Tema Khotbah : Makna Kebangkitan Bagi
Orang Percaya
Tanggal : 12 Mei 2015
Nats : 1 Korintus 15:12-23
Tujuan : mengajarkan jemaat tentang makna kebangkitan
bagi orang percaya supaya jemaat dapat memaknai kebangkitan dalam implementasi
kehidupan orang percaya
Kematian yang memungkinkan adanya
kebangkitan dan kebangkitan dimungkinkan adanya kematian. Peristiwa kematian
merupakan peristiwa penaburan dan peristiwa kebangkitan merupakan peristiwa
pertumbuhan. Kebenaran inilah yang diungkapkan Tuhan Yesus ketika Ia berkata:
“Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap
satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia kan menghasilkan banyak buah.” Bertitik
tolak pada nats I Kor 15:12-58 kita akan mempelajari beberapa makna kebangkitan
bagi orang percaya yaitu:
Pertama, kebangkitan memberi dasar/arti kepada kepercayaan
kita (15:14,17-18).
Kepercayaan Kristus adalah kepercayaan yang didasarkan di atas batu karang,
yaitu kepercayaan yang didasarkan kepada batu hidup, bukan kepada Kristus yang
mati. Kedua, kebangkitan memberi kuasa/dinamika kepada kesaksian kita (ay. 14-15).Kebangkitan-Nyalah,
bukan kematian-Nya yang meneguhkan dan memateraikan penyelamatan-Nya. Kubur
yang kosong bukan salib, yang membuktikan keMesiasan dan keAllahan-Nya.
Kesaksian Kristen adalah kesaksian yang mengandung kehidupan dan kuasa (Ibrani
4:12; Yes. 55:11). Ketiga, kebangkitan memberi isi kepada pengharapan
kita. Bertitik tolak dari nats ini, Paulus menyuguhkan 2 macam isi
pengharapan Kristen yaitu: 1) kebangkitan
tubuh. “Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang
sulung dari yang telah meninggal (ay. 20). Jika seorang dinamakan sulung
berarti dia beradik. Kalau dikatakan bahwa Yesus dibangkitkan sebagai yang
sulung, berarti ada saudara-saudaranya yang akan menyusul yaitu orang percaya
(ay.23). Pada saat kedatangan Yesus yang kedua kalinya semua kubur orang
percaya akan menjadi kosong; 2) kemuliaan
tubuh. Darah dan daging tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan yang
binasa tidak mendapt bagian dalam apa yang yang tidak binasa. Maksudnya manusia
tidak akan masuk surga dengan tubuh yang dimiliki selama di dunia ini. Dalam
ayat 35-37 dijelaskan bahwa tubuh yang kita miliki sekarang adalah tubuh
kebinasaan, tubuh yang lemah, tubuh alamiah, tubuh yang bersal dari tubuh tanah
dan tubuh jasmani.[1]
[1] Maurits Silalahi, Siraman Rohani: Kumpulan Khotbah Ekspositori
(Makassar: Lembaga Penerbitan STT Jaffray, 2007), 37-40.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar