Good News

Senin, 06 Juni 2016

Yesus dan paham Nihilisme oleh Hengki Wijaya

Yesus menyatakan bahwa Dia adalah "jalan dan kebenaran dan hidup." Kebenaran dan hidup sangat berkaitan erat. Namun manusia berusaha untuk menjauhkan diri dari kebenaran mutlak yang bersalah dari Allah saja. Manusia kehilangan hidupnya dan akibatnya budaya menjadi rusak. Ada sebuah paham yang dikenal sebagai Nihilism atau Nihilisme. Tahap pertama dari proses ini adalah:
Liberalisme: aliran ketatanegaraan dan ekonomi yang menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi untuk berusaha dan berniaga (pemerintah tidak boleh turut campur); usaha perjuangan menuju kebebasan (http://kbbi.web.id/liberalisme).
Ketika manusia dicerahkan tentang kekuasaan dan kemampuannya serta percaya bahwa ia bisa mengetahui kebenaran meskipun tidak mengenal Allah. Manusia yang percaya diri dan tidak bergantung pada siapa pun, memasuki tahap kedua yaitu:


Realisme: Aliran ini menjauhkan diri dari hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal rohani dan hanya berkaitan dengan hal jasmani. Dengan demikian aliran ini hanya memercayai apa yang dilihat oleh mata dan indera jasmani manusia. Dengan kata lain secara lahiriah yang tampak dan apa yang menjadi kenyataan sehingga hal-hal rohani tidak menjadi kebenaran mereka. Semuanya harus dilogikan dan masuk akal dan terlihat secara inderawi. Hal yang mistis atau rohani dianggap bertentangan dengan kebiasaan aliran ini. Hal ini jelas menimbulkan kehampaan pada aliran ini karena tidak adanya keseimbangan sehingga manusia terdorong kepada paham vitalisme.


Vitalisme: kerinduan akan sesuatu yang jauh melampaui hal-hal jasmani. Terutama manusia mau menerima nilai-nilai "mistis" dan "spiritual" tetapi tetap menolak gagasana tentang kebenaran mutlak. Tahap ini banyak terjadi dalam kehidupan orang Kristen yang menyenangi sebuah gagasan dan hal-hal spiritual namun tidak mau terlalu dekat dengan Tuhan. Terjebaknya manusia dengan vitalisme justru membawa mereka sekan berperang dengan Allah karena hal-hal yang dilakukan mereka membawa mereka pada penyembahan berhala dan hal-hal sinkretisme. Sebab manusia mencari hal-hal yang spiritual dan mistis sehingga memungkinkan pembauran budaya, agama dan paham yang akhirnya membawa pada perlawanan kepada Allah secara sengaja maupun yang tidak disadari oleh pengikutnya.

Paradoks dengan Allah (Melawan terhadap Allah): paham yang melawan Allah dan berjuang keikiutsertaan Allah dalam ciptaan dan kehidupan ini. Perjuangan mereka tidak dapat menghilangkan keberadaan Allah sebab Allah tidak dapat ditaklukkan oleh ciptaannya. Pada suatu kali ketika manusia akan berhadapan dengan kebenaran yang absolut yang bersumber dari Allah. Maka saat itu kita dapat mengatakan bahwa semua itu adalah kesia-siaan, maka paham nihilisme adalah kebodohan dan berlawanan dengan kebanaran dan Alkitab. Kebenaran tidak dapat dibeli oleh apa pun. Kebenaran hanya dapat diperoleh dari Yesus Kristus.

Yesus adalah segalanya dan hanya da satu Jalan, kebenaran dan Hidup

Yesus adalah segalanya tidak ada yang menggantikannya dalam hidup manusia. Walaupun manusia mencoba menggantikan Allah Bapa, Yesus dan roh Kudus dengan berbagai jalan dan kebenaran maka sesungguhnya hal tersebut adalah kesia-siaan saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar