Tema Khotbah : Kasih Karunia
Tanggal : 05 April 2015
Nats : Efesus 2:1-10
Tujuan : Mengajarkan jemaat tentang kasih karunia yang
menyelamatkan supaya jemaat menghargai kasih karunia Allah sebagai hal yang
penting dalam keselamatan
Semenjak kejatuhan manusia ke dalam
dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Manusia menjadi musuh Allah
karena ketidaktaatan dan pemberontakannya terhadap Allah. Hubungan manusia
dengan Allah yang baik menjadi rusak sehingga ada jurang pemisah antara Allah
dan manusia.Oleh karena itu, manusia harus dihukum mati karena upah dosa ialah
maut (Roma 6:23), sedangkan manusia tidak memiliki kuasa untuk memperdamaikan
dirinya dengan Allah. Namun, Allah mempunyai inisiatif untuk mendamaikan
manusia kembali dengan diri-Nya, yaitu Allah mengutus Anak-Nya Yesus Kristus ke
dalam dunia dan melalui kematian-Nya di kayu salib untuk menebus manusia dari
dosa sehingga manusia yang seharusnya dihukum mati dapat dibebaskan oleh Allah.
Inilah yang dinamakan dengan kasih karunia.[1]
Kasih karunia yang menyelamatkan
berhubungan dengan beberapa hal yang perlu diterapkan dalam kehidupan berjemaat
di gereja?. Berdasarkan Efesus 2:1-10 maka beberapa hal tersebut itu adalah: Pertama, manusia diselamatkan karena iman
(ayat 8). “Betapapun benar kenyataan bahwa kita
sampai pada percaya itu hanya karena anugerah yang mendahului atau yang
menyebabkannya,”[2]
berarti manusia dapat percaya kepada Yesus Kristus dan menerima keselamatan itu
hanya karena anugerah dan kemurahan Allah, bukan karena usaha manusia. Kedua, keselamatan bukan hasil usaha manusia
(ayat 8). Keselamatan bukan hasil usaha atau perbuatan baik manusia, bukan
berdasarkan keberadaan manusia itu sendiri, melainkan hanya karena kasih
karunia Allah dan melalui tindakan Roh Kudus yang lembut membuat orang percaya
dapat bertumbuh di dalam anugerah-Nya. Ketiga,
keselamatan bukan untuk memegahkan diri(ayat 9). “Memegahkan diri karena
berhala-berhala berarti percaya kepada berhala-berhala. Jadi kepercayaan pada
diri sendiri ini (Paulus menganggap tidak lebih baik dari pada pemujaan
berhala) ada lawan dari ketidakpercayaan pada diri sendiri yang menyandarkan
sepenuhnya pada Allah dan rahmat-Nya.”[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar