Good News

Rabu, 15 Juni 2016

Kubu-kubu: Kenal dan Runtuhkan Kekuatannya oleh Pastor Indri Gautama

•WEDNESDAY, JUNE 15, 2016
Adalah kerinduan hati Allah untuk selalu bersekutu dan berkomunikasi dengan kita, umat-Nya. Allah ingin kita peka dan tajam mendengar suara-Nya, agar kita senantiasa mengenal musim dan waktunya Allah. Tidak hanya mengenal, namun juga mengerti apa yang perlu kita lakukan di musim-musim tersebut. Akibatnya kita mengalami semua janji -janji Allah yang tersedia di musim -musim tersebut . Namun untuk mengalami kemuliaan Allah yang sudah disiapkan bagi gereja-Nya, kita harus tahu bahwa ada polusi-polusi rohani yang menghambat pertumbuhan rohani kita sehingga tidak menerima janji-janji Allah. Hal-hal yang menyebabkan polusi dalam kerohanian kita seperti ; hubungan-hubungan yang membahayakan, komsumsi media yang penuh racun, kebiasaan yang sifatnya adiktif dan berakibat jangka panjang. Oleh sebab itu kita perlu memperhatikan hubungan-hubungan yang membahayakan hidup kita. Sebab ada orang -orang dalam kehidupan kita yang menambah-nambahkan, ada orang yang mengurangi, ada yang melipatgandakan , bahkan ada orang-orang yang sifatnya memecah belah. Jika panca indera rohani kita sudah tumpul, ketika kita berada di lingkungan sekitar kita dan menyesuaikan diri dengan apa yang ada disekeliling kita, maka Setan akan merekayasa suatu skenario untuk menjebak kita kedalam jebakan dosa. Akibatnya kita kehilangan sensitifitas, kepekaan dan ketajaman roh.
   Paulus menjelaskan dalam 2 Korintus 10:4-5 “Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus”. Peperangan kita adalah peperangan rohani, namun berdampak ke fisik dan ke jiwa, yang menyebabkan kita tidak maju dan berkembang dalam kerohanian. Kata benteng-benteng, bahasa Inggris : stronghold dalam bahasa Yunani disebut : “Okuroma” yakni seperti kastil yang tersusun dari batu-batu yang besar dan kuat, yang menggambarkan seorang tawanan yang terkunci, terpenjara, karena tertipu.Kubu-kubu adalah sebuah benteng yang dibangun di pikiran kita oleh kita sendiri yang telah dicemari oleh perkataan-perkataan negatif dari sekeliling kita. Benteng ini dibangun setahap demi setahap dalam jangka waktu yang panjang hingga menjadi kokoh. Tepatnya, kubu-kubu tersebut berasal dari apa yang kita lihat, baca dan alami yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Hal-hal tersebut membentuk sebuah pola pikir yang menentang pengenalan akan Allah (2 Korintus 10:5) Semua pemikiran yang tidak selaras dengan Firman adalah kubu-kubu. Dihadapan Allah ini adalah dosa. Akibatnya kita kehilangan janji-janji Allah yang disediakan bagi kita. Kapan dan bagaimana kita membangun kubu-kubu kita sendiri? Pada saat kita menyimpan kekecewaan, kegeraman dan sulit mengampuni. Pada saat kita masih trauma pada kegagalan masa lampau. Juga ketika kita masih bermegah dalam kesuksesan masa lampau dan nyaman dengan masa lampau. Ini semua bisa menjadi "batu-batu bata" yang kita susun sendiri dalam pikiran kita. Akibatnya, kita tidak bisa melihat Tuhan sebagaimana Dia seharusnya. Kita juga gagal melihat jalan baru yang Tuhan sediakan.

  Yang dimaksud dengan benteng-benteng atau kubu-kubu adalah reaksi emosional kita, siasat, pendapat, argumen, apapun yang kita pilih untuk menjadi perlindungan palsu dalam bentuk kepura-puraan, dusta, dan semua itu dikembangkan melalui banyak cara. Orang yang mudah tersinggung berarti didalam dia sudah ada benteng yang dibangun didalam pikirannya. Pengalaman pahit masa kecil yang belum disembuhkan, trauma masa lalu, ini semua bisa menyebabkan intektual tidak tajam, cara berpikir menjadi tidak jernih. Kubu - kubu membuat pancaindera penglihatan kita menjadi kabur, telinga rohani kita menjadi tuli. Setiap kali kita tidak sepakat dengan Tuhan, itu berarti kita sedang menumpuk batu-batu untuk membangun stronghold didalam pikiran kita sendiri. Jadi benteng-benteng itu bukan dibangun oleh setan, tetapi oleh diri kita sendiri. Kita yang membangun penjara kita sendiri, kita yang menjadi kontraktornya, dan kita sendirilah penghuninya. Setiap hari kita memikirkan ribuan pikiran yang tidak sesuai dengan kebenaran, batu demi batu kita tumpuk untuk membangun benteng penjara diri sendiri. Bagaimana mengetahui didalam kita masih ada benteng-benteng atau kubu-kubu? Pada saat kebutuhan-kebutuhan kita tidak terpenuhi. Yakni : 1. Kebutuhan hidup: kendaraan, rumah , pendidikan dan kebutuhan pokok lain 2. Kebutuhan mendapat perlindungan 3. Kebutuhan mendapat identitas pribadi, jati diri, supaya tidak minder, tidak merasa tertolak. 4. Kebutuhan mendapat penghiburan. 5. Kebutuhan mendapat pengajaran. 6. Kebutuhan untuk berkomunikasi, berdiskusi dengan teman, maka kita akan mencari yang palsu untuk mengisi kebutuhan itu, kita berusaha memenuhinya dengan kekuatan kita sendiri dengan bekerja keras dengan motivasi yang salah. Sementara Firman Tuhan berkata Allah Bapa yang menyediakan seluruh kebutuhan hidup kita. Allah Bapa adalah benteng, kubu, menara, kekuatan kita. Allah yang menyediakan keamanan, damai sejahtera, perlindungan dan ketentraman bagi kita. Jadikan Allah sebagai sumber kita untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan tersebut. Ujian dan pencobaan itu penting untuk membuktikan apakah ada benteng didalam kita. Itu sebabnya Petrus berkata jangan terkejut, jangan heran apabila kamu jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan. Benteng-benteng atau kubu-kubu harus di runtuhkan dan segala kepura-puraan yang selama ini menantang, melawan pengenalan akan Allah harus ditawan, agar kita bisa bebas dan merdeka mengikuti Tuhan. Jangan menjadi tahanan dari penjara buatan kita sendiri. Kubu-kubu ini tidak bisa di tengking, tapi cari akarnya terlebih dahulu, tawan, dan kemudian ijinkan Roh Kudus menanganinya – karena senjata yang kita pakai adalah senjata Allah.

 Matthew 7:7Jika Anda tahu bahwa Anda telah membangun benteng dalam pikiranmu, sebutkan itu dan sangkal, serahkan kepada Tuhan . Sesuai Matius 7:7 minta Tuhan menggantikan apa yang menjadi bentengmu selama ini. Jangan keraskan hatimu – hendaklah yang bertelinga mendengar apa yang sedang dikatakan Roh. Tuhan menentang orang congkak, tapi memberi kasih karunia kepada orang yang rendah hati. Dalam terjemahan lain : Tuhan pasang badan menentang atau melawan orang congkak. Bangsa Indonesia butuh orang-orang yang tajam melihat waktu Tuhan seperti bani Isakhar. Tempat dimana Anda bekerja butuh mendengar pesan Tuhan, sahabat-sahabat Anda di kampus, sekolah-sekolah, maupun, lingkungan tempat tinggal Anda butuh mendengar pesan Allah. Kita lah seharusnya yang menjadi solusi dari problem-problem yang sedang terjadi di tengah masyarakat dan bangsa, tapi ini tidak bisa terjadi jika kita masih menjadi musuhnya Tuhan, berseteru dengan Allah karena pikiran kita tidak sesuai dengan pikiran Tuhan. Sekarang ambil pikiran-pikiran itu tawan dan runtuhkan, katakan Anda tidak setuju dengan semua pemikiran ini, batalkan dan Anda harus memilih untuk berpikir selaras dengan pemikiran Tuhan dan deklasrasikan perkataan-perkataan Tuhan mengenai Anda. Katakan pada Tuhan : Engkaulah bentengku, kubu pertahananku, tempat perlindunganku, dan pengharapanku. Perbaharui pikiran Anda dengan firman terus menerus. Dan alami kemerdekaan hari ini juga .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar