Kebiasaan mengirim kartu Natal di Indonesia sudah mulai
menurun drastis dalam sepuluh tahunan ini. Tradisi ini diganti dengan mengirim
SMS, lalu sekarang lewat berbagai media sosial yang populer di Indonesia
seperti Facebook, Twitter, Whatsapp, LINE, Instagram, dan seterusnya. Tidak
tahu ke depan seperti apa nasib kartu natal ini. Memang isu lingkungan hidup
seperti penggunaan kertas dapat diatasi tapi rasanya ada yang hilang ketika
semakin tahun semakin sedikit terima kartu Natal. Tahun ini saya hanya terima 2
(dua) kartu, bayangkan hanya dua!
Tradisi mengirim kartu Natal dimulai di Inggris, ketika Sir
Henry Cole seorang PNS diangkat untuk membantu memulai kantor pos di tahun
1840. Sir Henry merasa perlu untuk meningkatkan minat orang menggunakan pos
yang sudah pakai kereta api dalam pengiriman. Maka dia menciptakan kartu Natal
pertama dengan ongkos kirim (ongkir) 1 shilling atau 1000 rupiah saat ini.
Tentu waktu itu masih mahal. Sejak itulah budaya berkirim kartu Natal meluas ke
seluruh Eropa dan Amerika. Sejak saat itu pula berbagai model kartu Natal
dibuat, mulai dari kartu bergambar cerita-cerita kelahiran dalam Alkitab,
tradisi-tradisi seperti Santa Klaus dan pohon Natal, suasana pemandangan Natal
yang bersalju, sampai gambar Natal dari berbagai negara secara kontekstual.
Memang senjakala kartu Natal tinggal menunggu waktu, karena
orang sudah tidak akan mengirimkannya lagi. Namun ada beberapa manfaat dari
mengirim kartu Natal:
1. Mengirimkan kartu Natal adalah tanda bahwa orang yang
dikirimkan itu khusus buat Anda. Orang yang menerima akan merasa spesial
setelah menerima kartu itu. Banyak kesan dari orang yang merasakan sukacita
tatkala menerima kartu dibandingkan hanya menerima SMS atau media sosial
lainnya.
2. Kartu Natal yang disertai kata-kata berkat dan tambahan
surat “update” yang berisi pokok doa membuat yang menerimanya akan mendoakan
Anda. Karena di malam Natal adalah tempat untuk memeriksa kembali siapa yang
telah mengirimkan kartu dan berbagai berkat untuk didoakan.
Paling tidak walaupun kebiasaan berkirim kartu Natal sudah
tidak tren lagi, yuk pertahankan kirim kartu Natal khususnya kepada orang yang
khusus dalam hidup Anda dan dengannya bisa saling mendoakan. Kalau hanya SMS
dan media sosial terasa kering karena bersifat massal dan umum yang di
broadcast, apalagi hanya copas (copy paste), lalu lupa ganti nama pengirim
pula. Tak berkesan! (DR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar