Good News

Minggu, 02 November 2014

ETIKA DALAM KOMUNIKASI



Resume oleh Hengki Wijaya

            Kebaikan yang besar dan kejahatan yang besar berasal dari cara orang menggunakan media komunikasi sosial. Dalam hal ini persoalan etika menjadi sangat penting. Media komunikasi ini sangat berkembang dan mempengaruhi orang yang terlibat langsung mengerjakan media komunikasi tetapi juga orang-orang yang berusaha menghindari media komunikasi. Saya setuju bahwa kehidupan ini tidak bisa dilepaskan dari komunikasi bahkan gereja dan hubungan dengan sesamanya selalu berhubungan komunikasi. Dalam menghadapi pengaruh komunikasi sosial, saya setuju apabila gereja memiliki sikap melayani Tuhan dengan media dan bijaksana dalam menggunakan media untuk memajukan kebahagiaan manusia. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa sistem ekonomi sosial, politik, budaya, pendidikan dan keagamaan mendapat sumbangan yang berarti dari media komunikasi.
            Dalam hal yang sama media komunikasi dapat berdampak negatif terhadap moral manusia. Media yang bersifat hiburan menyampaikan sajian yang merusak dan merendahkan martabat manusia dalam hal mengeksplorasi seks dan kekerasan. Saya setuju bahwa bahaya yang diakibatkan media komunikasi adalah penyeragaman budaya artinya kita akan melihat suatu budaya baru yang diminati oleh semua suku, ras dan bangsa. Dalam hal ini bagi gereja dan umat-Nya merupakan godaan dan pilihan. Sarana komunikasi sosial, bila digunakan dengan tepat, dapat m,embantu untuk menciptakan dan mendukung suatu komunitas manusiawi yang berdasarkan keadilan dan kasih dan sejauh mereka melakukan hal ini, mereka akan menjadi tanda-tanda pengharapan (Paus Yohanes Paulus II, Pesan pada hari Komunikasi Sedunia ke 32, 1988).
            Relevansinya dalam kehidupan Kristen dalam pemanfaatan media harus ditinjau dari segi etika yang tentunya tidak lepas dari kebenaran Tuhan. Ada beberapa contoh yang jelas, misalnya fitnah dan hujatan, pesan-pesan yang berusaha mengembangkan konflik, hal yang cabul dan pornografi dan penggambaran kekerasan. Ungkapan kebebasan berkomunikasi hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip kebenaran, sikap jujur dan menghormati rahasia.Dalam hal ini para komunikator dan penerimanya harus bertanggung jawab atas output media komunikasi. Saya mendapati komunikator handal adalah Yesus sendiri dan dia juga menanggapi komunikasi itu dengan bijaksana. Yesus mengajarkan bahwa komunikasi merupakan suatu perbuatan moral: ”Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaan yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat darui perbendaharaan yang jahat. Tapi Aku berkata kepadamu:Setiap kata sia-sia  harus dipertasnggungjawabkan… (Matius 12:34-37).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar