Tema Khotbah : Kebenaran yang
Menyelamatkan
Tanggal : 21 April
2015
Nats : Roma 10:1-21
Tujuan : mengajarkan jemaat bahwa kebenaran yang
menyelamatkan hanya berasal dari Allah saja melalui Anak-Nya yang disalurkan
kepada manusia
Pada umumnya manusia menganggap
kebenaran sebagai hal yang relatif artinya: kebenaran di suatu daerah belum
tentu menjadi kebenaran di daerah lain; kebenaran di suatu budaya belum tentu
menjadi kebenaran pada budaya lain; kebenaran di dalam suatu agama belum tentu
menjadi kebenaran agama yang lain. Dalam konteks agama Kristen, kita dapat
membandingkan mitos dengan dogma, ritus dengan liturgy, dan etika dengan etika
Kristen. Mitos mewakili dimensi kognitif atau keyakinan, ritus mewakili dimensi
ekspresif penyembahan atau kegiatan peribadatan dan etika mewakili dimensi praktis
atau praktik kehidupan sehari-hari. Dalam nats Roma 10:1-21 ini kita akan
memelajari beberapa ciri dari kebenaran yang menyelamatkan. Kebenaran yang
menyelamatkan ialah:[1]
Pertama, kebenaran yang terpancar dari Allah
(10:1-3). Kebenaran yang menyelamatkan adalah kebenaran yang bersumber dari
Allah, berasal dari Allah atau terpancar dari Allah (ay. 3). Sungguh tepat yang
dikatakan oleh Salomo: “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya
menuju maut” (Amsal 14:12). Kedua, kebenaran yang terpusat kepada Kristus
(10:4-8). Paulus berkata dalam ayat 4: “Sebab Kristus adalah kegenapan
hukum Taurat sehingga kebenaran diuperoleh oleh tiap-tiap orang.” Apa arti
“Kristus adalah kegenapan hukum Taurat?” Tidak dapat disangkal bahwa hukum
Taurat adalah berasal dari Allah dan memunyai nilai-nilai kebenaran. Namun,
kebenaran yang terkandung dalam hukum Taurat bukanlah hakikat keselamatan,
melainkan bayangan dari keselamatan. Ketiga, kebenaran yang tersalur melalui iman
(10:9-21). Dalam ayat-ayat selanjutnya dijelaskan bahwa kebenaran yang
menyelamatkan adalah kebenaran yang disalurkan melalui iman. Patut dijelaskan
bahwa kedudukan iman dalam keselamatan bukanlah sebagai pelaku. Kita tidak
diselamatkan oleh iman, melainkan oleh Yesus Kristus. Kedudukan iman bukan pula
sebagai obyek. Kita tidak diselamatkan dengan iman tetapi kita diselamatkan
melalui iman. Jadi iman adalah sarana, saluran atau channel keselamatan. Kesimpulannya, kebenaran yang menyelamatkan
adalah kebenaran yang berasal dari Allah yang diproyeksikan dalam Yesus Kristus
dan disalurkan kepada manusia melalui iman. Apakah kita sudah memiliki iman
terhadap Yesus Kristus?
[1] Maurits Silalahi, Siraman Rohani: Kumpulan Khotbah Ekspositori
(Makassar: Lembaga Penerbitan STT Jaffray, 2007), 6-11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar