Good News

Senin, 06 Juni 2016

Kata Yesus Masygullah (Jesus groaned) dalam Yohanes 11:1-44 oleh Hengki Wijaya

Nas Yohanes 11:1-44 adalah kisah Yesus membangkitkan Lazarus yang merupakan tanda ketujuh. Tanda pertama dalah Yesus di perkawinan di Kana; Tanda Kedua Yesus menyembuhkan anak pegawai istana; Tanda ketiga Yesus menyembuhjan seorang yang sakit; tanda keempat Yesus memberi makan lima ribu orang; Tanda kelima Yesus berjalan di atas air; dan tanda keenam Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir.

Jesus groaned adalah kalimat yang ada dalam ayat 33, 38 sebagai respons Yesus melihat Maria menangis dan orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dengan Maria maka masygul hati-Nya (he groaned in spirit).  Ketika Yesus bergerak dan mengikuti mereka maka menangislah Yesus (Jesus wept). Ekspresi Yesus sebagai manusia adalah menangis yaitu meneteskan air mata di saat Dia berjalan menuju tempat Lazarus dibaringkan. Pada ayat 36-37 adalah reaksi orang-orang yang di sekitarnya yang menunjukkan respons mereka terhadap kenyataan bahwa Yesus menangis. Maka pada ayat 38, sekali lagi Yesus merasakan kpedihan hati yang mendalam. Bisa saja diakibatkan oleh perkataan mereka atau bisa juga karena tangisan Yesus yang mendalam yang tak tertahankan. Berikut ini secara sederhana kita belajar arti masygul dalam bahasa Indonesia sebagai terjemahan dan arti yang diberikan Strong dari kata groan. Berdasarkan kamus bahasa Indonesia online kata masygul: bersusah hati karena suatu sebab; sedih; murung. Menurut Strong: (to snort with anger); to have indignation on, that is, (transitively) to blame, (intransitively) to sigh with chagrin, (specifically) to sternly enjoin: - straitly charge, groan, murmur against. Artinya dalam bahasa Indonesia, (untuk mendengus) dengan kemarahan; untuk memiliki marah pada, itu, ( transitively ) untuk menyalahkan, ( intransitively ) untuk menghela napas dengan kecewa, ( ) khusus untuk tegas menyuruh: - straitly biaya, mengerang, bersungut sungut.


Kata ini dapat diterjemahkan sebagai kesedihan yang bercampur dengan kemarahan, menarik napas yang dalam untuk mengekspresikan suatu kemarahan kudus, namun bukan suatu kekesalan dan kemarahan atas dosa. Bisa saja bila dilihat secara konteks ada sebuah kesedihan Yesus atas ketidakpercayaan mereka akan kebangkitan. Namun juga sebuah keadaan sedih sebagai manusia yang terdalam yaitu di dalam roh-Nya yang mau menunjukkan bahwa apa yang mereka percayai selama ini adalah kebenaran bahwa Yesus sanggup membangkitkan dan tidak perlu ada kesedihan sebab Lazarus akan bangkit saat ini. Yesus ingin menyatakan diri-Nya melalui tanda Lazarus dibangkitkan sebab Allah harus dimuliakan melalui tanda Lazarus ini. Yesus juga mau menghancurkan ketidakpercayaan yang ada pada murid-murid-Nya, pada Marta dan orang-orang Yahudi yang seakan mencobai kuasa kebangkitan Yesus. Yesus tergerak dari tempat-Nya karena sikap Maria atau respons Maria yang berbeda dengan saudarinya Marta ketika bertemu dengan Yesus. Maria melihat Yesus sebagai sosok yang harus disembah sementara Marta seakan menganggap yesus hanya sebagai guru, sahabat dan nabi saja. Ada penolakan Marta akan kuasa kebangkitan bahwa kebangkitan dapat dilakukan oleh yesus pada saat itu. Marta beragumen dengan pikirannya yang sedih dan hanya mengingat pengajran atau pengetahuan tentang kebangkitan sekalipun Yesus sudah menyatakan diri-Nya adalah kebangkitan dan hidup.

Bila kita membagi perikop ini menjadi tiga bagian secara garis besar maka:
Bagian pertama, Yohanes 11:1-16, Ada penjelasan tentang Maria secara jelas. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan dengan Maria yang lain termasuk di sini Maria Magdalena, dan juga perempuan yang meminyaki kaki yesus selain Maria saudari Marta. Dalam nas ini dapat dilihat dari pemikiran Yesus maka Tuhan Yesus membiarkan terjadinya penundaan kesembuhan untuk memuliakan Bapa melalui kebangkitan. Keadaan ini tidak dimengerti oleh murid-murid-Nya. Ada kebingungan dengan maksud Yesus. Ada kesengajaan yang tidak dapat dimengerti atau Yesus menunggu waktu yang tepat untuk melakukan tanda berikutnya yaitu kebangkitan. Yesus mengatakan bahwa penyakit itu tidak membawa kematian, tetapi membawa kemuliaan Allah. Seharusnya murid-murid berfokus dengan ucapan yesus, namun mereka memiliki pemikiran sendiri. Murid-murid berpikir akan peristiwa sebelumnya bahwa mereka tidak disukai di Betania dan sekarang ini mereka mau datang ke tempat itu untuk memberikan diri untuk dibunuh. Ada pesan yang kuat yang ingin disampaikan oleh Yesus namun sampai detik itu murid-murid-Nya belum mengerti. Bahakan Tomas yang disebut Didimus dengan santai berkata: “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.” Suatu ekspresi yang tidak dapat dibanggakan sebagai murid. Seringkali ini pun terjadi kepada pengikut Kristus yang tidak memiliki wawasan yang memadai, namu memiliki ucapan yang tidak bermakna (hampa). Mungkin juga karena ada rasa takut akan sesuatu yang akan terjadi. Ucapan ini dapat dikatakan sebagai rasa pasrah bahwa akan mati bersama Yesus, walaupun yang yesus maksudkan bukanlah demikian.

