By Hengki Wijaya
1. Temperamen Dapat Diubah
Rasul Paulus mengungkapkan jeritan
keputusasaan yang dirasakan oleh setiap orang yang menyesali
kelemahan-kelemahan temperamennya ketika ia berkata, “Aku, manusia celaka!
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:24). Jawabannya
mengejutkan: “Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita!”
Temperamen
dapat diubah! Hal ini diketahui dalam 2 Korintus 5:17: “Jadi siapa yang ada di
dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang”. Karena temperamen itu merupakan “sifat lama” kita,
maka yang diperlukan ialah “sifat baru” itu diberikan kepada seseorang bila ia
menerima Yesus Kristus ke dalam hidupnya. Rasul Petrus dapat mengemukakan
persoalan ini berdasarkan pengalaman pribadinya, karena temperamennya banyak
berubah setelah ia mendapat “sifat baru”. Dalam II Petrus 1:14 ia menyebutkan
bahwa orang-orang yang telah “dilahirkan kembali” oleh iman dalam Yesus
Kristus. “… boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa
nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” “Kodrat ilahi” yang diberikan melalui
Yesus Kristus adalah jalan keluar satu-satunya yang dapat melepaskan kita dari
temperamen lama yang menguasai kita, karena hanya melalui Dia kita dijadikan
“ciptaan baru”.
Ada
juga orang-orang yang secara luar biasa dapat mengendalikan dirinya sendiri
sehingga dapat mengubah sebagian dari temperamen mereka dan sebagian besar
tingkah laku mereka, tetapi mereka belum dapat menghilangkan semua kelemahan mereka.
Mereka pun masih dikuasai oleh dosa-dosa yang menawan mereka. Iblis,
“penguasa-penguasa di udara” yang kesukaannya terutama ialah melihat
orang-orang Kristen dikalahkan oleh kelemahan-kelemahan mereka sendiri. Akan
tetapi kemenangan tersedia melalui Yesus Kristus yang Roh-Nya dapat
membuatsegala sesuatu baru di dalam kehidupan orang yang percaya.
Tanyakanlah
kepada suami atau istri dari orang yang baru bertobat, atau dalam beberapa hal
tanyakan kepada anak-anaknya! Sesungguhnya saya menyesal sekali harus mengakui
bahwa sebagian besar orang Kristen tidak mengalami pembaharuan total dalam
temperamen mereka. Alasannya sangat jelas, orang-orang Kristen itu tidak
“tinggal tetap” dalam persekutuan dengan Yesus Kristus (Yohanes 15:1-14). Akan
tetapi hal itu tidak mengubah kenyataan bahwa pada saat orang itu menerima
Yesus Kristus, ia mendapat “sifat baru” yang dapat memungkinkan “yang lama
sudah berlalu, dan yang barusudah datang”. Kita akan mengetahui bahwa kepenuhan
Roh Kudus bukan hanya merupakan suatu perintah Allah kepada setiap Kristen
(Efesus 5:18), tetapi kepenuhan ini mengakibatkan Roh Kudus menguasai sifat
seseorang sehingga ia benar-benar menjalani kehidupan Kristen yang
sungguh-sungguh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar