Tema Khotbah : Kejatuhan Pelayan Tuhan
Tanggal : 25 Agustus
2013
Nats : 2 Tawarikh 26:16
Tujuan : mengajarkan jemaat tentang tanda-tanda
kejatuhan pelayan Tuhan dalam suasana pelayanan yang baik dan berhasil supaya
jemaat dapat mewaspadai dan memiliki kerendahan hati dan hati hamba
Semakin kita berada di
atas ketinggian maka anginnya pun semakin kuat. Hal ini adalah sangat cocok
untuk menggambarkan keadaan seseorang yang sedang sukses atau berhasil dalam
pelayanan. “Setelah ia menjadi kuat, ia
menjadi tinggi hati sehingga ia
melakukan hal-hal yang merusak. Ia berubah setia kepada Tuhan Allahnya dan memasuki bait Tuhan untuk
membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan (2 Tawarikh 26:16). Ada
tiga hal yang harus diwaspadai oleh pelayan Tuhan supaya tidak mengalami
kejatuhan di saat pelayananannya semakin berhasil.
Pertama, tinggi hati.
Sering kali tanpa sadar kita dapat menjadi tinggi hati. Cara yang paling mudah
untuk kita bisa mengecek hati ini yaitu, kalau kita mendengarkan Firman kita
bisa merasakan bisa ‘makan’ atau tidak, kalau bisa ‘makan’ rasanya seperti
sesuatu masuk dalam hidup kita maka itu berarti hati kita masih ‘sehat’. Tetapi
kalau kita mendengarkan Firman dan di dalam hati bereaksi atau beragumentasi
seakan-akan Firman itu sudah kita mengetahui dan merasa Firman itu untuk orang
lain berarti kita sudah tinggi hati. Kedua, melakukan hal yang merusak. Hal kedua
juga dapat dengan mudah saudara kenali, misalnya kalau saudara berbicara dengan
orang lain, apakah orang itu dibangun oleh kata-kata saudara atau sebaliknya.
Kemudian apakah kalau saudara memegang atau mengusahakan sesuatu semakin
meningkat dan berhasil atau menurun bahkan gagal?. Tuhan memberikan nasib yang
baik bukan nasib yang buruk. “Sebab Aku
ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia
29:11). Ketiga, berubah setia. Raja Uzia mulai
melakukan yang bukan bagiannya, keluar dari panggilan atau istilah saya keluar
dari pagar yang digariskan, keluar dari jalur. Raja Uzia telah mengambil bagian
sebagai imam yang bukan menjadi haknya dan kewajibannya karena ia seorang raja.
Bagi setiap kita kesetiaan adalah hal yang sangat penting. Hanya mereka yang
setia yang akan menang bersama dengan Tuhan (Wahyu 17:14b).[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar