Good News

Jumat, 30 Oktober 2015

Khotbah: Berahi kepada suamimu. Apa arti sebenarnya?

Apakah benar kata yang ada dalam Kejadian 3 yaitu "berahi" adalah sungguh kata berahi ataukah ada arti yang paling benarnya?


Bagian kedua dari hukuman atas perempuan berkisar sekitar penerjemahan atas dua kata yang sangat penting yang memiliki sejarah terjemahan yang mengagumkan, yaitu "berahi" dan "akan berkuasa". Jarang terjadi ada sedemikian banyak keinginan berbuat jahat yang telah disebabkan oleh sejarah kesalahan penerjemahan yang telah disahkan.

Benarkah karena Kejatuhan, kaum wanita secara alamiah menunjukkan berahi seksual yang besar kepada suami-suami mereka? Dan jika memang demikian, apakah pada saat yang sama Allah memerintahkan para suami untuk menerapkan kekuasaan diatas istri-istri mereka? Tampaknya kita berhadapan dengan "kesalahan penterjemahan" yang begitu lama ada dan diikuti secara turun-temurun.

Dalam satu dan lain bentuk, para penafsir yang paling konservatif menjawab kedua pertanyaan ini dengan ya yang tegas dan memakai Kejadian 3:16 sebagai dasar bagi jawaban mereka. Namun apakah bacaan itu sendiri layak bertanggung jawab atas pernyataan-pernyataan yang sedemikian pentingnya itu?

Kamis, 29 Oktober 2015

Tips Cara membuat Abstrak

Abstrak ditulis dalam satu paragraf dan berisi ringkasan singkat penelitian, tujuan penelitian, hasil penelitian dan kesimpulan. Abstrak juga berisi sinopsis isi subsatnasi jurnal. Abstrak dilengkapi katakata kunci. Bahasa yang digunakan bahasa Indonesia dan Bahasa PBB dalam hal ini bahasa Inggris.  Isi suatu abstrak sebaiknya jangan melebihi 250 kata atau sekitar 25 baris jika setiap baris terdiri atas 10 kata.
    Dalam abstrak tidak perlu pergantian paragraf (tanpa alinea). Artinya adalah dalam abstarks tidak ada paragraf. Huruf yang digunakan dalam abstrak sebaiknya berbeda besarnya dengan huruf isi karangan ilmiah, ini akan memudahkan para pembaca untuk memahami keseluruhan isi.
    Sebisa  mungkin dihindari pemakaian, kalimat aktif, sebaiknya kalimat pasif.
    Kepustakaan, singkatan, ilustrasi, grafik dan tabel jangan dicantumkan.
    Di bawah abstrak sebaiknya dicantumkan kata-kata kunci (key words) sebanyak 3 hingga 10 kata yang kira-kira dapat dipakai untuk mengindeks karangan ilmiah kita dalam suatu deretan karangan ilmiah sejenis. Kata kunci (key word) adalah kata-kata yang penting dan paling menonjol dalam karangan ilmiah.

Senin, 26 Oktober 2015

Refleksi Khotbah: Selibat atau tetap menikah (1 Korintus 7:17) Bagian I

Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat (1 Kor. 7:17). Terlihat ayat begitu sederhana dan dapat dimengerti. tetapi dapat diartikan berbeda karena ini adalah “ketetapan” yang diberikan kepada semua jemaat (ekklesia) berarti semua orang yang ada di gereja saat ini. Frasa seperti “tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah.” Dua hal yaitu yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil. Salah satu tafsiran yang ekstrim adalah bahwa ada tiga kali ayat ini ditegaskan kembalu yaitu ayat 17, 20 dan 24 menjadikan suatu ketetapan bahwa orang yang dipanggil pada saat ia sendiri/membujang jikalau mau menjadi jemaat (murid Kristus) haruslah tetap seperti keadaannya semula. Dan apabila sudah menikah maka tetaplah seperti yang semula. Akhirnya saya mencoba mencari beberapa pandangan sumber tentang nas ini. Beberapa pandangan dari beberapa sumber tentang hal ini saya kumpulkan secara utuh dari sumbernya supaya jelas tentang ayat ini.

Jumat, 23 Oktober 2015

Khotbah: Siapa yang sebenarnya Menjadi pelacur bakti? Agama Kristen atau PSK?

Nas Bacaan Yehezkiel 23:1-49;Wahyu 17:1-6

Pendahuluan

Apakah definisi pelacur hanya ditujukan kepada sundal, atau Pekerja Seks Komersial? Baru-baru ini banyak artis yang terjerumus dengan bisnis prostitusi online.  Ataukah ada pelacur rohani atau prostitusi rohani yang terjadi di dalam gereja dan pribadi pemimpin? Kalau PSK itu jelas mereka melakukan dosa dan mereka juga mengakuihal itu dan mereka juga berusaha keluar dari profesi atau pekerjaan sampingan itu. Tetapi apakah kita yang mengaku orang Kristen tidak dapat melakukan pelacuran rohani? Kita sebagai orang percaya sangat rentang dengan pelcuran rohani. Bagaimana hal itu dapat terjadi padahal kita sudah memercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Pembuatan EM4 Sendiri

MEMBUAT EM4 SENDIRI
Oleh Henry Winoto di API (Asosiasi Pepaya Indonesia) DKI & BANTEN (Berkas) · Sunting Dokumen

MEMBUAT EM4 SENDIRI

Sebagai starter mikroorganisme pada proses dekomposer EM4 menjadi begitu penting dalam dunia pertanian organik. Jika kita harus membeli EM4 tersebut harganya lumayan mahal, padahal ada berbagai cara untuk membuat EM4 sendiri dengan harga bahan baku yang sangat murah. Salah satu caranya adalah sebagai berikut:

Kamis, 15 Oktober 2015

Khotbah: Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Hengki Wijaya)

Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Itulah fakta kebenaran yang tidak dapat digugat dan tidak dapat ditoleransi oleh apapun. Penulis mau mengungkapkan sebuah Teori Terbalik (The Fall Down Theory). Teori ini muncul melalui kehidupan kita yang selalu memutarbalikkan kebenaran sekalipun kita ternyata sudah "percaya".
Apakah itu? Carilah dahulu masa depanmu (uangmu) barulah carilah kehendak Tuhan. Carilah Tuhan sambil carilah kehendakmu. Carilah apa yang kamu inginkan dan sesudah itu barulah cari Tuhan karena Dia peduli. Tepri ini seringkali dipraktikkan dan nyatanya membawa kita semakin jauh dari Tuhan. Bukannya mendapatkan Tuhan karena mencari melainkan jauh dari-Nya karena perbuatan dan sikap yang mencari lainnya. Cari yang pertama-tama Kerajaan Allah. Cari Raja, Kerajaan dan kebenaran-Nya (kehendak-Nya). Carilah pribadi Yesus (Raja) dan bekerjalah dalam Kerajaan-Nya karena Anda adalah milik-Nya kalau Anda sungguh percaya di hati dan seluruh hidupmu.

Cara Stek Pohon Mangga: Cara memperbanyak pohon mangga tanpa cangkok

Stek adalah suatu cara pengembangbiakkan secara vegetative dengan memotong cabang, atau bagian batang lain dengan panjang tertentu. Potongan itu ditanam untuk memperoleh tanaman baru. Pembibitan mangga dengan stek dapat dilakukan dengan cara dikerat, dipotong dan diberi hormone.

cara stek pohon mangga, cara stek tanaman, cara stek tanaman mangga, cara stek mangga, cara stek tanaman mangga, cara stek tanaman buah, stek mangga, stek tanaman buah;


Stek kerat
Perbanyakan stek mangga dengan cara dikerat dapat dilakukan sebagai berikut.
1) Pilih cabang atau ranting sehat, berdiameter 1-2 cm.
2) Sekitar 30 cm dari ujung, kulit cabang dikerat melingkar selebar 2,5 cm.
3) Sekitar 1-3 bulan kemudian berbentuk kalus.
4) Cabang yang pangkalnya berkalus dipotong dari pohon induknya sebagai bibit stek.
5) Stek yang pangkalnya  berkalus lebih cepat membentuk akar dibanding stek yang tidak berkalus.

Abstrak: MAKNA TUJUH UNGKAPAN YESUS DI SALIB BAGI ORANG PERCAYA

MAKNA TUJUH UNGKAPAN YESUS DI SALIB BAGI ORANG PERCAYA
Aldorio Flavius Lele1)*, Robi Panggarra2)
1)Alumni  Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
2)Dosen Prodi Teologi Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
*)Penulis korespondensi: aldorioflavius@gmail.com

Abstrak
Tujuh perkataan Yesus di kayu salib merupakan tujuh ucapan yang mencakup seluruh pengajaran mengenai kasih Allah bagi manusia. Kasih yang sulit untuk dipahami, sulit untuk dimengerti secara tuntas karena ia melebihi kapasitas serta rasio pemikiran manusia yang terbatas. Pernyataan kasih itu disimpulkan sebagai berikut: Pertama, ucapan pengampunan yang diucapkan Yesus mengajarkan bahwa prinsip pengampunan adalah mengasihi musuh. Mendoakan dan mengharapkan dia bertobat serta mengampuni segala dosa-dosanya bukan berarti membiarkan dia berdosa terus menerus. Ucapan pengampunan yang diucapkan oleh Yesus ialah bukan supaya orang-orang yang didoakan diampuni tanpa pertobatan, tetapi supaya mereka diampuni melalui pertobatan. Kedua, dalam perkataan-Nya yang kedua, Yesus menjamin orang berdosa yang bertobat dan percaya kepada-Nya akan bersama-sama dengan Dia di Firdaus. Seruan jaminan kepastian yang diucapkan Yesus merupakan bentuk kasih yang menyelamatkan. Ketiga, Yesus adalah Allah yang peduli terhadap penderitaan umat yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan memiliki tanggung jawab untuk melakukan segala perintah Tuhan dan dalam segala hal mengasihi sesama. Keempat, Seruan ini mengajarkan mengenai kuasa dosa yang dahsyat sehingga Allah Bapa merelakan Anak-Nya yang sangat Ia kasihi, memikul beban dosa tanpa pertolongan dan perlindungan. Kelima, ucapan kelima inilah satu-satunya ucapan yang berhubungan dengan kesakitan jasmani yang Ia ucapkan dari atas kayu salib. Rasa haus Yesus menunjukkan bahwa Ia adalah benar-benar manusia. Ia adalah sumber air hidup yang rela menderita agar dapat menyelamatkan mereka yang datang kepada-Nya. Keenam, ucapan keenam ini bukanlah teriakan kekalahan, melainkan teriakan kemenangan. Ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa hingga akhir hidup-Nya menandakan kasih-Nya yang begitu besar bagi manusia. Inilah kasih yang taat sampai mati. Ketujuh, ucapan terakhir Yesus menjelang kematian-Nya adalah sebuah doa. Di dalam doa-Nya itu Ia mengajarkan orang percaya bagaimana menghadapi kematian. Bentuk kasih yang penuh, terkandung di dalam penyerahan total kepada Allah.
Kata-kata kunci: pengampunan, kasih, Kristus, keselamatan, Yesus, kamatian, salib

Abstrak: KAJIAN BIBLIKA KECEMBURUAN ALLAH TERHADAP PENYEMBAHAN BERHALA BERDASARKAN KELUARAN 20:4-6 (Queency Christie Wauran)

Abstrak
Dalam Perjanjian Lama kecemburuan Allah selalu berada dalam konteks penyembahan berhala. Hukum Taurat yang kedua dengan jelas melarang penyembahan kepada patung oleh karena alasan ini yaitu Allah yang cemburu. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui arti kecemburuan Allah terhadap penyembahan berhala berdasarkan kitab Keluaran 20:4-6 dan implikasinya bagi kehidupan orang percaya. Adapun kesimpulan artikel ini adalah pertama, kecemburuan Allah terhadap penyembahan berhala menyatakan bahwa Allah tidak dapat direpresentasikan dalam bentuk apapun karena kecemburuan Allah ini menyatakan bahwa Ia adalah Allah yang kudus. Dengan demikian, hanya Allah satu-satunya yang harus disembah oleh orang percaya. Kedua, kecemburuan Allah terhadap penyembahan berhala menyatakan bahwa tidak boleh ada objek penyembahan yang lain selain kepada Allah karena penyembahan kepada berhala menandakan perzinaan rohani yang mengakibatkan kecemburuan Allah. Oleh karena itu, orang percaya harus menolak segala bentuk penyembahan berhala. Ketiga, penyembahan kepada berhala mendatangkan kecemburuan Allah karena kecemburuan Allah ini menyatakan kesetiaan-Nya atas perjanjian dengan umat-Nya. Dengan demikian, kecemburuan Allah seharusnya menjadi dasar dari penyembahan kepada Allah. Keempat, kecemburuan Allah atas penyembahan berhala mendatangkan hukuman karena kecemburuan Allah menyatakan keadilan-Nya dalam hal pemberian hukuman sebagai konsekuensi bagi penyembah berhala. Kelima, kecemburuan Allah atas penyembahan berhala menyatakan bahwa Allah mengasihi umat-Nya dan sekaligus menyatakan keadilan Allah dalam hal pemberian berkat bagi yang mengasihi-Nya. Kasih Allah mendasari hubungan-Nya dengan umat-Nya, dengan demikian kasih juga menjadi dasar hubungan orang percaya dengan Allah.
Kata kunci: Kecemburuan Allah, penyembahan, berhala, hukuman, kasih, hubungan, perzinaan rohani, Keluaran 20:4-6.

Abstrak: KONSEP PERSATUAN DENGAN KEMATIAN DAN KEBANGKITAN KRISTUS BERDASARKAN ROMA 6:1-14 (HANNY FREDERIK)

Abstrak
Persatuan orang percaya dengan Kristus adalah doktrin yang merupakan pemikiran kunci dalam ajaran Tuhan bahkan sangat penting bagi teologi Paulus sehingga seorang penafsir, James S. Stewart menyebutnya sebagai “inti dari agama Paulus.” Menurut hasil uraian tentang konsep persatuan dengan kematian dan kebangkitan Kristus berdasarkan Roma 6:1-14, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, orang percaya telah dipersatukan dengan kematian dan kebangkitan Kristus melalui baptisan, yang berarti ia turut serta mengalami peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Kristus dalam sejarah, yakni penyaliban, kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus. Kedua, persatuan dengan kematian dan kebangkitan Kristus mengakibatkan berlalunya ciptaan lama, yaitu kematian manusia lama sebagai status atau kedudukan seseorang dalam persekutuannya dengan Adam. Kematian Kristus adalah kematian bagi dosa, karena itu dalam persatuan dengan kematian Kristus, orang percaya juga telah mati bagi dosa. Ketiga, persatuan dengan kematian dan kebangkitan Kristus menghasilkan ciptaan baru, yaitu kehidupan baru sebagai status atau kedudukan orang percaya dalam persekutuan dengan Kristus. Keempat, kehidupan yang berpadanan dengan status baru orang percaya dalam Kristus adalah kehidupan dalam pengudusan yang meliputi hidup dalam pertobatan dan hidup untuk melayani Allah.
Kata-kata kunci: persatuan, kematian, kebangkitan, Kristus, Roma 6:1-14
The unity of the believer with Christ is a doctrine which is a key thought in the teaching of Jesus, moreover it is very important for Paul’s theology such that one commentator, James S. Stewart, delineates it as the “Man in Christ: The Vital Elements of St. Paul’s Religion.” Based upon the results of an analysis about the concept of unity in the death and resurrection of Christ based upon Romans 6: 1-14, the author draws several conclusions as follows: First, believers have been made one with the death and resurrection of Christ through baptism, which means the believer participates in the events which were historically experienced by Christ, that is, the crucifixion, death, burial, and resurrection of Christ. Second, unity with the death and resurrection of Christ causes the passing of the old creation; the death of the old man as the status or position of a person regarding their relationship to Adam. The death of Christ is a death to sin, because in the unity with the death of Christ, a believer has also died to sin.  Third, unity with the death and resurrection of Christ produces a new creation, that is, a new life, with the status or position of a believer regarding their relationship to Christ. Fourth, a life which is in harmony with the new status of a believer in Christ is a life in the process of sanctification, which encompasses living in repentance and living to serve God.

Keywords:  unity, death, resurrection, Christ, Romans 6:1-14

Abstract: CONFLICT IN THE CHURCH: THE UNCOMFORTABLE REALITY (John Paul Lathrop)

Abstract
The apostle Paul, writing to Timothy, said “If anyone sets his heart on being an overseer, he desires a noble task” (1 Tim. 3:1, NIV). The work is definitely noble but the task is not always easy. Timothy knew that because he was in the troubled church of Ephesus at the time when Paul wrote to him. Paul also knew that the ministry is difficult. Conflict is all too often a part of Christian ministry. In this brief article, we explore three kinds of conflict that a minister may encounter in the church. Paul was experienced in all of them and so I will focus our attention on his experience.
Keywords: conflict, church, Christian, Timothy, Paul,  ministry
Rasul Paulus menuliskan kepada Timotius, katanya “Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah” (1 Tim. 3:1, ITB). Pekerjaan ini memang sangat mulia namun tugas ini tidak selalu mudah. Timotius mengetahui hal itu karena ia berada dalam gereja yang bermasalah di Efesus pada saat itu Paulus menuliskan surat ini kepadanya. Paulus juga tahu bahwa pelayanan ini tidaklah mudah. Konflik yang terjadi merupakan bagian dari pelayanan orang Kristen. Dalam artikel ini, kita menyelidiki tiga jenis konflik yang mungkin akan dihadapi seorang pelayan di gereja. Saat itu Paulus mengalami semua konflik tersebut dan penulis akan fokus memberikan perhatian pada pengalaman pelayanannya.

Kata-kata kunci: konflik, gereja, Kristen, Tomotius, Paulus, pelayanan

Sumber:http://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/JJV71/article/view/177/pdf_133

Abstract: CRACKING THE CODE OF EASTER OR, UNDERSTANDING WHY THE DATE OF EASTER “HOPS” ALL OVER THE CALENDARS OF MARCH AND APRIL (Steven L. Ware)

Abstract
Why is it that in most years, but not every year, Western Christians--both Catholic and Protestant--celebrate Easter at least one week before Eastern (Orthodox) Christians?  Furthermore, since the Bible portrays the resurrection of Jesus as occurring on the Sunday morning directly after Passover, why is it that in many years both Eastern and Western Christians celebrate Easter more than a week after Passover, or even before Passover?  The major key to understanding the cycle of annual dates for Passover, Orthodox Easter, and Western Easter is the Metonic Cycle, and how it was shaped and applied in three different historical contexts.  This article seeks to explore the historical genesis of the Metonic Cycle and how it was applied to each of these festivals to yield the results we see today.

Keywords: Easter, calendar, Christian, orthodox, Catholic, Protestant
Kenapa kebanyakan tahun, walaupan bukan setiap tahun, Gereja-gereja barat, yaitu gereja Katolik dan gereja Protestan, merayakan Paskah paling sedikit satu minggu sebelum Paskah Kristen Timur (gereja Ortodoks)?  Selanjutnya, karena Alkitab menjelaskan kebangkitan Yesus ditentukan pada pagi hari Minggu langsung setelah Paskah Yahudi, mengapa terkadang orang-orang Kristen Timur dan orang-orang Kristen Barat merayakan Paskah lebih dari satu minggu sesudah Paskah Yahudi, ataupun sebelumnya?  Kunci yang paling penting untuk mengerti putaran tanggal ini antara Paskah Yahudi, Paskah gereja Ortodoks, dan Paskah gereja Barat adalah Putaran Metonik, dan bagaimana Putaran ini dibentukan dan diterapkan dalam ketiga konteks historis.  Artikel ini mau menyelidiki permulaian Putaran Metonik ini dan bagaimana Putaran ini diterapkan pada setiap festival ini sampai apa yang kita lihat hari ini.
Kata-kata kunci: Paskah, kalender, Kristen, ortodoks, Katolik, Protestan t:minor-latin'>Easter, calendar, Christian, orthodox, Catholic, Protestant

Abstrak:SIAPAKAH DIA: SANG PENASIHAT AJAIB, ALLAH YANG PERKASA, BAPA YANG KEKAL DAN RAJA DAMAI? STUDI TERHADAP MAKNA TEKS YESAYA 8:23-9:6 (Marde Christian Stenly Mawikere)



Abstrak
Artikel ini menyoroti mengenai siapakah sosok Sang Penasihat Ajaib, Allah Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal dan Raja Damai bagi bangsa Israel sebagaimana yang ditegaskan oleh Nabi Yesaya dalam situasi kegentingan raja dan rakyat Israel Selatan/Yehuda dalam konflik dengan Imperium kerajaan Asyur. Studi ini dibangun dengan pendekatan kritik historis yang memberi gambaran mengenai situasi sosial politik bangsa Israel yang dalam tekanan dan krisis menghadapi raja-raja Asyur yang silih berganti menantang umat Allah tersebut.  Pada situasi tersebut, Allah mengutus nabi Yesaya untuk menyampaikan firman Tuhan mengenai pentingnya mengandalkan Tuhan dan perlindungan-Nya yang kekal ketimbang percaya kepada manusia yang kekuatan-Nya terbatas dan temporer. Di tengah-tengah krisis tersebut, Allah (Yahweh) menyatakan diri sebagai Yang Maha Kudus, Allah Israel yang trancendent sekaligus immanent dengan menghadirkan diri-Nya dalam gaya bahasa “antropomorfisme”  sebagai Penasihat Ajaib, Allah Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal dan Raja Damai bagi bangsa Israel. Atribut Allah yang demikian memiliki makna bagi bangsa Israel bahwa Dia adalah pembebas dan penyelamat mereka. Hal ini juga merupakan jejak bagi inkarnasi-Nya kelak yang digenapi dalam Perjanjian Baru. Sehingga dalam Kitab Yesaya, dapat ditemukan kekayaan akar-akar inkarnasi Yesus Kristus, yakni Allah yang menjadi manusia.
Kata-kata kunci:  Allah, manusia, pembebasan, keselamatan, pemberitaan

Berjumpa dengan Prof. Craig S. Keener (2) By Hengki Wijaya

Craig S. Keener adalah seorang profesor, penulis dan pengajar di Asbury theological seminary. Bukunya yang terkenal adalah:

The IVP Bible Background Commentary: New Testament


Buku tersebut di atas sejak diterbitkan hingga saat ini (tahun 2015) sudah dikutip oleh berbagai tulisan tercatat 382 kali.  Pencapaian ini termasuk tinggi untuk sebuah buku. Buku-buku yang lainnya adalah:
Paul, Women & Wives (Hendrickson, 1992)
The IVP Bible Background Commentary: New Testament (IVP, 1994)
A Commentary on the Gospel of Matthew (Eerdmans, 1999)
Revelation. NIV Application Commentary (Zondervan, 2000)
Gift & Giver: The Holy Spirit for Today (Baker, 2001)
The Gospel of John: A Commentary (2 vols., Hendrickson, 2003)
1-2 Corinthians. New Cambridge Bible Commentary (Cambridge, 2006)
The Historical Jesus of the Gospels (Eerdmans, 2009)
Romans (New Covenant Commentary Series) (Cascade Books, an imprint of Wipf and Stock Publishers (September 1, 2009))
Miracles: The Credibility of the New Testament Accounts (Baker, 2011)
Acts: An Exegetical Commentary, vol. 1: Introduction and 1:1-2:47 (Baker, 2012)
Acts: An Exegetical Commentary, vol. 2: 3:1-14:28 (Baker, 2013)
Acts: An Exegetical Commentary, vol. 3: 15:1-23:35 (Baker, 2014)

Kedatangan beliau ke Indonesia untuk pertama kali untuk menjadi pembicara dalam Seminar Sola Scriptura yang diwadahi oleh PERKANTAS PUSAT. Kami yang di Makassar diberi kesempatan untuk mendengarkan kuliah dan ceramah selam tiga hari. Sungguh sangat memberkati hamba-hamba Tuhan. Beliau membawakan tentang mukjizat di mana beliau juga telah melihatnya dan mengalami dalam hidupnya. Ia telah berkeliling dunia dan merekam semua orang yang ditemuinya yang mengalami mukjizat dari Tuhan Yesus. tentu beliau sangat selektif dalam memilih orang-orang yang akan ditulis kesaksiannya pada sebuha laptopnya. Seorang mahasiswa STT Jaffray sempat ditulis kesaksiannya karena dia (perempuan) mengalami kematian selama beberapa menit sebelum ia mengalami hidup kembali. Hal ini menarik perhatian beliau.
   Tahukah Anda bahwa Prof Craig S. Keener adalah seorang yang unik dan menarik. Berikut fakta-fakta yang diceritakan oleh beliau sendiri selama ada di Indonesia atau tepatnya beliau ada di Makassar city, Sulawesi Selatan. Beberapa fakta itu berhubungan dengan kebiasaay yang tidak lazim pada beberapa hamba Tuhan, profesor dan orang cerdas lainnya.
1. Beliau tidak menonton televisi atau acara olahraga lainnnya. Dengan kata lain hobinya atau kebiasaannya bukan menonton. Oleh karena itu ketika Anda bertanya "Mengapa beliau banyak menulis buku?" Bukan dengan mengutip saja dia menulis buku tetapi juga merenungkan dan menafsirkan. Maka tentulah Anda tahu bahwa dia banyak waktu untuk membaca dan mengetikkan idenya untuk menjadi sebuah buku.
2. Tahukah Anda bahwa buku Acts: An Exegetical Commentary, vol. 1: Introduction and 1:1-2:47 (Baker, 2012) itu berisi lebih dari 1000 halaman dengan spasi satu dan font yang kecil. Padahal itu baru pasal 1 dan 2 dari Kisah Para Rasul.
3. Tahukah Anda bahwa dia adalah manusia yang terlambat tidur alias susah tidur. Kebiasaan bangunnya jam 9 pagi.
4. Beliau sangat memilih untuk persoalan makanan dan minuman. Beliau sangat mudahterbangun hanya karena suara nayamuk, atau kebisingan yang rendah sekalipun. Jadi jauhkanlah beliau dari suara tersebut untuk dia dapat tidur dengan lelap.
5. Yang terpenting: Beliau selalu tenang dalam hadirat-Nya. Setiap ucapannya terlihat penuh pertimbangan dan meminta pimpinan Tuhan dalam menjelaskan setiap jawaban yang dia sampaikan. Tetap tinggal di dalam Kristus.

Mengenal Prof. Craig S. Keener, Ph.D (1)

DR. CRAIG S. KEENER


craig_keenerF. M. and Ada Thompson Professor of Biblical Studies

Expertise:

  • New Testament Background
  • Acts
  • The Historical Jesus
  • Miracles
  • The Gospels
  • Ethnic/racial Reconciliation

Education:

  • B.A., Central Bible College, 1982
  • M.A., M.Div., Assemblies of God Theological Seminary, 1985, 1987
  • Ph.D., Duke University, 1991
Before coming to Asbury in July 2011, Dr. Keener was professor of New Testament at Palmer Theological Seminary of Eastern University, where he taught for 15 years; before that time he was professor at Hood Theological Seminary.
Craig has authored 17 books, four of which have won book awards in Christianity Today. His IVP Bible Background Commentary: New Testament (1993), now in its 2nd revised edition (2014), has sold more than half a million copies (including editions in several languages, including more than fifty thousand copies in Korean). His recent books include Acts: A Exegetical Commentary (vol. 1, Baker Academic, 2012; vols. 3-4 are forthcoming); Miracles: The Credibility of the New Testament Accounts (Baker Academic, 2011); The Historical Jesus of the Gospels (Eerdmans, 2009); The Gospel of Matthew: A Socio-Rhetorical Commentary (Eerdmans, 2009); Romans (Cascade, 2009); 1-2 Corinthians (Cambridge, 2005); The Gospel of John: A Commentary (Hendrickson/Baker Academic, 2003).
He has written for various journals, both academic (e.g., Journal for the Study of the New Testament; Journal for the Study of the Historical Jesus; Journal of Greco-Roman Christianity and Judaism; Bulletin for Biblical Research; A.M.E. Church Review) and popular (e.g., Christianity Today; Charisma; Christian History; regularly, A.M.E. Zion Missionary Seer; Christian Trends). He has published more than 70 academic articles and more than 170 popular ones. He wrote “2 Corinthians” in The New Interpreter’s Bible One Volume Commentary, the article on the Holy Spirit forThe Oxford Handbook of Evangelical Theology, and has published other popular materials with Abingdon, InterVarsity, and Zondervan. He is coeditor of the New Covenant Commentary Series and of Global Voices: Reading the Bible in the Majority World, is a consulting editor for the Africa Study Bible, and recently served as program chair for the Institute for Biblical Research (2010-12).
Craig is married to Médine Moussounga Keener, who holds a Ph.D. from University of Paris 7. She was a refugee for 18 months in her nation of Congo (her story is in process of becoming a book), and together Craig and Médine work for ethnic reconciliation in the U.S. and Africa. Craig was ordained in an African-American denomination in 1991 and for roughly a decade before moving to Wilmore was one of the associate ministers in an African-American megachurch in Philadelphia. In recent years he has taught in Africa, Asia and Latin America, and in connection with various denominations.
View Dr. Keener’s personal website at www.craigkeener.com.