Good News

Rabu, 12 November 2014

Kasih Karunia by Hengki Wijaya



Tema Khotbah     :  Kasih Karunia
Tanggal                :  05  April 2015
Nats                     :  Efesus 2:1-10
Tujuan                 :  Mengajarkan jemaat tentang kasih karunia yang menyelamatkan supaya jemaat menghargai kasih karunia Allah sebagai hal yang penting dalam keselamatan

Semenjak kejatuhan manusia ke dalam dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Manusia menjadi musuh Allah karena ketidaktaatan dan pemberontakannya terhadap Allah. Hubungan manusia dengan Allah yang baik menjadi rusak sehingga ada jurang pemisah antara Allah dan manusia.Oleh karena itu, manusia harus dihukum mati karena upah dosa ialah maut (Roma 6:23), sedangkan manusia tidak memiliki kuasa untuk memperdamaikan dirinya dengan Allah. Namun, Allah mempunyai inisiatif untuk mendamaikan manusia kembali dengan diri-Nya, yaitu Allah mengutus Anak-Nya Yesus Kristus ke dalam dunia dan melalui kematian-Nya di kayu salib untuk menebus manusia dari dosa sehingga manusia yang seharusnya dihukum mati dapat dibebaskan oleh Allah. Inilah yang dinamakan dengan kasih karunia.[1]

Kasih karunia yang menyelamatkan berhubungan dengan beberapa hal yang perlu diterapkan dalam kehidupan berjemaat di gereja?. Berdasarkan Efesus 2:1-10 maka beberapa hal tersebut itu adalah: Pertama, manusia diselamatkan karena iman (ayat 8). “Betapapun benar kenyataan bahwa kita sampai pada percaya itu hanya karena anugerah yang mendahului atau yang menyebabkannya,”[2] berarti manusia dapat percaya kepada Yesus Kristus dan menerima keselamatan itu hanya karena anugerah dan kemurahan Allah, bukan karena usaha manusia. Kedua, keselamatan bukan hasil usaha manusia (ayat 8). Keselamatan bukan hasil usaha atau perbuatan baik manusia, bukan berdasarkan keberadaan manusia itu sendiri, melainkan hanya karena kasih karunia Allah dan melalui tindakan Roh Kudus yang lembut membuat orang percaya dapat bertumbuh di dalam anugerah-Nya. Ketiga, keselamatan bukan untuk memegahkan diri(ayat 9). “Memegahkan diri karena berhala-berhala berarti percaya kepada berhala-berhala. Jadi kepercayaan pada diri sendiri ini (Paulus menganggap tidak lebih baik dari pada pemujaan berhala) ada lawan dari ketidakpercayaan pada diri sendiri yang menyandarkan sepenuhnya pada Allah dan rahmat-Nya.”[3]



[1] Rose Melly Merang dan Robi Panggarra, Makna Kata Kharis Berdasarkan Surat Efesus 2:8 Dan IMplementasinya Dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini (Makassar: Jurnal Teologi dan Pastoral Jaffray Vol. 10, No. 2, Oktober 2012), 71.
[2]Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid 3 (Jakarta: BPK Gandum Mas, 1976), 607.
[3] Merang dan Robi Panggarra, 94-95.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar