Tema Khotbah : Doa “Pertempuran di
Tempat Tersembunyi”
Tanggal : 08 Februari
2015
Nats : Matius 6:6-7
Tujuan : Mengajar jemaat tentang berperang dengan jiwa
sendiri untuk berdoa di hadapan Allah (di tempat tersembunyi) sehingga kita
dapat fokus berdoa kepada-Nya.
Yesus
tidak berkata, “Mimpikanlah tentang Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi,” tetapi Dia berkata, “…berdoalah
kepada Bapamu yang ada ditempat tersembunyi.” Doa adalah usaha dari kemauan.
Setelah kita memasuki tempat kita yang tersembunyi dan menutup pintu, hal yang
tersulit untuk dilakukan adalah berdoa. Kita agaknya tidak dapat mengendalikan
pikiran kita untuk berfungsi secara teratur, dan hal pertama yang harus kita
perangi ialah pikiran yang melantur. Pertempuran besar dalam doa pribadi ialah pertama, mengatasi masalah pemikiran
yang sia-sia dan melantur ini. Kita harus belajar mendisiplin pikiran kita dan
memusatkannya dalam doa yang tenang dan tegas. Oleh karena itu, setiap orang
yang mau berdoa mempersiapkan hatinya dan memprioritaskan waktu untuk berdoa kepada
Allah.[1]
Kedua, untuk itu
carilah ruangan pribadi (masukklah ke dalam kamarmu-tempat pribadi) untuk
berdoa yang tidak seorang pun dapat mengganggu anda berdoa, tutuplah pintunya
dan berbicaralah kepada Bapa secara tersembunyi. Jangan mempunyai motivasi lain,
selain hasrat untuk mengenal Bapa surgawi anda. Yesus berkata “tutuplah pintu”
anda. Mempunyai ketenangan yang tersembunyi di hadapan Allah berarti dengan
sengaja menutup pintu emosi kita dan mengingat Dia. Allah berada dalam “tempat
tersembunyi” dan Dia melihat kita dari “tempat tersembunyi”. Yesus berkata: “Lagipula dalam doamu itu
janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.
Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan”
(Matius 6:7). Dan Allah mendengar doa kita bukan karena kita berdoa yang luar
biasa. Dia mendengar kita semata-mata atas dasar penebusan. Allah tidak pernah
terkesan oleh kesungguhan kita. Ketiga,
Yesus mengajarkan bahwa doa ialah memasuki persekutuan dan kesatuan yang
sempurna dengan Allah. Segala sesuatu yang kita doakan kepada Bapa, kita
percaya Bapa akan membalasnya (Matius 6:6b). Yesus berkata: “Karena itu Aku
berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu
telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Markus 11:24).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar