Penerbit:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta 1984
PRAKATA
Peristilahan
dalam bahasa Indonesia untuk berbagai bidang ilmu dan teknologi perlu
dikembangkan dan dibakukan terus-menerus sejalan dengan perkembangan bahasa Indonesia,
ilmu, dan teknologi. Pedoman Khusus Tata Istilah dan Tata Nama Kimia disusun
oleh Dr. A. Hadyana Pudjaatmaka dan Prof. Dr. Soekeni Soedigdo untuk dijadikan
sarana bantu bagi usaha pengembangan dan pembakuan peristilahan, khususnya
peristilahan kimia dalam bahasa Indonesia.
Pedoman ini, yang semula disusun
dalam rangka kerja sama kebahasaan antara Indonesia dan Malaysia melalui Sidang
Majelis Bahasa Indonesia Malaysia, yaitu Sidang XIV, XV, dan XVI, telah
disahkan dan disetujui dalam Sidang XVII Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia di
Kuala Lumpur bulan Agustus 1981 untuk diterbitkan dan disebarluaskan.
Kepada Pemimpin Proyek Pengembangan
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, para anggota Subpanitia Kimia, dan
semua pihak yang telah memungkinkan terlaksananya penerbitan buku ini, saya
sampaikan terima kasih yang tak terhingga. Mudah-mudahan buku pedoman ini
bermanfaat bagi usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia,
khususnya dalam bidang Kimia.
Amran Halim
Kepala Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa selaku Ketua Panitia Kerja Sama Kebahasaan
Indonesia-Malaysia
PEDOMAN KHUSUS TATA ISTILAH DAN TATA NAMA KIMIA
Pedoman khusus ini terbagi dalam
dua bagian:
Bagian A : Pedoman Khusus Tata Istilah Kimia
Bagian B : Pedoman Khusus Tata Nama Kimia
BAGIAN A
PEDOMAN KHUSUS TATA ISTILAH KIMIA
1. KONSEP
DASAR
Sebagai konsep dasar Pedoman Khusus Tata Istilah
Kimia ini ialah Pedoman Umum Pembentukan Istilah sesuai dengan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0196/M/1975 (Bahan 4, Bab I).
2. SUMBER
ISTILAH
2.1
Kosa Kata
Umum Bahasa Indonesia
Kosa Kata Umum Bahasa Indonesia
dijadikan sumber bahan istilah dengan cara sebagai berikut.
2.1.1 Kata yang paling tepat dan
yang tidak menyimpang maknanya jika ada dua kata
atau lebih yang menunjukkan makna yang
sama.
Istilah
Inggris Yang dipilih Yang tak dipilih
ratio nisbah kadar (untuk: larutan)
similarity
keserupaan kesamaan (indentity)
structure
struktur susunan
2.1.2 Kata yang paling singkat jika
ada dua kata atau lebih yang mempunyai rujukan
yang sama.
Istilah
Inggris Yang dipilih Yang tak dipilih
lead timbel timah hitam
noble
metal logam mulia logam bangsawan
2.1.3 Kata yang bernilai rasa
(konotasi) baik dan yang sedap didengar (eufonik).
Istilah
Inggris Yang dipilih Yang tak dipilih
frequency frekuensi ulangan
ground state keadaan dasar; keadaan tanah
keadaan asas
homogen homogen serbasama
2.1.4 Kata umum yang diberi makna
baru atau makna khusus dengan jalan
menyempitkan atau meluaskan makna
asal.
Istilah
Inggris Istilah Indonesia
flask labu
salt garam
2.2
Kosa Kata
Bahasa Serumpun
Kalau di dalam bahasa Indonesia
tidak ditemukan istilah yang dengan tepat dapat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan atau sifat yang dimaksudkan hendaknya dicari istilah dalam
bahasa serumpun (yang memiliki pengertian itu).
Misalnya:
timbel (Jawa)
= lead (Inggris)
gambut (Banjar)
= peat (Inggris)
bobot (Jawa) =
weight (Inggris)
acak (Jawa) =
random (Inggris)
radas (Melayu)
= apparatus (Inggris)
2.3
Kosa Kata
Bahasa Asing
Demi keseragaman, istilah asing
yang diutamakan ialah istilah Inggris yang pemakaiannya internasional.
Penulisan istilah ini sedapat-dapatnya dilakukan dengan mengutamakan ejaannya
dalam bahasa sumber tanpa mengabaikan segi lafal.
Misalnya:
Inggris Indonesia
atom atom
electron elektron
ion ion
system sistem
reactor reaktor
configuration konfigurasi
2.3.1 Pemasukan Istilah Asing
Pemasukan istilah asing dapat
dipertimbangkan jika satu syarat atau lebih yang
berikut ini dipenuhi.
2.3.1.1 Istilah asing yang dipilih lebih cocok karena konotasinya:
Contoh:
atom =
atom, bukan zarah atau butiran
antibiotic =
antibiotik, bukan antijasad
2.3.1.2 Istilah asing yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan
dengan
terjemahan
Indonesianya.
Contoh:
decantation =
dekantasi, bukan pengenaptuangan
elusion = elusi, bukan pembilaslepasan
2.3.1.3 Istilah asing, karena corak keinternasionalannya, memudahkan
pengalihan
antarbahasa mengingat keperluan masa depan.
Contoh:
micro = mikro, bukan renik
microbe =
mikrob, bukan jasad renik
2.3.1.4 Istilah asing yang dipilih dapat mempermudah tercapainya
kesepakatan
jika istilah
Indonesia
terlalu banyak sinonimnya.
Contoh:
granule =
granul, bukan butiran, zarah, tepung, serbuk
aromatic =
aromatik, bukan harum, sedap atau wangi
2.3.2 Jenis Bentuk Istilah Asing
Istilah yang diambil dari bahasa asing dapat
terdiri atas bentuk dasar atau akar,
atau bentuk derivasinya. Pada prinsipnya diambil bentuk tunggal
(singular),
kecuali kalau konteksnya condong pada bentuk jamak. Pemilihan bentuk di
atas
selalu dengan mempertimbangkan (1) konteks situasi dan ikatan kalimat,
(2)
kemudahan belajar bahasa, dan (3) kepraktisan.
Kata akar : ion, bukan ionisasi
Jadi : ionization = pengionan, bukan pengionisasian
laboratorium = bukan laboratoria
2.3.3 Pemakaian Istilah Asing yang Lazim
Istilah asing yang telah lazim
digunakan sebagai istilah Indonesia masih
dapat dipakai sungguhpun bertentangan dengan salah satu kaidah
pembentukan
istilah.
Misalnya:
schakelaar (Belanda) = saklar (Indonesia)
zekering = sekring
winkel
= bengkel
pijp = pipa
science = sains
stable = stabil
2.3.4 Ejaan Istilah Asing yang Tetap
Istilah asing yang ejaannya bertahan
dalam semua bahasa dipakai juga dalam
bahasa Indonesia dengan syarat diberi
garis bawah atau dicetak miring.
Misalnya:
cis inter alia trans in
toto
et al. in vacuo in situ
3. ASPEK TATA
BAHASA PERISTILAHAN
3.1
Penggunaan
Kata Dasar
Contoh:
absorb - serap decompose -
urai
dissolve - larut angle - sudut
acid -
asam
3.2
Proses
Pengimbuhan
Contoh:
activity -
keaktifan systematic
- bersistem
polarised - terkutub
3.3
Proses
Reduplikasi dan Dwipurwa
Contoh:
kacang - kacang-kacangan radius -
jejari
average - rerata
3.4
Proses
Penggabungan
Istilah yang berupa gabungan kata
sedapat-dapatnya berbentuk singkat dan tidak menimbulkan arti yang menyimpang.
Contoh:
chemical bond - ikatan kimia free energy -
energi bebas
ideal gas - gas ideal
Gabungan kata yang mewujudkan istilah dapat ditulis
menurut tiga cara berikut, sesuai dengan aturan ejaan yang berlaku.
3.4.1
Kumpulan
yang terpisah
logam peralihan mekanika kuantum
murni kimia
3.4.2
Kumpulan yang dirangkaikan menjadi satu jika gabungan
tersebut dianggap sudah bersenyawa.
watt-jam ikatan
tiga-pusat
sistem tiga-komponen
3.4.3
Kumpulan yang dirangkaikan menjadi satu jika gabungan
tersebut dianggap sudah bersenyawa.
elektrokimia tegaklurus kakitiga
3.5
Proses
Peleburan Fonem yang Sama
calibrate - tentukur
(tentu + ukur)
heteropoly acid - asam
gandaneka (ganda-aneka)
3.6
Proses
Analogi Bentuk
Istilah baru dapat dibentuk dengan
menggunakan asas analogi.
absorbent - zat
penyerap
absorbate -
zat peserap (ingat: suruh-pesuruh)
nomenclature - tata nama (ingat: tata bahasa)
4. ASPEK
SEMANTIK PERISTILAHAN
4.1
Penerjemahan
Istilah baru dapat disusun dengan istilah
asing
transition
metal - logam peralihan
surface
tension - tegangan permukaan
wavelength
- panjang gelombang
4.2
Asas
Penerjemahan
Dalam penerjemahan yang
pertama-tama harus diikhtiarkan ialah kesamaan dan kepadanan makna konsep,
bukan kemiripan bentuk luarnya atau makna harfiahnya.
hard water - air sadah (bukan air keras)
4.3
Perangkat
Istilah yang Bersistem
Deret konsep yang berkaitan
dilambangkan dengan perangkat istilah yang strukturnya juga mencerminkan bentuk
yang berkaitan secara konsisten.
ikatan ion; ikatan
elektrovalen; ikatan kovalen; ikatan hidrogen; ikatan dwikutub; ikatan
kimia; termodinamika; hidrodinamika; aerodinamika; farmakodinamika.
4.4
Sinonim dan
Kesinoniman
Dua kata atau lebih yang pada asasnya
mempunyai makna yang sama, tetapi berlainan
bentuk luarnya, disebut sinonim.
Sekiranya ada kesinoniman, maka makna dalam
praktek pemakaian istilah perlu
diusahakan seleksi. Di dalam hubungan dengan
kesinoniman ini, ada empat macam golongan
istilah.
4.4.1
Istilah yang diutamakan, yakni istilah yang paling
sesuai dengan prinsip
pembentukan istilah dan yang
pemakaiannya dianjurkan sebagai istilah baku.
Contoh:
Sinonim bahan ialah zat.
Untuk substance dipilih zat, bukan bahan; bahan dipakai untuk material.
conservation - pelestarian
preservation - pengawetan
4.4.2
Istilah yang diizinkan, yakni istilah yang timbul
karena adanya istilah asing
yang diakui dan istilah Indonesia
secara bersama. Baik istilah asing maupun
istilah Indonesia itu dapat digolongkan ke
dalam istilah yang diizinkan
sebagai sinonim istilah yang
diutamakan.
absorption - penyerapan, absorpsi, serapan
adsorption - penjerapan, adsorpsi
sorption - pengerapan, sorpsi
4.4.3
Istilah sama makna yang dibedakan
Sekumpulan kata atau ungkapan yang
maknanya sama atau bermiripan dalam beberapa atau semua seginya
sedapat-dapatnya diterjemahkan dengan istilah yang berbeda-beda.
article - barang material - bahan
matter -
materi object -
objek
particle -
zarah substance - zat
thing - benda dense - rapat
solid - padat compact - kompak
compressed - mampat
4.4.4
Istilah yang dijauhkan, yakni istilah yang sinonim
sifatnya, tetapi yang
menyalahi asas penamaan dan
pengistilahan. Karena itu, perlu ditinggalkan
segera.
average } rerata (rata-rata)
mean }
apparatus } radas
appliance }
4.4.5
Sinonim asing yang
benar-benar sama diterjemahkan dengan satu istilah
Indonesia.
rule - kaidah law - hukum
axiom - aksioma postulate -
postulat
viscous - kental concentrated -
pekat
4.5
Homonim dan
Kehomoniman
Homonim ialah kata yang sama ejaan
dan/atau lafalnya, tetapi yang mengungkapkan makna yang berbeda-beda karena
berasal dari sumber yang berlainan.
4.5.1
Homograf
Homograf ialah bentuk istilah yang
sama ejaannya, tetapi mungkin lain lafalnya:
teras (teras kayu)
teras (teras rumah)
ber-evolusi } berevolusi
be-revolusi }
4.5.2
Homofon
Homofon ialah bentuk istilah yang
sama lafalnya, tetapi berlainan ejaannya.
massa masa
jelli jeli
4.6
Hiponim dan
Kehiponiman
Hiponim ialah istilah yang maknanya
terangkum oleh makna yang lebih luas, yakni superordinatnya:
(1) Tembaga,
emas, besi masing-masing merupakan hiponim, sedangkan logam
adalah superordinatnya.
(2) Hidrogen,
nitrogen, oksigen, metana, etana masing-masing merupakan hiponim,
sedangkan gas adalah superordinatnya.
(3) Kromatografi,
ekstraksi, distilasi masing-masing merupakan hiponim, sedangkan
“pemisahan” adalah superordinatnya.
4.7
Kepolisemian
4.7.1
Kepolisemian ialah istilah yang mempunyai makna yang
berbeda-beda, tetapi
masih berkaitan menurut konteks
penggunaannya.
Contoh:
cell ¾ sel (dalam konteks
biologi)
¾ sel (dalam konteks
elektrokimia)
¾ sel (dalam konteks
spektroskopi)
¾
sel (dalam konteks kristalografi)
4.7.2
Istilah asing yang polisemi harus diterjemahkan sesuai
dengan artinya.
Contoh:
mathematical solution ¾ penyelesaian
matematis
dilute solution ¾ larutan encer
ground state ¾ keadaan asal
ground glass ¾ kaca asah
ground nutmeg ¾ pala bubuk/serbuk
5. ISTILAH
SINGKATAN LAMBANG
5.1
Daftar Nama
dan Lambang Unsur-unsur Kimia
Bahasa Asing
|
Bahasa
Indonesia
|
Lambang
|
Nomor
Atom
|
|
Actinium
Aluminium
Americium
Antimony
(Stibium)
Argon
Arsenic
Astatine
Barium
Bercelium
Beryllium
Bismuth
Boron
Bromine
Cadmium
Calcium
Californium
Carbon
Cerium
Cesium
Chlorine
Chromium
Cobalt
Copper
(Cuprum)
Curium
Dysprosium
Einsteinium
Erbium
Europium
Fermium
Fluorine
Francium
Gadolinium
Gallium
|
Aktinium
Aluminium
Amerisium
Stibium (Antimoni)
Argon
Arsenik
Astatin
Barium
Berselium
Berilium
Bismut
Boron
Bromin
Kadmium
Kalsium
Kalifornium
Karbon
Serium
Sesium
Klorin
Kromium
Kobalt
Kuprum (Tembaga)
Kurium
Disprosium
Einsteinium
Erbium
Europium
Fermium
Fluorin
Fransium
Gadolinium
Galium
|
Ac
Al
Am
Sb
Ar
As
At
Ba
Bk
Be
Bi
B
Br
Cd
Ca
Cf
C
Ce
Cs
Cl
Cr
Co
Cu
Cm
Dy
Es
Er
Eu
Fm
F
Fr
Gd
Ga
|
89
13
95
51
18
33
85
56
97
4
83
5
35
48
20
98
6
58
55
17
24
27
29
96
66
99
68
63
100
9
87
64
31
|
|
Germanium
Gold
(Aurum)
Hafnium
Helium
Holmium
Hydrogen
Indium
Iodine
Iridium
Iron
(Ferrum)
Krypton
Kurchatovium
Lanthanum
Lawrencium
Lead
(Plumbum)
Lithium
Lutetium
Magnesium
Manganese
Mendelevium
Mercury
Molybdenum
Neodymium
Neon
Neptunium
Nickel
Niobium
Nitrogen
Nobelium
Osmium
Oxygen
Palladium
Phosphorus
Platinum
Plutonium
Polonium
Potassium
Praseodymium
Promethium
Protactinium
Radium
Radon
Rhenium
Rhodium
Rubidium
Ruthenium
Samarium
Scandium
Selenium
Silicon
Silver
(Argentum)
Sodium
Strontium
Sulphur (Sulfur)
|
Germanium
Aurum (Emas)
Hafnium
Helium
Holmium
Hidrogen
Indium
Iodin
Iridium
Ferum (Besi)
Kripton
Kurkatovium
Lantanum
Lawrensium
Plumbum (Timbel)
Litium
Lutetium
Magnesium
Mangan
Mendelevium
Merkurium (Raksa)
Molibdenum
Neodimium
Neon
Neptunium
Nikel
Niobium
Nitrogen
Nobelium
Osmium
Oksigen
Paladium
Fosforus
Platinum
Plutonium
Polonium
Kalium
Praseodimium
Prometium
Protaktinium
Radium
Radon
Renium
Rodium
Rubidium
Rutenium
Samarium
Skandium
Selen
Silikon
Argentum (Perak)
Natrium
Strontium
Sulfur (Belerang)
|
Ge
Au
Hf
He
Ho
H
In
I
Ir
Fe
Kr
Ku
La
Lw
Pb
Li
Lu
Mg
Mn
Md
Hg
Mo
Nd
Ne
Np
Ni
Nb
N
No
Os
O
Pd
P
Pt
Pu
Po
K
Pr
Pm
Pa
Ra
Rn
Re
Rh
Rb
Ru
Sm
Sc
Se
Si
Ag
Na
Sr
S
|
32
79
72
2
67
1
49
53
77
26
36
104
57
103
82
3
71
12
25
101
80
42
60
10
93
28
41
7
102
76
8
46
15
70
94
84
19
59
61
91
89
86
75
45
37
44
62
21
34
14
47
11
38
16
|
|
Tantalum
Technetium
Tellurium
Terbium
Thallium
Thorium
Thulium
Tin
(Stanum)
Titanium
Tungsten
Uranium
Vanadium
Xenon
Ytterbium
Yttrium
Zinc
Zirconium
|
Tantalum
Teknetium
Telurium
Terbium
Talium
Torium
Tulium
Stanum (Timah)
Titanium
Wolfram
Uranium
Vanadium
Xenon
Iterbium
Itrium
Zink
Zirkonium
|
Ta
Tc
Te
Tb
Tl
Th
Tm
Sn
Ti
W
U
V
Xe
Yb
Y
Zn
Zr
|
73
43
52
65
81
90
69
50
22
74
92
23
54
70
39
30
40
|
|
Catatan: (
¾ ) bermakna
nama biasa bahasa Indonesia.
5.2
Kuantitas
Fisika, Satuan, Lambang, dan Bilangan (Nomor)
5.2.1
Satuan
Sistem Internasional Dasar dan Tambahan
panjang
massa
waktu
arus listrik
temperatur termodinamik
intensitas cahaya
banyaknya zat
sudut datar
sudut ruang
|
meter
kilogram
saat (detik)
ampere
derajat Kelvin
candela
mol
radian
steradian
|
m
kg
s
A
K
cd
mol
rad
sr
|
5.2.2
Satuan
Sistem Internasional Turunan
luas
volume
frekuensi
rapatan
kecepatan
kecepatan sudut
percepatan
percepatan sudut
laju air volumetrik
gaya
tegangan permukaan
tekanan
viskositas dinamik
viskositas kinematik
kerja, torsi, energi, banyak
kalor
daya, fluks kalor
rapatan fluks kalor
laju pelepasan kalor
volumetrik
koefisien transfer (jenis)
laju kapasitas
daya hantar termal
kuantitas kelistrikan
daya gerak listrik (gaya
elektromotif)
kuat medan
listrik
tahanan listrik
daya hantar jenis listrik
kapasitas listrik
fluks magnetik
induktans
permeabilitas magnetik
rapatan fluks magnetik
kuat medan
magnetik
daya gerak magnetik
(gaya magnetomotif)
fluks cahaya
luminans
iluminasi
|
meter persegi
meter kubik
hertz, lingkar per saat
kilogram per meter kubik
meter per saat
radian per saat
meter per saat persegi
radian per saat persegi
meter kubik per saat
newton
newton per meter,
joule per meter persegi
newton per meter persegi
newton saat per meter persegi poiseuille
meter persegi per saat
joule, newton-meter,
watt-saat
watt, joule per saat
watt per meter persegi
watt per meter kubik
watt per meter persegi saat
watt per derajat
watt per meter saat
coulomb
volt, watt per ampere
volt per meter
ohm
ampere per volt-meter
farad
weber
henry (volt-saat per ampere)
henry per meter
tesla (weber per
meter persegi)
ampere per saat
ampere
lumen, candela steradian
candela per meter persegi
lux (lumen per meter persegi)
|
-
-
Hz
-
-
-
-
-
-
N
-
-
-
-
J
W
-
-
-
-
-
C
V
-
Ω
-
F
Wb
H
-
T
-
-
lm
-
lx
|
5.2.3
Awalan
untuk Satuan Sistem Internasional
Pecahan Awalan Lambang
Penggandaan Awalan Lambang
(10-n)
(10n)
n n
1
desi
d 1 deka da
2
centi
c 2 hekto h
3
mili
m 3 kilo k
6
mikro µ 6
mega M
9 nano n 9 giga G
12 piko p 12 tera T
15 femto f
18 ato
5.2.4
Pecahan dan
Gandaan Satuan Sistem Internasional dengan Nama Khusus
Nama Lambang Kuantitas Definisi
angstrom A panjang 10-10 m
mikron*) µ panjang 10-6 m
barn b luas 10-28
m2
liter l volume 10-3 m3
ton t massa 103
kg
dyne dyn gaya 10-5
N
bar bar tekanan 10-5 Nm-2
erg erg energi 107 J
stokes st viskositas kinematik 10-4 m2 s-1
poise P viskositas dinamik 10-1 kgm-1 s-1
*)
sekarang lebih lazim nm daripada mµ
5.2.5
Satuan Lain
Nama Satuan Lambang Kuantitas Definisi
atmosfer atm tekanan 101325 Nm-2
torr Torr tekanan 101325/760 Nm-2
mmHg mmHg tekanan 13,5951 x 980,665 x 10-2 Nm-2
kilowat
jam kWh energi 3,6 x 106 J
kalori
termokimia kal energi 4,18 J
derajat Celsius oC temperatur toC = ToK – 273,15
elektronvolt eV Energi 1,6021 x 10-19 J
satuan massa
atom sma massa 1 sma = 1,66041 x 10-27
kg
5.2.6
Tetapan
dalam Kimia
5.2.6.1 Tetapan
Terdefinisikan
Tetapan Lambang
satuan massa atom u
mol mol
percepatan gaya berat g
tekanan udara atm
titik gandatiga air Itp
kalori termokimia kal
kalori kukus internasional kalIT
inci in
pon lb
5.2.6.2 Tetapan
dengan Nilai Disarankan
kecepatan cahaya dalam hampa C
2,997925 x 1010 cms-1
Bilangan Avogadro N 6,02252 x 10 1023 molekul/mol
Tetapan Faraday F 96487,0 coulomb/ekuiv.
Tetapan Planck h 6,6256 x 10-27 erg.s P = 0
1 mol gas pada 0oC dan
tekanan nol (PV) 2271,06 0oC Jmol-1
5.2.6.3 Tetapan
Terturunkan
Muatan elementer e =
F
N
Tetapan gas R
= (PV) P = 0
0oC/T0oC
Tetapan Boltzmann k = R/N
Tetapan radiasi kedua c2 = hc/k
Tetapan Einstein (yang
menghubungkan Y = c2
energi-massa)
Tetapan yang menghubungkan
bilangan Z = Nhc
gelombang dan energi
6. EJAAN DALAM
PERISTILAHAN
6.1
Ejaan
Fonemik
Penulisan istilah pada umumnya
berdasarkan pada ejaan fonemik: artinya hanya satuan bunyi yang berfungsi dalam
bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf.
Misalnya:
adsorben
ekuivalen
objek
|
bukan
bukan
bukan
|
adsorbent
ekuivalent
objekt
|
6.2
Ejaan
Etimologi
Untuk menegaskan kelainan makna,
sepasang istilah dapat ditulis dengan mempertimbangkan ejaan etimologinya, yakni sejarahnya, sehingga bentuknya berlainan
walaupun lafalnya mungkin sama.
sanksi
|
lawan
|
sangsi
|
6.3
Transliterasi
Pengejaan istilah dapat juga
dilakukan menurut transliterasi, yakni penggantian huruf demi huruf abjad yang
lain, lepas dari lafal bunyi kata yang sebenarnya. Hal ini, misalnya,
ditetapkan pada huruf Arab.
Moskva
psyche
|
(Moskwa, Moskou)
(jiwa, batin)
|
6.4
Transkripsi
Pengubahan teks dari satu ejaan ke
ejaan yang lain, dengan tujuan menyarankan lafal bunyi unsur bahasa yang
bersangkutan, disebut transkripsi.
Istilah asing, yang dipungut ke
dalam bahasa Indonesia tanpa diterjemahkan, pada umumnya ditranskripsi lebih
dahulu.
coup
d’etat
struktuur
|
kudeta
struktur
|
6.5
Ejaan Nama
Ejaan nama diri, yang di dalam
bahasa aslinya ditulis dengan huruf Latin, tidak
diubah. Nama diri yang ditulis dengan huruf lain ditulis menurut ejaan
Inggris dengan penyesuaian seperlunya pada abjad Indonesia.
Misalnya:
Cannizaro, Friedel &
Craft
Backman, Chichibabin
6.6
Penyesuaian
Ejaan
6.6.1
Masih ada kata asing yang belum sepenuhnya terserap ke
dalam bahasa
Indonesia.
Istilah-istilah tersebut digunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya
dan penulisannya masih dikekalkan seperti dalam bahasa
sumbernya:
operator
lakmus
aerosol
protein
variable
|
operator
lakmus
aerosol
protein
variabel
|
6.6.2
Istilah bahasa asing selain Inggris sebaliknya
diinggriskan terlebih dahulu sebelum diserap ke dalam bahasa Indonesia:
katalisator
(Belanda)
polair
(Belanda)
|
catalyst
(Inggris)
polar
(Inggris)
|
katalis (Indonesia)
polar (Indonesia)
|
6.6.3
Kata asing yang pengucapannya dan penulisannya sudah
sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Dalam penyerapan ini,
bentuk visual/diutamakan. Penulisan kata serapan adalah menurut kaidah-kaidah
seperti berikut:
ae tetap ae
aeroble
aerial
aerosol
|
aerob
aerial
aerosol
|
ae, bila bervariasi dengan e menjadi e
haemoglobin
laevo
|
hemoglobin
levo
|
age, menjadi ase atau asi
percentage
voltage
baggage
|
presentase
voltase
bagasi
|
ai, menjadi e
secundair
komplementair
|
sekunder
komplementer
|
au, tetap au
autocatalytic
autolysis
tautomerism
|
autokatalitik
autolisis
tautomerisme
|
c, di muka a, u, o, dan konsonan,
jadi k
alcohol
calcium
carbon
cathode
configuration
electron
organic
zirconium
|
alkohol
kalsium
karbon
katode
konfigurasi
elektron
organik
zirkonium
|
c, di muka e, i, oe, dan y, jadi s
calcium
cell
coenocyte
cerium
cyanide
cycloalkane
cytosine
|
kalsium
sel
senosit
serium
sianida
sikloalkana
sitosina
|
cc, di muka o, u,
dan konsonan, jadi k
accomodation
accumulation
|
akomodasi
akumulasi
|
cc, di muka i dan e jadi ks
vaccine
accelerator
|
vaksin
akselerator
|
cch, dan ch di muka a, c, dan konsonan, jadi k
saccharide
saccharin
chabazite
chalcogen
chelate
chlorine
chromium
mechanism
technology
|
sakarida
sakarin
kabazit
kalkogen
kelat
klorin
kromium
mekanisme
teknologi
|
ch, di muka c dan i, jadi s
machine
|
mesin
|
ei, tetap ei
phenolphtalein
fluorescein
eicosane
|
fenolftalein
fluoresein
eikosana
|
eo, tetap eo
nucleon
nucleophile
nucleoside
proteolysis
|
nukleon
nukleofili
nukleosida
proteolisis
|
eu, tetap eu
eugenol
eutectic
neutron
neutrino
nucleus
pseudo
|
eugenol
eutektik
neutron
neutrino
nukleus
pseudo
|
i, pada awal suku kata, tetap i
imide
ion
isomerism
induction
|
imida
ion
isomerisme
induksi
|
ie, tetap ie
coefficient
gradient
quotient
|
koefisien
gradien
kuosien
|
f, tetap f
fluorine
diffusion
factor
ferrum
|
fluorin
difusi
faktor
ferum
|
ng, tatap ng
congruent
manganese
manganometry
|
kongruen
mangan
manganometri
|
oe, (oi Yunani) jadi e
oenologi
oestrogen
amoeba
|
enologi
estrogen
ameba
|
ou, jika lafalnya u, jadi u
coumarin
journal
coupled
reaction
|
kumarin
jurnal
reaksi kupel
|
ph, jadi f
graph
orthophosphate
phase
phenolphthalein
photon
photochemistry
|
graf
ortofosfat
fase
fenolftalein
foton
fotokimia
|
oo, (vokal ganda) tetap oo
coordination
|
koordinasi
|
ps, tetap ps
pseudo
psychosomatic
psychiatry
psychrometer
|
pseudo
psikosomatik
psikiatri
psikrometer
|
pt, tetap pt
pteridosperm
pteridology
ptyalin
ptomaine
|
pteridosperm
pteridologi
ptialin
ptomaina
|
q, jadi k
quadrant
quality
quantity
quota
quotient
quaternary
|
kuadran
kualitas
kuantitas
kuota
kuosien
kuaterner
|
rh, jadi r
rhenium
rhodium
rhombus
rheology
|
renium
rodium
rombus
reologi
|
rm, tetap rm
chloroform
isotherm
mesoderm
|
kloroform
isoterm
mesoderm
|
sc, di muka a,
o, u, dan konsonan jadi sk
scintillation
abscissa
effervescence
|
sintilasi
absisa
efervesens
|
sch, jadi sk
scheme
|
skema
|
th, jadi t
thalium
thermometer
theory
synthesis
bismuth
|
talium
termometer
teori
sintesis
bismut
|
ti, jika lafalnya si, jadi si
differentiation
exponential
potential
reaction
action
ratio
|
diferensiasi
eksponensial
potensial
reaksi
aksi
rasio
|
tetapi:
enantiomer tetap enantiomer; anti tetap anti
ua, tetap ua
dualism
quartet
|
dualisme
kuartet
|
ue, tetap ue
quercetin
sequester
|
kuersetin
sekuester
|
ui, tetap ui
quinine
equivalence
|
kuinina
ekuivalensi
|
uu, menjadi u
vaccuum
|
vakum
|
v, tetap v
valency
vector
vinyl
vitamin
voltmeter
volume
convection
invertase
|
valensi
vektor
vinil
vitamin
voltmeter
volume
konveksi
invertase
|
x, pada awal
kata, tetap x
xanthine
xenon
xylene
xylenol
xylose
|
xantina
xenon
xilena
xilenol
xilosa
|
x, pada posisi
lain, jadi ks
complex
experiment
exitation
exlusive
matrix
text
extract
|
kompleks
eksperimen
eksitasi
eksklusif
matriks
teks
ekstrak
|
y, jika
lafalnya y, tetap y
yangonin
yen
yuccagenin
|
yangonin
yen
yukagenin
|
y, jika
lafalnya i, jadi i
amylase
enzyme
methyl
vinyl
ytterbium
yttrium
|
amilase
enzim
metil
vinil
iterbium
itrium
|
z, tetap z
azeotrope
zeta
zinc
zirconium
|
azeotrop
zeta
zink
zirkonium
|
Konsonan berulang dijadikan tunggal
corrosion
effect
ferrum
palladium
tellurium
thallium
|
korosi
efek
ferum
paladium
telurium
talium
|
kecuali,
ammine
(kompleks logam)
massa
|
ammina
massa
|
Vokal berulang dikekalkan
coordination
zoology
|
koordinasi
zoologi
|
7. GUGUS
KONSONAN (KONSONAN RANGKAP) PADA AKHIR SUKU KATA
AKHIR
Dalam penulisan
istilah, penulisan konsonan rangkap mengikuti aturan yang berikut.
7.1 Mempertahankan Gugus Konsonan Akhir
b
d
l f k
+ m n + k + s
r n
s
s
t
Contoh:
golf
napalm
cobalt
amorph
isotherm modern Mars
invert
bank cocovenenans complex
|
golf
napalm
kobalt
amorf
isoterm modern Mars
invert
bank
kokovenenans kompleks
|
7.2
Menanggalkan
Konsonan Terakhir dari Gugus Konsonan
f
ks t
n + m + b
s d
Contoh:
text
absorbent
test
catalyst
ligand
labyrinth
bomb
column
|
teks
absorben
tes
katalis
ligan
labirin
bom
kolom
|
7.3
Menambahkan
vokal a atau e di Belakang Konsonan atau Menyerap Secara Utuh Istilah Asing
dengan Penyesuaian Lafal
Contoh:
rhythm
pump
fact
quartz
prism
|
ritme
pompa
fakta
kuarsa
prisma
|
8. PENYESUAIAN
IMBUHAN
Imbuhan
asing dapat dianggap bagian yang tak terpisahkan dari kata istilah yang hendak
diserap sehingga masuknya ke dalam bahasa Indonesia tidak sebagai imbuhan dan
kata dasar, melainkan bantuk itu diserap seutuhnya, misalnya aktif, aksi, direktorat, linear.
Di
pihak lain, imbuhan asing itu dapat pula diambil alih sebagai imbuhan yang
selanjutnya juga dipakai untuk pembentukan istilah lain. Sebagai contoh, inframerah, prasejarah, semikonduktor,
pascasarjana, superstruktur.
Beberapa
dari imbuhan asing yang telah masuk dalam peristilahan Indonesia
adalah sebagai berikut.
8.1
Awalan Asing
8.1.1
Awalan asal
Latin
contra-
de-
extra-
multi-
non-
pre-
pro-
semi-
sub-
super-
trans-
tri-
ultra-
|
kontra-
de-, awa-
ekstra
multi-
tan-
bukan-
pra-
pro-
semi-
sub-
super-
trans-
tri-
ultra-
|
contra-indication
dehydration
dehydrogenation
decolourize
desorption
extranuclear
extrapolation
multicomponent
multiplet
multivalent
non-
non-metal
non-electrolyte
predissociation
predigestion
precooling
proenzyme
provitamin
semiconductor
semipermeable
semipolar
subclass
subtitle
substructure
superconductor
superoxide
supersonic
transisomer
transuranium
transstilbene
trichloride
trivalent
ultramicroscope
ultrasonic
ultraviolet
|
kontraindikasi
dehidrasi
dehidrogenasi
awawarna
desorpsi atau
pengawaerapan
ekstranukleus
ekstrapolasi
multikomponen
multiplet
multivalen
tanair
tanlogam
tanelektrolit
pradisosiasi
prapencernaan
prapendinginan
proenzim
provitamin
semikonduktor
semipermeabel
semipolar
subklas
subjudul
substruktur
superkonduktor
superoksida
supersonik
transisomer
transuranium
transstilbena
triklorida
trivalen
ultramikroskop
ultrasonik
ultraviolet
|
8.1.2
Awalan asal
Yunani
amphi-
anti-
apo-
auto-
dia-
di-
dis-
endo-
epi-
hept(a)-
hetero-
hex(a)-
iso-
mono-
homo-
hyper-
hypo-
meta-
para-
penta-
peri-
per-
poly
proto-
pseudo-
tele-
|
amfi-
anti-
apo-
auto-
dia-
di-,
dwi-
dis-
endo-
epi-
hepta-
hetero-
heksa-
iso-
mono-
homo-
hiper-
hipo-
meta-
para-
penta-
peri-
per-
poli-
proto-
pseudo-
tele-
|
amphiprotic
antibonding
anticathode
antifluorite
apoatropine
apoacodeine
apomorphine
autocatalysis
autolysis
autooxidation
diameter
diamagnetic
diacetyl
dipole
dislocation
dissociation
discontinuous
endomorph
endothermic
epimer
epidioxide
heptane
heptavalent
heterocyclic
heteropolar
hexaatomic
hexavalent
isobar
isotope
isobutane
monomer
monoatom
homologue
homophase
hyperchromic
hyperconjugation
hypertonic
hypoborate
hypochlorite
metabolism
metacellulose
metacresol
paracellulose
parachor
pentaatomic
perihelion
perimorph
peroxo
polymer
polygon
polyvinyl
protoactinium
protoplasm
protovitamin
pseudoisotope
pseudomerism
telescope
telegenesis
|
amfiprotik
antiikatan
antikatode
antifluorit
apoatropina
apokodeina
apomorfina
autokatalisis
autolisis
autooksidasi
diameter
diamagnetik
diasetil
dwikutub, dipol
dislokasi
disosiasi
diskontinu
endomorf
endotermik
epimer
epidioksida
heptana
heptavalen
heterosiklik
heteropolar
heksaatom
heksavalen
isobar
isotop
isobutana
monomer
monoatom
homolog
homofase
hiperkromik
hiperkonjugasi
hipertonik
hipoborat
hipoklorit
metabolisme
metaselulosa
metakresol
paraselulosa
parakor
pentaatom
perihelion
perimorf
perokso
polimer
poligon
polivinil
protoaktinium
protoplasma
protovitamin
pseudoisotop
pseudomerisme
teleskop
telegenesis
|
8.2
Akhiran
Asing
8.2.1
Akhiran
asal Yunani
-ism
-ic
-ics
(ilmu)
-ical (dalam
kata sifat)
|
-isme
-ik
-ika
-is
|
humanism
modernism
socialism
magnetism
mechanism
tautomerism
epic
epidemic
academic
freedom
exothermic
reaction
spectroscopic
method
dynamics
kinetics
physics
statistics
thermodynamics
ecconomical
logical
practical
tropical
|
humanisme
modernisme
sosialisme
magnetisme
mekanisme
tautomerisme
epik
epidemik
kebebasan akademik
reaksi eksotermik
metode
spektroskopik
dinamika
kinetika
fisika
statistika
termodinamika
ekonomis
logis
praktis
tropis
|
8.2.2
Akhiran
yang Lain
Terdapat beberapa konsep yang
berhubungan erat satu dengan yang
lainnya. Konsep yang sedemikian
sebaiknya diberi nama secara sama. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
akhiran pada dasar yang melahirkan konsep dasarnya. Di bawah ini diberikan
beberapa akhiran yang demikian.
-ance
|
daya atau -ans
|
absorbance
capacitance
conductance
resistance
|
daya serap; absorbans
kapasitans
daya hantar; konduktans
daya tahan; resistans
|
-action
|
pe-an atau -asi
|
atomization
dissociation
hydrogenation
ionization
polymerization
substitution
transformation
|
pengabutan; atomisasi
disosiasi
penghidrogenan
pengionan; ionisasi
pemolimeran; polimerisasi
penukargantian; substitusi
pengubahbentukan; transformasi
|
|||
|
|
|||
-tion atau –sion
|
pe-an atau -si
|
|||
absorption
adsorption
sorption
diffusion
emission
transmission
|
penyerapan; absorpsi
penjerapan; adsorpsi
pengerapan; sorpsi
pembauran; difusi
pemancaran; emisi
transmisi
|
-gram
|
-gram
|
cardiogram
oscillogram
polarogram
spectrogram
|
kardiogram
osilogram
polarogram
spektrogram
|
-graph
|
-graf
|
barograph
cardiograph
oscillograph
polarograph
spectrograph
|
barograf
kardiograf
osilograf
polarograf
spektrograf
|
-ity
|
ke-an atau -itas
|
absorptivity
conductivity
emissivity
permeability
permitivity
solubility
|
kedayaserapan; keabsorptifan;
absorptivitas
kedayahantaran; konduktivitas;
kekonduktifan
kedayapancaran
ketelusan; permeabilitas
permitivitas
kelarutan
|
-phile
|
-fili
|
electrophile
nucleophile
|
elektrofili
nukleofili
|
-meter
|
-meter
|
alcoholmeter
altimeter
ammeter
calorimeter
photometer
refractometer
thermometer
|
alkoholmeter
altimeter
ammeter
kalorimeter
fotometer
refraktometer
termometer
|
-metry
|
-metri
|
acidimetry
alkoholmetry
alkalimetry
calorymetry
polarymetry
stoichiometry
spectrometry
|
asidimetri
alkoholmetri
alkalimetri
kalorimetri
polarimetri
stoikiometri
spektrometri
|
-or
|
alat pe- atau -or
|
accelerator
capacitor
insulator
reflector
|
alat pencepat; akselerator
kapasitor
alat penyekat; isolator
alat pemantul; reflektor
|
-er
|
alat pe- atau -er
|
analyzer
atomizer
computer
|
alat penganalisis
alat pengabut
komputer
|
-scope
|
-skop
|
microscope
spectroscope
telescope
|
mikroskop
spektroskop
teleskop
|
BAGIAN B
PEDOMAN KHUSUS TATA NAMA KIMIA
1. AWALAN
INGGRIS (IUPAC)
ald-
(aldo-)
allo-
anhydro-
anti-
apo-
ar-
as-
bis-
cis-
cyclo-
d-
D-
de-
(des-)
Δ
(delta-)
dextro-
(d- or
(+)-)
epi-
gem-
hetero-
homo-
(hom-)
hydro-
(hydr-)
hypo-
i-
iso-
keto-
(ket-)
levo-
(l-atau (-)-
L-
m-
meso-
meta-
n-
nor-
o-
ortho-
oxo-
p-
para-
per-
peroxy-
poly-
racemic-
(dl- atau
(+)-)
s-
sec
sub-
sym-
(s-)
syn-
t-
tert-
tetrakis-
trans-
tris-
unsym-
vic-
|
ald-
(aldo-)
alo-
anhidro-
anti-
apo-
ar-
as-
bis-
cis-
siklo-
d-
D-
de-
(des-)
Δ
(delta-)
dekstro-
(d- atau
(+)-)
epi-
gem-0
hetero-
homo-
(hom-)
hidro-
(hidr-)
hipo-
i-
iso-
keto-
(ket-)
levo-
(l-atau (-)-
L-
m-
meso-
meta-
n-
nor-
o-
orto-
okso-
p-
para-
per-
peroksi-
poli-
racemik-
(dl- atau
(+)-)
s-
sec
sub-
sim-
(s-)
sin-
t-
tert-
tetrakis-
trans-
tris-
taksim-
vic-
|
merujuk pada aldehida. Misalnya, aldoksim, aldoheksosa
menunjukkan adanya hubungan, biasanya hubungan isomer.
Misalnya, alokolesterol
menunjukkan hilangnya satu molekul air (dua atom hidrogen
dan satu atom oksigen). Misalnya, asam anhidrogulonat.
menunjukkan posisi anti,
sebagai lawan posisi sin- Awalan
ini setara dengan awalan trans-
pada isomer geometrik > C=N-
tertentu. Contoh:
H
anti-benzaldoksim atau
C =
N trans-benzaldoksim
C6H5 OH
awalan berasal dari bahasa Yunani (‘dari’) dengan arti
‘diturunkan dari’. Contoh: apomorfina (turunan morfina)
singkatan kata aromatik. Misalnya, aril, aralkil.
singkatan asimetrik
bermakna dua atau rangkap, mengawali nama gugus kompleks.
Contoh: bis (m-nitrofenil)
merujuk pada isomer geometri, tempat kedua
gugus berada pada satu sisi. Misalnya, cis-stilbena
H H
C = C
C6H5 C6H5
menunjukkan struktur lingkar. Misalnya, siklopropana.
lihat desktro-
menunjukkan adanya hubungan struktur, tanpa merujuk pada
arah sudut putar optis. Contoh: D-glukosa
menunjukkan pengabstraksian suatu atom, misalnya dehidrokolesterol, asam
dehidroaskorbat, de-N-metil-morfina. Lihat juga nor- dan anhidro-.
huruf besar Yunani ini merujuk pada adanya ikatan rangkap;
posisi ditunjukkan oleh superskrip di belakang lambang ini. Misalnya Δ3 –1,2-Azarsetina.
menunjukkan bahwa zat ini memutar bidang polarisasi cahaya
ke kanan. Misalnya, d-glukosa.
awalan Yunani yang menunjukkan jembatan atau hubungan
intramolekul. Contoh: epiklorohidrin
CH2 - CHCH2Cl juga menunjukkan isomer
(epimer),
contoh: epiborneol
O sebagai isomer
borneol.
merujuk ke dua gugus identik
yang terikat pada satu atom. Contoh: gem-dimetil
pada 2,2-dimetilpropona, atau pada kamfor.
awalan yang menunjukkan perbedaan, ketidaksamaan atau
keanekaragaman. Misalnya, heterosiklik.
menunjukkan keserbasamaan; juga penambahan gugus
-CH2-, misalnya, homosiklik, homotaksana.
merujuk pada hidrogen, misalnya, 1,4-dihidronaftalena, asam
hidroksamat.
menunjukkan keadaan yang lebih rendah daripada senyawa
lain, misalnya dalam hal bilangan oksidasi atom utamanya. Misalnya,
hiposulfit, hipofosfit.
lihat iso- (jarang digunakan)
menunjukkan isomer dari suatu senyawa lain. Misalnya,
isobutana, isoindol.
merujuk pada keton. Misalnya, ketoksim, ketokhesosa.
menunjukkan bahwa zat ini memutar bidang polarisasi cahaya
ke kiri. Misalnya, l-efedrina.
menunjukkan hubungan struktur, tanpa merujuk ke arah sudut
putar optis tertentu. Contoh: L-gliseraldehida,
L-glukosa.
lihat meta-
menunjukkan arti ‘antara’, digunakan untuk isomer takaktif
optis karena efek atom-atom karbon tak simetris saling mematikan dalam
molekul itu (kompensasi dalam).
Contoh: asam mesotartarat.
berasal dari bahasa Yunani (lewat, di luar, setelah) dan
menunjukkan antara lain (1) posisi 1,3 dalam cincin benzena, misalnya m-diklorobenzena (1,3-
diklorobenzena), (2) senyawa polimer, misalnya
metaldehida, (3) asam yang kekurangan molekul air,
misalnya asam metafosfat, (4) turunan senyawaan kompleks,
misalnya metaprotein.
singkatan ‘normal’, misalnya: n-butanol.
menunjukkan (1) penghilangan gugus metilena dari suatu
rantai, (2) pengecilan cincin sebanyak satu satuan
-CH2-, (3) penggantian oleh hidrogen semua gugus
metil pada suatu sistem cincin, misalnya norpinena.
singkatan awalan orto-
(1)
menunjukkan posisi-1,2 dalam cincin benzena, (2)
asam paling terhidroksilkan, misalnya asam ortosilikat, (3)
asam dengan kandungan air yang normal, misalnya asam ortofostfat.
menunjukkan atom oksigen yang terikat dengan ikatan rangkap
pada suatu atom karbon (adanya gugus keton). Misalnya: asam oksomalonat.
lihat para-
awalan Yunani (di luar, berlawanan) yang menunjukkan (1)
posisi-1,4 pada cincin benzena, (2) polimerisasi, misalnya paraformaldehida,
(3) menunjukkan sejumlah air yang dikandung, misalnya asam paraperiodat, (4)
menunjukkan adanya hubungan, misalnya parakasein.
awalan Yunani (‘habis’) yang menunjukkan (1) sangat atau
lebih dari biasa, misalnya perasiditas, (2) di atas atau di luar, misalnya
permanganat (per sebagai singkatan peroksi-). Awalan ini menunjukkan
penukargantian maksimum, misalnya perfluoronaftalena C10F8
menunjukkan adanya gugus peroksida, misalnya asam
peroksiasetat (CH3-COOOH)
menunjukkan gabungan beberapa molekul atau fragmen melekul,
yang sama, misalnya polisakarida.
menunjukkan ketakaktifan optis, karena campuran ekuimolar
bentuk d- dan l-
lihat sec
singkatan ‘sekunder’, misalnya sec-butil alkohol.
berasal dari bahasa Latin (di bawah, hampir atau dekat) dan
digunakan untuk menunjukkan derajat oksidasi rendah atau senyawa basa, dan
menunjukkan kekurangan atau radikal yang dirujuk. Contoh: subasetat,
suboksida.
singkatan ‘simetrik’, seperti pada sim-dikloroetana (ClCH2-CH2Cl)
berasal dari bahasa Yunani (dengan bersama-sama) dan
menandakan persatuan, asosiasi atau penumpukan. Dalam stereoisomeri posisi-sin menunjukkan kedekatan satu dengan
yang lain, dibandingkan dengan posisi anti.
Contoh: sin-benzaldoksim
C6H5
C = N
H OH
lihat tert-
singkatan untuk tersier, seperti pada tert-butil alkohol.
awalan yang berarti empat untuk gugus kompleks (untuk gugus
sederhana: tetra-). Lihat bis-
merujuk pada isomer geometrik yang kedua gugusnya
berseberangan. Misalnya: trans-stilbena
C6H5 H
C = C
H C6H5
awalan yang berarti tiga untuk gugus kompleks (untuk gugus
sederhana: tri-). Lihat bis-
singkatan untuk taksimetris, seperti taksim-triklorobenzena (1,2,4-triklorobenzena).
dari vicinal, berarti berdekatan. Misalnya, vic-trimetilbenzena
(1,2,3-trimetilbenzena).
|
2. IMBUHAN
KHUSUS DALAM TATA NAMA KIMIA ANORGANIK
(i)
Awalan penggandaan disatukan dengan pokok katanya (tanpa tanda sempang):
mono-, di-, tri-, tetra-, penta-,
heksa-, hepta-, okta-, nona-, deka-, undeka-,
dodeka-, dan seterusnya.
(ii)
Awalan tanpa tanda sempang, dengan umumnya nama gugus
ditulis dalam tanda
kurung: bis-, tris-, tetrakis-,
pentakis-, dan seterusnya.
(iii)
Awalan (atau sisipan) yang disenaraikan di bawah ini
ditulis dengan huruf miring
dan dipisahkan dari nama induknya
dengan sempang.
antiprismo-
asym-
catena-
cis-
closo-
cyclo-
dodecahedro-
fac-
hexahedro-
hexaprismo-
icosahedro-
mer-
nido-
octahedro-
pentaprismo-
quadro-
sim-
tetrahedro-
trans-
triangulo-
triprismo-
|
antiprismo-
asim-
katena-
cis-
kloso-
siklo-
dodekahedro-
fac-
heksahedro-
heksaprismo-
ikosahedro-
mer-
nido-
oktahedro-
pentaprismo-
kuadro-
sim-
tetrahedro-
trans-
triangulo-
triprismo-
|
delapan atom terikat menjadi suatu antiprisma segi empat
beraturan
struktur taksimetris
bangun rantai; sering digunakan untuk zat polimer lurus
dua gugus menghuni dua posisi berdampingan (lihat fac-)
struktur tertutup atau sangkar
bangun cincin
delapan atom terikat dalam bidang dua belas bermuka
segitiga
tiga gugus menghuni sudut-sudut suatu muka segitiga suatu
bidang delapan
delapan atom terikat dalam suatu bidang enam (misalnya
kubus)
12 atom terikat dalam suatu prisma segienam
12 atom terikat dalam suatu ikosahedron
segitiga
meridional; tiga atom pada suatu oktahedron, dua atom
pertama trans satu terhadap yang lain, atom ketiga cis terhadap kedua atom itu
mirip kloso, terutama untuk senyawaan boron
enam atom terikat dalam suatu bidang delapan
sepuluh atom terikat dalam suatu prisma segi lima
empat atom terikat dalam suatu segi empat (misalnya bujur
sangkar)
simetris
empat atom terikat dalam bidang empat
dua gugus berseberangan melintasi suatu atom pusat
tiga atom terikat dalam segitiga
enam atom terikat dalam prisma segitiga
|
3. AKHIRAN
KHUSUS KIMIA ORGANIK
-al
-ane
-ase
-ate
-ene
-ide
-ine
-ite
-oic
-ol
-ole
-one
-osan
-ose
-oside
-oyl
-yl
-ylene
-ylidene
-yne
|
-al
-ana
-ase
-at
-ena
-ida
-ina
-it
-oat
-ol
-ola
-on
-osan
-osa
-osida
-oil
-il
-ilena
-ilidena
-una
|
aldehida (metanal)
hidrokarbon jenuh (etana)
enzim (amilase)
garam, ester, dan asam (sulfat, nitrat)
hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap (etena)
anion, garam, dan asam (klorida, sianida)
senyawa nitrogen bervalensi tiga (metilamina, morfina,
fosfina)
garam, ester, dan asam (sulfit, nitrit)
asam (asam etanoat, asam benzoat)
senyawa mengandung gugus hidroksil (alkohol, fenol)
senyawa heterosiklik lima
anggota (pirola, oksazola, indazola)
senyawa keton
polisakarida (pentosan, hektosan)
karbohidrat, khususnya gula (dekstrosa, sukrosa)
glikosida (glukosida, ribosida)
radikal asil (etanoil, karbamoil)
radikal, terutama radikal univalen hidrokarbon
radikal bivalen hidrokarbon dengan ikatan bebas pada
atom-atom karbon yang berlainan (propilena
-CH2-CH2-CH2; o-fenilena)
radikal bivalen hidrokarbon dengan kedua ikatan bebas pada
satu atom karbon (etilidena CH3-CH, benzilidena C6H5CH)
hidrokarbon berikatan ganda tiga
|
3 Maret 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar