Good News

Selasa, 20 Desember 2016

Yesus Lahir Tanggal 25 Desember? oleh Daniel Ronda


1. Ada pertanyaan klasik yang selalu ditanyakan dalam setiap menyambut Natal, apakah benar Yesus lahir tanggal 25 Desember?
Tentu saja Yesus tidak lahir di tanggal itu, dikarenakan dalam catatan Injil Lukas pasal 2 bahwa ada gembala yang menjaga kawanan domba di padang. Di negeri yang dingin seperti Betlehem dan Israel pada umumnya, maka musim gembala bermalam dengan ternaknya di padang terjadi pada bulan April sampai September saja. Hal lain adalah sensus penduduk tidak lazim dilakukan pada musim dingin karena banyak kesulitan dan hambatan yang terjadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Yesus tidak lahir tanggal 25 Desember melainkan antara April sampai September. Tanggalnya tidak dapat dipastikan, karena para ahli Alkitab berbeda pandangan tentang tanggal kelahiran Yesus.
2. Jika demikian, apa dasarnya melaksanakan perayaan Natal?
Tentu tidak ada perintah khusus untuk merayakan kelahiran Yesus dalam Alkitab. Tetapi orang percaya yang membaca empat Injil mempercayai bahwa Yesus di suatu masa datang ke dalam dunia dan menjadi manusia. Dia memasuki sejarah dalam waktu. Maka orang yang membaca kitab Suci dan mempercayainya ingin merayakan kedatanganNya lewat ibadah penghayatan akan kelahiran Yesus. Itulah Natal yang dalam bahasa Inggris disebut Christmas yaitu mass of Christ atau misa/ibadah mengenang kelahiran Yesus. Itu baik sekali karena kedatanganNya tidak boleh dianggap hal biasa tapi istimewa bagi iman orang Kristen.
Di samping itu yang sejajar dengan perayaan Natal tanggal 25 Desember adalah hari raya Hanukkah bagi orang Yahudi, di mana mereka merayakan bahwa umat sudah bisa menyembah kembali di rumah Tuhan. Jadi relevansinya adalah bahwa baik Kristen maupun Yahudi sama-sama menghayati tentang keselamatan dan pemulihan yang datang dari Tuhan di waktu yang sama.
3. Bagaimana sampai dirayakan tanggal 25 Desember padahal Yesus tidak kahir waktu itu?
Perayaan misa Natal baru dirayakan abad ke-4 yaitu di tahun 336 oleh Kaisar Konstantin di Roma. Beberapa tahun kemudian Paus Julius I mengesahkan 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Latar belakangnya adalah orang Roma di tanggal 25 Desember merayakan Hari Saturnalia yaitu penyembahan kepada Dewa Matahari. Setelah kekaisaran Roma menjadi Kristen, maka perayaan itu diganti dan diubah dengan perayaan mengenang Yesus sang pemberi terang. Jadi jangan salah mengerti, orang Kristen tidak mengambil perayaan pra-Kristen itu dimasukkan ke dalam gereja. Bukan begitu penjelasannya. Perayaan Natal justru menghilangkan sesembahan mereka dan diganti dengan menyembah Yesus. Jadi Yesus adalah sumber terang dan memberikan terang kepada manusia sebagai pusat perayaan itu.

Banyak yang tidak mau merayakan Natal karena dianggap hari raya kafir. Salah sekali. Semua hari adalah harinya Tuhan dan adalah sah jika orang Kristen menggantikan sebuah perayaan dan menjadikan perayaan Kristen serta memberikan makna baru. Sama seperti hari raya pengucapan syukur panen dalam budaya-budaya Indonesia. Awalnya itu adalah hari syukur kepada Dewi Kesuburan yang membuat panen berhasil. Maka ketika agama Kristen datang, perayaan itu diganti menjadi hari syukur kepada Kristus pemberi berkat hasil pertanian. Jadi bukan mengadopsi hari raya mereka dan dimasukkan dalam kepercayaan Kristen. Itu sinkretisme namanya. Tapi jika menggantinya itu disebut kontekstulisasi dan itu dibenarkan.
4. Jika demikian, apakah boleh merayakan Natal tidak tanggal 25 Desember?
Tentu saja bisa. Orang Kristen ortodoks merayakan Natal tanggal 6 Januari. Jika ada yang merayakan Natal bulan April sampai September, sah-sah saja sepanjang gereja Anda sepakat akan hal itu. Ada komunitas orang Kristen di China yang merayakan kelahiran Yesus pada bulan Agustus.
5. Mengapa Alkitab tidak jelaskan saja tanggal kelahiran Yesus supaya pasti?
Salah satu alasan mengapa tidak ada tanggal pasti tentang kelahiranNya karena Dia tidak mau manusia mengkultuskan tanggal tertentu. Penghayatan akan kedatangan Kristus dapat dilakukan setiap saat. Jika akhirnya dipilih tanggal 25 Desember maka itu bertujuan untuk dalam suatu masa, umat Tuhan harus mensyukuri keselamatan yang Tuhan beri lewat kedatanganNya ke dalam dunia.

KedatanganNya adalah untuk menyatakan bahwa Dia adalah terang dunia dan terang itu sudah mengalahkan kegelapan (Yohanes 1:1-5). Itu inti Natal dan ketika mengganti perayaan 25 Desember sebagai hari kelahiran Kristus, maka manusia diharapkan tidak memuja dan memberhalakan terang ciptaan dalam hal ini matahari, tetapi mempercayai Tuhan yang menyatakan Yesus ke dalam dunia sumber terang sejati di tengah kegelapan dosa manusia (DR).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar