka waktu hari Natal tiba dan saya selalu senang menyanyikannya yaitu lagu Hai Siarkan di Gunung (Go, Tell it on the Mountain). Lagu ini diciptakan zaman perbudakan orang kulit hitam Afrika Amerika oleh seorang tak dikenal tahun 1865 yang terinspirasi dari Yesaya 52:7. Nanti tahun 1907 John Wesley Works, seorang musisi mengaransemen kembali lagu ini menjadi populer sampai ke seluruh dunia. Bahkan lagu ini sudah dinyanyikan oleh penyanyi ternama seperti Frank Sinatra, Dolly Parton, dan berbagai artis lainnya. Konteks lagu ini ketika orang kulit hitam di Amerika mengalami penindasan dan perbudakan tapi itu tidak menghambat mereka bergembira atas kedatangan sang Juruselamat. Bahkan mereka merasa wajib menyiarkannya. Saya selalu menghayati lagu ini sebagai paradoks iman di mana iramanya ada kegembiraan iman serta optimisme dan ketaatan memberitakan kasih sementara konteks lagu tercipta adalah di tengah penderitaan. Melodinya terasa menyayat hati. Yuk, dinyanyikan saja:

Senjakala Kartu Natal oleh Daniel Ronda

Kebiasaan mengirim kartu Natal di Indonesia sudah mulai menurun drastis dalam sepuluh tahunan ini. Tradisi ini diganti dengan mengirim SMS, lalu sekarang lewat berbagai media sosial yang populer di Indonesia seperti Facebook, Twitter, Whatsapp, LINE, Instagram, dan seterusnya. Tidak tahu ke depan seperti apa nasib kartu natal ini. Memang isu lingkungan hidup seperti penggunaan kertas dapat diatasi tapi rasanya ada yang hilang ketika semakin tahun semakin sedikit terima kartu Natal. Tahun ini saya hanya terima 2 (dua) kartu, bayangkan hanya dua!
Tradisi mengirim kartu Natal dimulai di Inggris, ketika Sir Henry Cole seorang PNS diangkat untuk membantu memulai kantor pos di tahun 1840. Sir Henry merasa perlu untuk meningkatkan minat orang menggunakan pos yang sudah pakai kereta api dalam pengiriman. Maka dia menciptakan kartu Natal pertama dengan ongkos kirim (ongkir) 1 shilling atau 1000 rupiah saat ini. Tentu waktu itu masih mahal. Sejak itulah budaya berkirim kartu Natal meluas ke seluruh Eropa dan Amerika. Sejak saat itu pula berbagai model kartu Natal dibuat, mulai dari kartu bergambar cerita-cerita kelahiran dalam Alkitab, tradisi-tradisi seperti Santa Klaus dan pohon Natal, suasana pemandangan Natal yang bersalju, sampai gambar Natal dari berbagai negara secara kontekstual.
Memang senjakala kartu Natal tinggal menunggu waktu, karena orang sudah tidak akan mengirimkannya lagi. Namun ada beberapa manfaat dari mengirim kartu Natal:

Malam Kudus (Silent Night) oleh Daniel Ronda

Lagu Malam Kudus adalah lagu wajib yang dinyanyikan setiap perayaan Natal. Umumnya jemaat menyanyikan dengan lilin yang bernyala dan lampu listrik dipadamkan. Suasana syahdu meliputi suasana Natal ketika lagu ini dinyanyikan lambat, meditatif yang lembut (lullaby) atau pastorale. Sangat indah mendengarnya walau tiap tahun dikumandangkan, ada suasana surgawi terwujud dalam ibadah bila dinyanyikan dengan kesungguhan hati.
Lagu ini diciptakan oleh Joseph Mohr yang menulis liriknya dan diberikan musiknya oleh Franz Xaver Gruber tahun 1818. Lagu ini pertama kali dinyanyikan di depan publik pada tanggal 24 Desember 1818 di Gereja Nicholas Oberndorf Austria. Gembala gereja itu adalah Pastor Mohr yang sudah mengarang liriiknya dua tahun sebelumnya. Pada suatu waktu sebelum Natal dalam penghayatannya akan Kristus dia mengingat lirik yang ditulisnya. Dia mencari lirik itu dan pada waktu sebelum malam Natal dia pergi ke rumah pelayan musik gereja Frans Gruber untuk membuatkan melodinya. Kebetulan organ gereja rusak dan Pastor Joseph meminta membuatnya dengan memakai gitar. Akhirnya dalam sehari musiknya sudah siap dan pada malam Natal mereka menyanyikannya dengan diiringi gitar. Lagu ini dalam bahasa aslinya ada 6 bait, tapi ketika diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris hanya memakai 3 bait saja. Walaupun demikian lagu ini cukup jelas menggambarkan tujuan Dia datang ke dalam dunia.
Lagu ini kemudian menjadi terkenal di seluruh Austria bahkan Eropa dan sampai seluruh dunia. Hari ini lagu ini sudah diterjemahkan minimal ke dalam 140 bahasa. Bahkan dalam bahasa Indonesia sendiri ada beberapa versi. Banyak penyanyi telah menyanyikannya dengan berbagai versi musik, bahkan menjadi best seller album. Sejak tahun 2011 Unesco menyatakan lagu ini menjadi Warisan Budaya Dunia yang dilindungi.

Warna Natal By Daniel Ronda

Banyak yang mengira warna Natal hanya hijau dan merah saja. Memang yang mendominasi adalah warna merah dan hijau dalam perayaan-perayaan Natal, tapi juga sebenarnya ada kuing emas, putih dan biru. Apa arti warna-warna Natal ini?
Merah
Warna ini menggambarkan buah apel dan berry yang menggambarkan kejatuhan manusia dari dosa sejak Adam dan hawa dan saat yang sama warna merah adalah gambaran pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib untuk menghapus dosa umat manusia.
Hijau
Hijau diwakilkan dengan pohon Natal di mana daun yang tidak gugur daun yang berarti cinta kasih abadi Tuhan atas manusia yang tidak ada syaratnya. Ini juga menggambarkan kedamaian atau damai sejahtera yang Tuhan berikan baik di bumi maupun di surga.
Kuning Emas
Warna ini menggambarkan warna bintang dan cahayanya yang menghentar orang Majus tiba di Betlehem untuk menyembah Yesus. Emas juga merupakan persembahan orang majus untuk menyatakan bahwa Yesus adalah Raja. Warna ini juga menggambarkan kehangatan cinta kasih Tuhan kepada manusia.

Terus Berdoa: Aleppo, Suriah

Terus Berdoa: Aleppo, Suriah oleh C&MA
Perang sipil terbesar yang melibatkan pasukan pemerintah dan pasukan pemberontak di Suriah telah meluluhlantakkan Aleppo dan membuat penduduk sipil paling menderita. Ini beberapa update dari pelayanan Gereja Kemah Injil di Aleppo Suriah:
Walaupun tanggal 19 Desember kemarin telah terjadi kesepakatan gencatan senjata, tapi upaya evakuasi penduduk sipil dan korban perang terus berlanjut. Pendeta Abdallah, Gembala Gereja Kemah Injil di Allepo Suriah menuliskan: “Kami baik-baik saja, gereja masih jalan. Doakan kami karena kami menerima banyak pengungsi dari sebelah Timur kota. Kami banyak sekali kebutuhan.” (19 Desember)
Doakan karena tanggal 14 Desember telah terjadi juga gencatan senjata tapi serang udara terus berlangsung, sehingga proses evakuasi terkendala. Kita berdoa supaya tidak ada lagi kematian akibat perang ini. Ada beberapa pokok doa khusus yang kita perlu doakan:
1. Doakan para pelayan Gereja Kemah Injil di sana sehingga para pekerja tidak mendapat masalah dan menjadi korban dari peperangan dan diterima dari berbagai pihak yang bertikai.
2. Berdoa supaya gencatan senjata yang dibuat dapat benar-benar ditaati kedua belah pihak.
3. Mendoakan agar semua tempat-tempat pengungsian aman dan terhindar dari serangan.
4. Doakan Gereja Kemah Injil yang ada di kota Allepo Suriah, doakan anggota jemaat di sana sehingga mereka tetap terbeban menolong saudara-saudara mereka yang terkena musibah sebagai wujud kasih Tuhan yang telah mereka terima.

(Sumber C&MA fanpage).

Kamis, 15 Desember 2016

CATATAN HARIAN PEMIKIRAN DISFUNGSIONAL oleh Aaron T.Beck

CATATAN HARIAN PEMIKIRAN DISFUNGSIONAL
SITUASI
EMOSI  KADAR
PIKIRAN OTOMATIS
DISTORSI KOGNITIF
TANGGAPAN RASIONAL
HASIL AKHIR
Dihina calon pelanggan asuransi: "minggir kamu"











Marah: 99 %
Sedih: 50 %
Saya tidak akan mampu menjual 1 pun asuransi.

Saya akan mencekik si bangsat itu.



Saya pasti telah mengatakan sesuatu yang salah.



Over-generalisasi


Pembesaran, memberikan cap




Loncatan ke  kesimpulan-kesimpulan, personalisasi
Saya telah menjual beberapa asuransi


Ia bertindak menjengkelkan, kita semuapun kerap kali melakukannya. Mengapa saya masukkan ke hati?

Saya sebenarnya tidak melakukan sesuatu yang lain dari cara yang biasa saya lakukan. Lalu mengapa saya menyesali diri?
Marah: 50 % Sedih: 10%
Tinggal di ranjang sepanjang hari Minggu, tidur terus, tidak ada keinginan melakukan apapun
Merasa depresi, lelah, bersalah, memben
ci diri, kesepian
Saya tidak punya keinginan melakukan apapun

Saya tidak punya energi untuk bangkit dari ranjang

Saya adalah seorang manusia yang gagal






Saya tidak punya minat yang jelas






Saya mementingkan sendiri, tidak perduli mengenaia apapun yang terjadi disekitar saya

Itu karena saya tidak melakukan apapun. Ingat motivasi mengikuti tindakan.

Saya dapat bangkit dari ranjang, saya tidak lumpuh.


Saya bisa berhasil pada hal-hal tertentu bila saya mau. Tidak melakukan apa membuatku depresi dan bosan, namun itu tidak berarti saya adalah "seorang manusia yang gagal".

Saya pasti mempunyai minat, tetapi bukan di saat saya sedang tidak melakukan apapun. Jika saya mulai melakukan sesuatu, kemungkinan saya akan jadi lebih hemat.

Saya sebenarnya juga memperhatikan hal-hal lain bila saya sedang merasa benar-benar nyaman. Memang bisa orang menjadi kurang berminat bila sedang mengalami depresi.
Merasa sedikit lega dan

Hak cipta: Aaron T.Beck, 1979.

Rencana Kerja Wakil Ketua III

Rencana Kerja Wakil Ketua III oleh Ev. Tri Supartini, MA, M.Th

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pembinaan terhadap mahasiswa, beberapa rencana kerja yang akan dilakukan :
1. Berdasarkan hasil angket kepada mahasiswa yang lalu, maka akan menyiapkan makan
    siang bersama (nasi bungkus) bagi seluruh mahasiswa dengan harga murah (Rp. 9000)
    Ibu dapur sudah bersedia dan akan melengkapi personilnya. Untuk menunjang hal
    tersebut perlu disediakan peralatan dapur.
2. Mengadakan Toko Kecil (TokCil) yang menyediakan kebutuhan sehari-hari
    mahasiswa dan sarapan pagi dengan harga jual yang lebih murah. Untuk hal ini
    sedang mencari orang yang bersedia mengelola. Gaji pengelola diperoleh dari
    keuntungan penjualan. Untuk hal ini sekolah perlu menyiapkan tempat (rencana di
    sekitar ruang kerja pak Barto).
3. Agar memudahkan penangan bimbingan dan konseling bagi mahasiswa, perlu
    dilakukan tes kepribadian bagi camaba. Untuk hal tersebut sudah dilakukan uji coba
    tes MMPI dan hasilnya cukup menolong bagi tenaga konseling untuk
    mengelompokan penanganan bimbingannya. Tes ini dilakukan oleh seorang dokter
    kejiwaan. Biaya yang dikenakan kepada mahasiswa hanya 50 ribu rupiah (pengganti
    voucer alat tes). Tes ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru mendatang.
4. Menyediakan buku besar untuk sekurity, hal ini dimaksudkan untuk mencatat
    mahasiswa yang pulang lewat jam 22.00. Jika beberapa kali dilakukan mahasiswa

    akan diberi sanksi. Begitu pula setiap asrama akan ada buku catatan keluar masuk.

Undangan Simposium Biblika Tentang LGBT oleh PGI

KERANGKA ACUAN

Simposium Biblika Tentang LGBT



Latar belakang

Perdebatan mengenai LGBT di Indonesia kembali panas pada tahun 2015 sejak disahkannya pernikahan sejenis di 23 negara bagian di Amerika Serikat, bulan Juni 2015 yang lalu. Pun jika kita menengok sejarah, perdebatan panjang soal LGBT bukan hal baru dalam peradaban kemanusiaan.

Di Indonesia, gugatan soal perzinahan pada LGBT masuk ke Mahkamah Konstitusi dengan pengujian Pasal 284, 285 dan 292 KUHP. Penggugat meminta kumpul kebo (pernikahan tidak dicatatkan), homoseksual dan perkosaan sesama jenis dipenjara. Menyikapi pro kontra yang terjadi di Indonesia, seluruh lembaga agama mengeluarkan sikapnya terhadap LGBT. Pada konteks tersebut, PGI sebagai salah satu lembaga keumatan di Indonesia mengeluarkan surat Pastoral PGI tentang LGBT yang disampaikan kepada gereja-gereja anggotanya. Surat tertanggal 17 Juni 2016 telah menimbulkan beragam respon baik yang pro maupun yang kontra terhadap pernyataan pastoral  tersebut. Padahal, maksud dan tujuan surat pastoral tersebut adalah sebagai bentuk respon gereja terhaap diskriminasi yang dialami oleh LGBT. Respon yang datang tidak hanya berasal dari sinode-sinode gereja anggota PGI namun juga dari berbagai kalangan dan lembaga di luar keanggotaan di PGI.    

Respon yang bermunculan, baik dari kelompok yang menerima surat pastoral tersebut, maupun yang menolak, disampaikan berdasarkan berbagai sudut pandang dan argumentasi.  Mulai dari argumentasi yang bersifat scientific, seperti: biology, genetika, psikology, psiaktri, hingga yang berakar pada argumentasi teologis yang berangkat dari teks-teks Alkitab dan ajaran agama.

Gereja menyadari bahwa fenomena LGBT yang sudah muncul sejak lama itu merupakan pergumulan yang tidak sederhana, bahkan merupakan diskursus dalam ruang keprihatinan yang kompleks. Dikatakan keprihatinan yang kompleks, sebab diskursus tentang LGBT di satu sisi tidak dapat dibincangkan lepas dari situasi diskriminatif, marginal dan pejoratif.  Di sisi yang lain adalah bahwa  fenomena LGBT bukanlah fenomena yang dapat diperbincangkan secara tunggal dari satu faktor dan dimensi tertentu saja. Memperbincangkan LGBT akan memasuki beragam ruang dan wacana yang telah berkelindan sedemikian rupa mengitari fenomena LGBT tersebut. Ruang dan wacana tersebut muncul mulai dari dimensi sosial, budaya, politik, hingga dimensi ke-agama-an, mulai faktor biologis hingga psikologis.

Draft Tugas dan Tanggung Jawab, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi pencapaian Ketua Prodi

Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Prodi
Tugas Pokok
Wewenang Dan Tanggung Jawab
Uraian Tugas
Menyusun rencana, memberi petunjuk dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan dosen di lingkungan program studi berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas
1. Bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan kegiatan di Program Studi;

2. Mengusulkan staf pengajar untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan, konsultansi dan konseling;

3. Mengusulkan staf yang kompeten untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan program studi;

4. Bertanggungjawab langsung bila pejabat struktural lainnya berhalangan hadir, sesuai dengan lingkup kerjanya;

5.  Mengkoordinir pelaksanaan konsultasi mahasiswa dengan pembimbing akademis;

6.  Mengkoordinasikan pembuatan GBPP/silabus, SAP pengajaran;

7.  Mengkoordinir Dosen untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan beban tugas dan keahliannya.
1. Mengelola pemanfaatan seluruh sumber daya untuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi;

2. Menegakkan norma serta kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan berkaitan dengan prodi yang dipimpinnya;

3. Melaksanakan pengembangan aset program studi yang disesuaikan dengan kebutuhan prodi teologi dan perkembangan ilmu  teologi dengan ilmu-ilmu lainnya tanpa mengabaikan visi dan misi serta tujuan prodi;

4. Menetapkan rencana kerja dan mengevaluasi hasil pencapaiannya;

5. Melaporkan kinerja satuan kerja kepada pimpinan setiap 6 bulan;

6. Menilai prestasi dan kinerja sivitas akademik di program studinya;

7. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia di lingkungan Prodi;

8. Melaksanakan koordinasi dengan satuan kerja lain;

9. Melakukan evaluasi diri dan tindak lanjut evaluasi diri secara periodik

10. Melakukan evaluasi pengembangan kurikulum, silabus dan satuan acara perkuliahan;

11. Menjalin kerjasama dengan mitra dalam hal ini lembaga misi, gereja dan stakeholders untuk perbaikan kompetensi lulusan;

12. Memformulasi, mengukur dan mengevaluasi pencapaian kompetensi lulusan.


Visi Prodi Teologi

Menjadi program studi yang menghasilkan sarjana teologi yang berkualitas baik secara intektual dan spiritual yang mampu berkontribusi bagi gereja, masyarakat dan bangsa untuk menggenapi Amanat Agung Yesus Kristus.

Misi Prodi Teologi

1.   Menyelenggarakan pendidikan teologi yang berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang dapat memenuhi amanat agung Yesus Kristus dalam penginjilan, pemuridan, penjemaatan, dan pengajaran.
2.   Mengembangkan penelitian teologi untuk pengembangan ilmu teologi yang berkontribusi bagi gereja, masyarakat dan bangsa untuk memenuhi Amanat Agung melalui pengajaran, pemuridan, penginjilan, dan penjemaatan.
3.   Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis pemberdayaan masyarakat yang berkontribusi bagi gereja, masyarakat dan bangsa untuk memenuhi Amanat Agung melalui pengajaran, pemuridan, penginjilan, dan penjemaatan.

Rabu, 14 Desember 2016

Abstract of title: "Theological Review of Worship in Supporting the Implementation of Missions in The Beth-el Tabernacle Church in the Toraja area" by Yonatan Sumarto

ABSTRACT
Yonatan Sumarto, Theological Review of Worship in Supporting the Implementation of Missions in The Beth-el Tabernacle Church in  the Toraja area. (Supervised by Rev. Dr. Ivan Th. J. Weismann, M.Hum).
In accordance with the existing problems, the purpose and benefits of this research are: (a) to search for the factors that cause the dissolution of the relationship between worship and mission of the church members in the midst of society; (b) to find the concrete form of worship as a base of missions for the church members, that is to have the worship service as worship to the Lord God as well as an examination of lay missionary action; and (c) to give a new mindset to the churches in fulfilling its mission to empower people in the church to be able to witness and serve in the community.
Along with the problem and the purpose of writing this dissertation, the author conducted research with data collection performed by the methods of analysis, observation and interviews along with the study of scholarly texts in the library.
The conclusion of this study confirms that worship was the most strategic place for citizen empowerment activities of the church. As a testing ground for the missionary action then worship was the basis for the transformation of ecclesiology and missiology involving all members of the congregation as a principal mission. More than that, worship should be seen also as a base, to formulate strategies and approaches to theology, missiology, ecclesiology and ethics. For there theologians met with people in the church who had just come from the field of theology. Theological colleges are supposed to function as an institution that prepare theological facilitators to be capable of empowering the congregation to learn theology.

Pengusulan Jabatan Fungsional Akademik (JFA) Dosen

Kutipan dari surat dari Kopertis IV kepada semua PTS
Dalam rangka meningkatkan tertib administrasi serta pelayanan pengusulan Jabatan Fungsional Akademik (JFA) Dosen berdasarkan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun 2013 jo. Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013, Peraturan Bersama Mendikbud dan Kepala BKN Nomor 4/VIII/PB/2014 Nomor 24 Tahun 2014, Permendikbud Nomor 92 Tahun 2014, serta Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit DIKTI Kemdikbud tahun 2014, bersama ini kami sampaikan bahwa usulan JFA Dosen dapat diusulkan kembali ke Kopertis Wilayah IV.

Pengajuan JFA Dosen yang akan diproses adalah pengusulan untuk Pengangkatan Pertama, baik ke Asisten Ahli maupun Lektor, serta Kenaikan Jabatan ke Lektor Kepala dan Guru Besar.  Untuk kenaikan jabatan dari Asisten Ahli ke Lektor akan diproses, tetapi Penetapan Angka Kredit (PAK) tidak dapat diterbitkan sebelum Pedoman Penghitungan PAK JFA Dosen disahkan.

Adapun persyaratan JFA dosen adalah sebagai berikut :
1.         Berstatus sebagai Dosen Tetap Yayasan atau Dosen dpk. Kopertis Wilayah IV;
2.         Memiliki Nomor lnduk Dosen Nasional (NIDN);
3.         Memiliki Nomor Induk Kepegawaian (NIK) bagi dosen tetap yayasan atau Nomor Induk Pegawai (NIP) bagi Dosen dpk. Kopertis Wilayah IV;
4.         Batas usia dosen yang mengusulkan maksimal 65 tahun;
5.         Batas usia pengangkatan Dosen Tetap Yayasan maksimal 50 tahun (Permendikbud No. 84 Th. 2013);
6.         Minimal berpendidikan Magister (S2);
7.         Aktif  melaksanakan Tridhama Perguruan Tinggi;
8.         Pengusulan JFA Dosen harus linear (penelitian, mata kuliah yang diampu dan homebase/program studi) sesuai dengan latar belakang ilmu yang diperoleh dosen pada program Magister atau Doktor (Sesuai SE. DIKTI No. 887/E.E3/MI/2014);
9.         Periode proses usulan JFA dosen dilakukan setiap bulan, proses usulan terbagi dalam 4 (empat) tahapan dengan jadwal sebagai berikut :