Good News

Minggu, 10 September 2017

Faith like Sweet Corn by Hengki Wijaya

Bermimpi yang besar bersama Tuhan. mencari kehendak-Nya. Berterima kasih kepada Tuhan. Ada yang sudah memanggil saya dengan sebutan profesor sekalipun belum menjadi seorang doktor. Kiranya semua jadi seperti yang Tuhan kehendaki.

Judul di atas adalah iman seperti jagung manis. Ada sebuah film rohani berjudul Faith like potatoes. Iman seperti banyak kentang. Kentang adalah tanaman yang belum pernah ditanam sebelumnya dan berhasil.

Kini tanaman jagung manis adalah jembatan untuk menyatakan iman yang saya percayai kepada orang-orang yang ahli dalam menanam jagung dan seumur hidup mereka akan hidup dari bertanam jagung dan akan emengenal kuasa kebangkitannya yang diawali dari bertanam jagung. Berbagi ilmu, berbagi pengalaman dan hidup melayani mereka akan menumbuhkan sebuh nilai bahwa apa yang kita lakukan berarti bagi banyak orang seperti menabur benih jagung untuk menabur banyak hal dalam hidup ini. Berbagi kabar baik berarti berbagi damai, sukacita, dan rasa syukur yang asalanya dari Yang Maha Kuasa> nanti ceritanya saya lanjutkan lagi.

Call Papers for Jurnal Jaffray by Jurnal Jaffray editors

Dear Writers, academic, lecture and research and expert,

We call all of us to write papaer at Journal Jaffray

 Our scope and area of interst

Journal of Jaffray is a peer-reviewed journal and open access that focuses on the novelty of theology, biblical exegesis and the practice of service resulting from basic theology, Christian education and pastoral research to integrate research into all aspects of the Bible's resources. This journal publishes original articles, reviews, and also interesting case reports. A brief review of the latest developments in theology, biblical commentaries and theological education can be published in this journal.


our website at http://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/JJV71/index

Our journal are indexed by DOAJ, ROAD, CrossRef (with DOI).

We wait your paper before December 2017.


Regards,


Chief of Editors

Hengki WIjaya

Proposal Model Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lorong oleh Hengki Wijaya

Bapak Wali Kota Makassar, Bapak Mohammad Ramdhan Pomanto yang saya hormati,

Melalui tulisan ini saya ingin mengajukan proposal pendidikan yang saya buat. Tentunya bapak memiliki kapasitas untuk membawa anak-anak Makassar untuk lebih baik di masa yang akan datang. Paling tidak untuk lima tahun mendatang. Sebagai insan akademik bila hanya duduk berpangku tangan dan dipenuhi teori belaka maka ilmu kami pun tidak berkembang. Kemajuan yang bapak capai dengan budaya bersih (Makassar Tidak Rantasa) mulai ada pengaruhnya dan bapak mengambil genre lorong sebagai basis untuk membangun masyarakat Smart City dan sombere. Lorong adalah tempat yang tepat untuk melakukan edukasi/pendidikan tentang kebersihan dan banyak hal yang lain. Maka melalui kesempatan yang singkat ini perkenanankan saya untuk mengutarakan sebuah model yang dikenal dengan model pendidikan karakter berbasis budaya lorong. Bapak sudah mengembangkan budaya bersih dimulai dari lorong. Pendidikan karakter amatlah penting bagi anak-anak sejak dini. Untuk itulah secara singkat saya utrakan visi dan misi serta tujuan dan manfaat kegiatan ini.

Visi : Mewujudkan suatu masyarakat yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan pengaruh yang baik kepada sesama, baik keluarga, teman sebaya, dan bahkan banyak orang disekitarnya.

Misi:
Untuk mewujudkan revolusi mental sejak usia dini dengan menekankan rasa hormat dan tanggung jawab sebagai anak negeri yang didasarkan pada nilai-nilai agama yaitu ketakwaan kepada Tuhan Yang maha Esa.
Dari anak lorong menjadi dikenal karena memiliki karakter kebangsaan yang ke-Indonesiaan yang dimulai dari budaya lorong yang memiliki sikap hormat dan tanggung jawab yang tinggi, berbudi luhur, berakhlak dan bermental ksatria (pahlawan).
Menjadi anak lorong yang berbeda karena memiliki karakter yang kuat dan memengaruhi anak-anak yang lain baik yang di lorong, sekolah bahkan keluarga (orang tua).