Bagian kedua, Yesus hadir di tempat Maria dan Marta tinggal. Ketika tiba Lazarus sudah terbaring empat hari lamanya di kubur. Berarti ketika kabar itu disampaikan bila Yesus tidak menunda keberangkatannya mungkin saja Lazarus belum mati. Dua hari yang Dia tetapkan menunjukkan waktu Lazarus untuk mati. Perjalanan dari timur Sungai Yordan memakan waktu yang lama karena harus melalui Yerusalem sejauh 3 km (2 mil) dan ada kemungkinan bahwa Yesus sudah menyadari bahwa Lazarus akan mati saat Dia menerima berita tersebut dan sengaja tingal 2 hari lagi. Bila perjalanan tersebut memakan waktu dua hari maka tepatlah bahwa ketika mereka sampai di tempat Lazarus maka Lazarus sudah di kubur selama 4 hari. Oleh karena itu Yesus mengatakan bahwa Lazarus tidak akan mati karena penyakit karena ada rencana besar yang akan terjadi yang dibuat oleh Yesus. Ada kisah yang menarik ketika Marta mendengar bahwa Yesus datang maka dia tidak memanggil Maria tetapi dia merespons bahwa bila Yesus ada di sini maka Lazarus tidak akan mati. Jadi biar bagaimana pun Lazarus tidak dapat tertolong karena Yesus tidak ada di Betania. Senagaja tinggal dua hari hanya untuk menambah “menarik” kisah ini untuk memuliakan Allah. Marta percaya bahwa Allah dapat memberikan segala sesuatu kepada Yesus. Yesus berkata, “Saudaramu akan bangkit.” Namun di tengah kesedihannya, Marta mendikte Yesus bahwa dia percaya akan kebangkitan di akhir zaman. Yesus menegaskan bahwa Dialah kebangkitan dan hidup dan barangsiapa percaya kepada-Nya tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau? Sekali lagi Marta tidak fokus dengan perkataan Yesus malah mendikte sekali lagi bahwa dia percaya Yesus adalah Mesias Anak Allah. Marta menjawab Yesus dengan pengetahuan yang dia ketahui tentang Allah, dia tidak merespons perkataan yesus yang adalah kebangkitan dan hidup. Seakan cuek dengan penyataan Yesus dia pun berlari memanggil Maria. Sebagai orang percaya seringkali juga mengabaikan perkataan firman tuhan dan seakan mengerti dengan firman Tuhan, namun tidak sepenuhnya memahami situasi saat ini yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita. Yesus mau menyatakan diri-Nya sekarang dan bukan hanya nanti di akhir zaman. Apakah kita dapat merespons kehendak-Nya? Respons yang berbeda ditunjukkan oleh Maria dibandingkan Marta. Dia hanya dapat tersungkur di hadapan Yesus dan menangis dan berkata yang sama yang diucapkan oleh Marta. Kita pasti berbeda, tetapi respons yang tepat yang dikehendaki Yesus adalah kerendahatian yang tidak merasa mengetahui sesuatu dan dapat mengerti sesuatu yang sebenarnya tidak diketahui. Maria dapat membuat Yesus masygul dan bergerak dari tempatnya semula menuju ke tempat Lazarus. Iman dan kerendahatian kita dapat menggerakkan Allah untuk bertindak.


Bagian ketika, membiarkan Allah bertindak dan jangan mendikte Allah untuk melakukan yang terbaik bagi kita untuk melihat-Nya dan mengalami kuasa kebangkitan-Nya. Yesus mau menegaskan kembali melalui peristiwa kebangkitan Lazarus bahwa benar Allah yang mengutus Yesus supaya mereka yang ada di sekitar kubur itu dapat percaya kepada Yesus. Allah dimuliakan dengan peristiwa kebangkitan Lazarus itu. Sekali lagi Marta tidak percaya. Pengetahuan tanpa keyakinan pada Tuhan adalah pengetahuan sia-sia. Pengetahuan dengan keyakinan pada Tuhan  adalah kuasa yang besar untuk memuliakan Tuhan. Allah menyatakan diri-Nya melalui tanda kebangkitan Lazarus di mana Dia sendiri yang diutus oleh Bapa di surga adalah kebangkitan dan hidup itu sendiri.

4 komentar:

  1. saham kasih dalam Kristus...
    saya merasa diberkati dan sunggu menambah wawasan melihat tafsiran ini.. bapak mememang gemar membaca ya sampai bisa menafsir dengan baik seperti ini oleh bimbingan Tuhan lewat ilmu pengetahuan yang bapak miliki... (y)

    BalasHapus
  2. Mantul...benar2 mendapatkan sesuatu dari ulasan ini..terima kasih kiranya Tuhan semakin melimpahi hikmat dan pengertian yg lebih lagi kepada penulis.. Gbu

    BalasHapus