Good News

Minggu, 12 Juni 2016

Khotbah: Kematian yang berguna (Yohanes 11:45-57)

Kebangkitan Lazarus memberikan ancaman bagi para ahli Taurat dan orang Farisi. Oleh karena itu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan berkata: Apa yang harus kita perbuat? Kehebohan akan apa yang dilakukan oleh Yesus telah membuat mereka ketakutan padahal yang dilakukan Yesus adalah banyak mukjizat yang tentunya berdampak baik bagi banyak orang. Namun, mereka justru berpendapat lain karena berpikir tentang masa depan mereka yang terancam apalagi saat itu yang berkuasa adalah Kekaisaran Roma. Dan mereka memiliki hubungan yang sudah baik dengan kekaisaran Roma.

Kayafas, Imam besar saat itu berkata: "Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa." Hal ini tidak dikatakannya dari dirinya sendiri tetapi oleh otoritas sebagai Imam Besar saat itu. Allah telah memakai Iman Besar untuk bernubuat bagaiman Yesus akan mati bagi bangsanya. Namun Allah menyatakan bahwa Yesus tdak hanya harus mati bagi bangsa-Nya namun bagi bangsa-bangsa yang lain. Pelajaran penting yang kita peroleh dari kematian Yesus dalam konteks ini adalah bahwa kematian Yesus adalah anugerah keselamatan bagi semua bangsa. tanpa kematian yesus maka keselamatan tidak akan ada. Hanya dengan kematian-Nya dan kebangkitan-Nyalah kita umat pilihan-Nya berleh keselamatan dan kehidupan yang kekal.

1. Kematian yang menyelamatkan
 Allah mengetahui bagaimana setiap orang mengalami kematian. Apakah kematian itu berguna? Hanya Bapa yang tahu? Imam-imam merencanakan pembunuhan bagi Yesus tetapi Bapa merencanakan kematian Yesus sebagai jalan menuju keselamatan umat manusia yang sebelumnya harus melewati sebuah pengorbanan kurban binatang. Namun melalui pengorbanan Yesus tidaklah sia-sia karena kita pada akhirnya dikenal oleh musuh-musuh-Nya sebagai anak-anak Allah, umat ketebusan-Nya. Bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan, namun mereka tidak mau percaya kepada Yesus maka Yesus juga menjanjikan keselamatan bagi bangsa non Yahudi.



2. Kematian Yesus mempersatukan bangsa-Nya
Yesus dipanggil untuk menyelamatkan umat-Nya yaitu bangsa Yahudi, tetapi mereka menolak Yesus sebagai Mesias. Namun dalam perjalanan hidup-Nya hanya beberapa saja yang percaya yang berasal dari ahli Taurat seperti Nikodemus, Yusuf dariArimatea, dan Saulus menjadi Paulus. Dia mati menjadi berguna bagi banyak orang. Apakah kita nantinya mati juga untuk memuliakan nama-Nya atau hanya memuliakan diri sendiri. Yesus mati untuk memuliakan Bapa-Nya sehingga kemuliaan itu datang bagi-Nya dan Dia dipermuliakan.

3. Kematian yesus untuk mengumpulkan dan mempersatukan umat Allah menjadi satu umat
Yesus mati untuk mempersatukan semua bangsa baik bangsa Yahudi dan non Yahudi. Bangsa Yahudi menolak maka bangsa lain memperoleh keselamatan. Tidak ada lagi perbedaan di dalam Yesus hanya ada satu saja yang ditinggikan yaitu Yesus Kristus. Tidak ada lagi tradisi, bahasa dan warna kulit dan latar belakang, bahkan pendidikan yang dapat memisahkan kita dari kasih Yesus Kristus. Tidak ada lagi kaum bangsawan, budak dan orang kaya dan miskin maka di hadapan Yesus kita sdalah sama dan status kita adalah anak-anak Allah.

Pertanyaan:
Apakah kita masih mempermasalahkan perbedaan sebagai penghalang persatuan di antara kita? Tidak ada lagi penghalang persatuan. Di dalam Yesus kita semua bersaudara. Di dalam Yesus kita dapat saling menerima satu dengan yang lain. Di dalam Yesus kita saling mendoakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar