Good News

Rabu, 25 Juli 2018

Kelicikan Raja Daud dan perbuatan hina dihadapan TUHAN

Daud tidak biasanya sendiri di kerajaannya sementara panglimanya Yoab dan prajurit pergi berperang dengan misi pemusnahan bani Amon. Mereka telah mengepung bani Amon di Raba. Benteng itu masih kuat dan tidak runtuh. Apakah proses yang begitu lama membuat Raja Daud bosan, dan tidak ada ide sama sekali atau hikmat Allah yang turun atasnya sehingga dia tinggal sendiri di kerajaannya untuk merenung.

Merenung sambil berjalan-jalan di atas sotoh rumah menjadi petaka bagi Daud karena dia melihat perempuan cantik lagi mandi. Lagi pusing memikirkan perang, dan berpikir untuk selingan saja maka dia pun memanggil perempuan itu dan tidur dengannya. Akibat perbuatannya itu, perempuan itu mengandung karena pada waktu itu ia barusan selesai dari membersihkan kenajisannya (masa kesuburan lagi menanti).

Lalu Raja Daud memikirkan niat yang kahat dan berusaha untuk mewujudkannya.

Pertama, memanggil Uria suami Batsyeba untuk pulang dan menemui istrinya supaya mereka berdua dapat bersama dan tidur bersama. Rencana itu gagal karena Uria tidak pulang ke rumah malahan tidur bersama prajurit yang lain. Hal itu dilakukan Uria sebagai prajurit yang loyal kepada bangsa dan teman-temannya di medan pertempuran.  Maka Daud menjalankan rendana kedua yang lebih licik dan didiapati Uria yang telah mabuk karena diberi minuman oleh Daud. Tetapi Uria tidak berjalan ke rumahnya tetapi tidur bersama hamba-hamabanya. Maka Daud menjalankan rencana ketiga yang akhirnya berhasil. Dalam surat tersebut berisi tentang bagaimana cara melenyapkan diri Uria. Sungguh menyedihkan perbuatan Raja Daud dan sungguh hina di hadapan TUHAN.