Good News

Selasa, 11 November 2014

Tema Khotbah : Panggilan Pelayanan by Hengki Wijaya



Tema Khotbah     :  Panggilan Pelayanan
Tanggal                :  01 Februari 2015
Nats                     :  Yesaya 6:1-13
Tujuan                 :  Mengajar jemaat tentang implikasi panggilan pelayanan untuk mengenal secara benar Tuhan yang memanggil mereka, diri mereka sebagai pribadi sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan
By Hengki Wijaya

Langkah pertama dalam memenuhi panggilan pelayanan seorang hamba Tuhan adalah penyataan diri Tuhan kepadanya tentang jati diri Tuhan yang memanggilnya. Perjumpaan dengan Tuhan akan menolong orang itu untuk mengenal Tuhan secara benar dan menjamin bahwa dirinya akan memenuhi panggilan yang diterimanya. Perjumpaannya dengan Tuhan ditandai dengan pengakuan terhadap kebesaran, kekudusan dan kemahakuasaan Tuhan. Settelah mengalaminya, ia tidak akan memaksa diri untuk menerima panggilan Allah, tetapi dengan rela memenuhi panggilan yang dinyatakan kepadanya dan siap untuk melaksanakan pelayanan dalam bentuk apa pun yang dipercayakan kepadanya.[1]

Beberapa pengajaran yang dapat diperoleh dari nats Yesaya 6:1-13 yaitu: Pertama, pengajaran tentang Allah. Keberadaan TUHAN yang seperti itu menjamin seorang hamba Tuhan untuk melayani dengan setia karena Tuhan yang memanggilnya adalah Tuhan yang selalu ada, setia dan selalu menyatakan diri kepada hamba-hamba-Nya. Kedua, pengajaran tentang hamba Tuhan. Panggilan Allah terhadap seseorang untuk menjadi hamba-Nya dimulai dengan pengenalannya tentang Allah, pengakuan akan dosa-dosanya, kesadaran akan anugerah pengampunan dan penebusan segala dosanya, penerimaan akan panggilan Alla, serta diakhiri dengan kesiapan untuk melaksanakan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya. Seorang hamba Tuhan yang jujur akan kesalahan dan kekurangannya, yang menilai dirinya secara benar tanpa melelmpar kesalahannya kepada orang lain. Ketiga, pengajaran tentang pelayanan. Pelayanan adalah kepercayaan yang diberikan Allah kepada seseorang sesuai dengan panggilan yang telah Allah nyatakan kepadanya (Yes. 6:9-10). Yesaya berbicara bukan untuk menobatkan orang yang mendengar, melainkan membuat hati mereka menjadi keras, tuli dan buta terhadap hal-hal rohani. Itu menunjukkan bahwa pelayanan dan penginjilan bukan sekedar kegiatan menyampaikan kabar baik, melainkan juga menjadi suatu peperangan rohani untuk mengalahkan dosa yang membutakan mata rohani orang percaya dan yang belum percaya.[2]


[1] Peniel C.D. Maiaweng, “Pengenalan tentang Panggilan Pelayanan Berdasarkan Yesaya 6:1-13 Eksegesis dan Implikasinya” dalam Utuslah Aku Panggilan yang Tak Lekang oleh Waktu (Bandung: Yayasan Kalam Hidup), 173.
[2] Peniel C.D. Maiaweng, 173-181.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar