Tak terasa waktu sudah menghentar kita pada penghujung hari
di tahun 2016. Banyak suka dan duka sudah dilalui, senang dan susah, gembira
dan sedih, solusi dan masalah, keyakinan dan kehawatiran datang silih berganti bak
gelombang laut tiada berpenghujung. Namun tetap sahaja penyertaan Tuhan itu
sempurna buat setiap orang yang percaya dan berharap kepadaNya.
Tak ada yang dapat dikatakan selain syukur atas perlindungan
buat diri, keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara yang sampai hari ini
masih dapat berjalan dengan baik. Gonjang-ganjing di sekitar politik, SARA dan
masalah bangsa yang bertemu dengan media baru yaitu dunia digital menjadikan
waktu, tenaga dan bahkan spiritualitas dipengaruhi berita-berita dalam media
sosial. Walaupun bangsa ini masih berjalan dengan baik, maka tetap ada tanggung
jawab moral setiap anak bangsa untuk menjaga negeri ini. Maka ada beberapa
perenungan akhir tahun yang dapat menjadi tuntunan dalam langkah-langkah
memasuki tahun 2017:
1. Ketika media sosial gegap gempita dengan berita yang
sangat sensitif hendaknya setiap orang percaya cerdas memisahkan mana berita
benar dan mana yang bohong (hoax). Jangan sembarangan menyebarkan kebohongan
sekalipun itu kelihatan “menguntungkan” bagi di pihak yang sama. Umat harus
cerdas dan tidak membagikan kebohongan.
2. Spiritualitas yaitu hubungan dengan Tuhan itu paling
penting. Jangan sampai media sosial sudah memenuhi otak dan hati kita sejak
pagi sampai malam sehingga lupa untuk merenungkan kebenaran Firman Tuhan dan
menerapkannya bagi diri dan keluarga. Sungguh berharap tradisi berdoa dan
merenungkan Firman Tuhan tidak hilang dalam kehidupan orang percaya.
3. Gunakan media sosial yang dimiliki untuk menyebarkan
kebaikan dan cinta kasih kepada sesama. Cerna berita bohong dan lawan
kebohongan media jika Anda paham akan duduk persoalannya atau ahli di
bidangnya. Jangan dibiarkan semena-mena jari-jari orang jahat, tapi lakukan
perlawanan dengan cerdas dan tidak menggunakan kalimat sumpah serapah dalam
membelanya. Jangan asal sembarang ketik dan bagikan, jika tak paham cari
orang-orang baik dan ahli di bidangnya dan bagikan (share) pandangan-pandangan
baiknya. Jari kita itu untuk memuliakan Tuhan.
4. Jangan pernah melawan negara hanya karena keyakinan
politik yang berbeda dengan orang-orang yang sedang memimpin negeri ini.
Silakan umat berpolitik, tapi jangan gunakan SARA atau simbol negara termasuk
uang negara “dihancurkan” karena tidak suka dengan pemimpin. Gunakan kritik
tapi tidak dengan fitnah.
Akhirnya, jangan biarkan media sosial menjadi candu
kehidupan. Ada banyak masalah di depan yang perlu diselesaikan. Keluarga
sebagai tempat pertama menjaga anak-anak harus diperkuat. Gereja harus bangkit
dalam strategi pelayanan dan tidak monoton dengan yang lalu-lalu. Pemimpin umat
harus segera menyadari dampak sekulerisasi pada dirinya sehingga kosa katanya
tidak lagi kasih dan pengorbanan tapi mengejar materi. Itu harus diwaspadai
sekalipun hamba Tuhan, karena pelayanan kerap kali sudah dibungkus dengan nafsu
materialisme. Setiap pemimpin harus kembali kepada tugas utamanya menjadi orang
yang ahli dalam Alkitab dan bukan ahli dalam mengulas berita politik dan
sepakbola atau olahraga lainnya. Dia harus menjadi pendoa syafaat bagi umat dan
terlibat dalam pelayanan kasih kepada umat dan masyarakat.
Masalah tentu masih banyak di depan, karena selama kehidupan
ada maka pergumulan itu tiada ujungnya. Walaupun demikian kasih setia Tuhan itu
baik adanya bagi tiap kita yang percaya. Maka ini titipan ayat untuk memasuki
tahun baru:
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak
berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak
menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada
lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria
di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat
kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.
(Habakuk 3:17-19)
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya
rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:22-23).
Selamat memasuki tahun 2017. Tuhan menyertai kita semua!
(DR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar