Tema Khotbah : Hakikat Pola Hidup Baru
Tanggal : 26 Mei 2015
Nats : Kolose 3:1-17
Tujuan : mengajarkan jemaat tentang hakikat pola hidup
baru setelah percaya kepada Tuhan Yesus supaya dapat hidup kudus dalam
kehidupan orang percaya
Banyak kasus dalam jemaat yang terjadi
yaitu ketika mereka bersedia bertobat dan menyatakan diri untuk percaya kepada
Tuhan Yesus dan menjadi jemaat lokal mengalami masalah dengan kehidupan barunya
karena mereka tidak mengerti hakikat pola hidup baru di dalam Kristus sehingga
pertumbuhan rohaninya hanya sampai pada level kanak-kanank dan tidak menjadi
dewasa. Alkitab memberi beberapa
petunjuk praktis untuk menghadapi setiap lembaran hari yang terbentang di
hadapan kita. Kita akan memusatkan perhatian kita untuk mempelajari
petunjuk-petunjuk tersebut.
I.
Perubahan Pola
Pikir (ay. 1-4)
Dasarnya adalah
kebangkitan bersama Yesus Kristus, berarti Yesus telah mati bagi dosa artinya
kita telah ditebus dan saatnya kita bangkit dan menjalani hidup kita bersama
teladan Kristus. Caranya dengan memikirkan perkara yang di atas. Seperti orang-orang yang memikirkan hal-hal
dunia akan menjadi orang dunia. Kita telah bangkit dan kita telah menjadi warga
Kerajaan sorga, mari kita memikirkan hal-hal rohani yang sumbernya dari sorga
yaitu bersumber dari Bapa.
II.
Perubahan Pola
Hidup (ay. 5-17)
Ciri-ciri hidup
baru (ay. 10-11) adalah manusia baru yang menutut gambar Allah, yang
mengutamakan Kristus. Orang yang hidup baru tidak lagi hidup menurut kebiasaan
lama yang tidak berkenan di hadapan Allah. Ayat 5-9,12-17 dalam pasal 3 Kolose
adalah mematikan keinginan duniawi (ay. 5-7) menunjukkan penekanan untuk mematikan keinginan daging yaitu yaitu percabulan, kenajisan, hawa
nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.
Membuang sifat duniawi (ay. 8-9) yaitu: yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah
dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Selanjutnya mengenakan sifat
sorgawi (ay.10-17). “…kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati,
kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan
ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap
yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian”
(ay. 12-13). [1]
[1] Maurits Silalahi, Siraman Rohani: Kumpulan Khotbah Ekspositori
(Makassar: Lembaga Penerbitan STT Jaffray, 2007), 84-85.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar