Good News

Kamis, 13 November 2014

Allah yang Benar dan Mengasihi By Hengki Wijaya



Tema Khotbah     :  Allah yang Benar dan Mengasihi
Tanggal                :  02 Juni 2015
Nats                     :  Roma 5:8-11
Tujuan                 :  mengajarkan jemaat bahwa Allah yang kita percayai dalam Yesus Kristus adalah Allah yang penuh dengan kebenaran dan kasih supaya kita menghargai pengorbanan darah-Nya


Dapatkah Allah yang adalah sempurna dan suci menjadi benar dan tetap membenarkan orang berdosa? Jika demikian, bagaimana hal ini dilakukan?
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu” (Roma 5:8-11).

Dia adalah Allah benar dan mengasihi terhadap orang berdosa. Berdasarkan nats tersebut diatas. Yesus telah melakukan beberapa hal yaitu: Pertama, Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa (ay.8,10). Artinya Allah telah lebih dahulu mengasihi kita bahkan sewaktu kita masih dalam perhambaan dosa. Kematian Yesus di salib dimana Dia mencurahkan darah-Nya dan berkata: “Sudah selesai”. Hal ini menggambarkan bahwa ssegala dosa telah selesai ditanggungnya yang merupakan bagian-Nya. Kedua, ketika kita telah dibenarkan oleh darah-Nya (ay. 9). Artinya kita “dinyatakan tidak bersalah  atau bebas dari semua dosa.” Dosa tidak dengan mudah dimaafkan atau diampuni; dosa disingkirkan dan dibuat seolah-olah tidak pernah ada. Bayangkan dimensi kasih yang sempurna dan karunia yang memungkinkan manusia dipandang sebagai yang tidak berdosa dan ditaruh kembali pada posisi yang ia tempati sebelum jatuh dari kasih karunia, menikmati jenis hubungan yang Adam alami di Taman Eden. Agar Allah benar nyata pada diri-Nya sendiri dalam segala atribut-Nya ketika membenarkan orang berdosa, hanya ada satu jalan keluar yaitu Yesus yang tak berdosa untuk mati secara daging dan secara rohanisebagai pengganti atas dosa. Ketiga,kita telah diperdamaikan dengan Allah oleh karena Yesus (ay. 11). Dia adalah pengantara kita dengan Allah sebab semua manusia telah berdosa dan hanya ada Seseorang yang dapat menjadi pengganti dosa manusia yaitu Yesus Anak Allah.[1]



[1] Benny Hinn, Darah, cet.ke-7 (Jakarta: Penerbit Immanuel, 2006), 82.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar