By Hengki Wijaya
Spiritualisme berarti
“bangun”, terjaga. Kebanyakan orang walaupun mereka tidak mengetahuinya sedang
“tertidur”. “Bangun” dari “tidur” sangat tidak mengenakkan. Jujur pada diri
sendiri bahwa anda tidak suka “bangun”, haruslah anda menyadari. Saya setuju
dengan pendapat ini seperti Alkitab katakan, “Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan
Kristus akan bercahaya atas kamu.”1
Kita tidak ingin bahagia tanpa syarat artinya kita ingin
bahagia dengan syarat kita. Sebagai contoh, kamu adalah kebahagiaan saya. Bila
saya tidak memiliki kamu, saya tidak berbahagia. Dengan demikian, melihat
spiritual sebagai suatu yang praktis. Seharusnya, saya mengasihi
Tuhan tanpa syarat karena Dia layak dikasihi.2
Menyangkal berarti anda
lagi berkhayal bukan kenyataan. Berarti anda terikat, jadi kalau anda
menyangkal maka anda fokus pada yang disangkali. Jujurlah dengan diri anda
sendiri, jangan menyangkal sebab menyangkali berarti anda terikat dengan hal
itu. Karena itu, “bangun” artinya ada
suatu keinginan yang kuat untuk belajar melepaskan dan suatu keinginan yang
kuat untuk mendengarkan. Kalau kita segera mengakui kesalahan kita makin cepat
kita berubah. Artinya setiap orang yang mengaku kesalahan ataupun dosanya di
hadapan Tuhan maka Dia menguduskan kita menjadi orang benar. Alkitab katakan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan.”3
Beberapa pandangan
Anthony diantaranya dia berkata, “ Anda tidak dapat meniru Kristus kalau meniru
tingkah laku luarnya saja, jadilah Kristus.” Kebenaran bukanlah kata-kata dan
rumusan. Seorang guru hanya dapat memberitahukan kesalahan anda. Anda yang
sudah melepaskan diri dari kesalahan maka anda mengetahui kebenaran. Demikian
Alkitab katakan, “dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan
kebenaran itu akan memerdekakan kamu " (Yoh. 8:32). Hubungannya adalah Kristus adalah jaminan
kita bagi setiap orang percaya bahwa Kristus sanggup memerdekakan kita bagi
orang yang menyadari kesalahannya.
Mengenai Tuhan, Anthony
mengutip pandangan Thomas Aquinas dalam Summa
Theologica, katanya, “kita tidak dapat mengatakan bagaimanakah Dia, tetapi
kita dapat mengatakan manakah yang bukan Dia. Dalam De Sancta Trinitate dinyatakan tiga cara untuk mengenal Tuhan yaitu
melalui ciptaan-Nya, melalui tindakan Tuhan sepanjang sejarah dan dalam bentuk
tertinggi pengetahuan yaitu mengenal Tuhan sebagai yang tidak dikenal.
Pandangan pribadi saya bahwa Allah dapat dikenal karena Dia sendiri yang menyatakan diri-Nya kepada ciptaan-Nya dan
Allah pun dapat dikenal melalui ciptaan-Nya dan karya dan tindakan-Nya
sepanjang sejarah (penyataan umum) dan melalui Roh Kudus dalam hadirat-Nya dan
Alkitab (penyataan khusus).
Secara keseluruhan
pengajaran Anthony de Mello menekankan pada penyadaran
tentang bagaimana seseorang harus “bangun” dari tidurnya. Beliau
mengajarkan bagaimana cara mengenali diri sendiri yaitu jati diri. Jati diri
harus terlepas dari keakuan (egoisme) dan label-label yang selama ini telah
menjadi kebenaran menurut diri sendiri. Menurut Anthony, keberhasilan dan
kesuksesan tidak diukur oleh jabatan atau kekayaan tetapi apabila anda “bangun”
dari “tidur” anda. Kita menganggap diri
berhasil berdasarkan pemikiran atau pandangan orang lain artinya kita dicekoki dengan pandangan
yang dari luar. Dengan kata lain, keberhasilan itu dinilai dari diri kita
sendiri yang menyadarinya tanpa penilaian orang lain. Anthony berpendapat bahwa
spiritual adalah suatu usaha untuk membebaskan anda dari hal-hal yang sudah
anda pelajari, kembali ke hakikat hidup sesungguhnya. Singkatnya, bahwa jika anda ingin bahagia,
maka tidak dapat dipengaruhi oleh perkataan,
tindakan dan perasaan orang lain bahkan anda tidak membutuhkan orang lain untuk
anda bahagia. Hal itu terjadi karena anda suda menyadari diri anda sudah
“bangun”.
Penjelasan tersebut
diatas adalah pelajaran berharga yang diberikan oleh Anthony. Namun, kita juga
harus mengkritisi bahwa bahwa banyak pengajarannya yang diambil di luar dari
Alkitab, yang bersumber dari ajaran agama lain yang sifat universal. Bahkan,
ada perkataan yang ekstrim dan berani bahwa dia tidak membutuhkan Tuhan untuk
mencapai kebahagiaan. Ajaran sufisme dan meditasi yang berbaur dengan
keyakinannya sebagai seorang Katolik telah mengalami penyadaran untuk “bangun”,
namun perlu diwaspadai tentang eksistensialisme diri yang akhirnya akan
mengeser kedudukan Tuhan sebagai yang terutama dan yang mengerjakan segala
kebenaran dan “bangun”. Sisi positifnya adalah disiplin untuk penyadaran
diarahkan dengan fokus kepada Tuhan Yesus sebagai sumber penyadaran, pengudusan
dan kebenaran.
Poin penting yaitu
penyadaran untuk mengubah diri, kesadaran membebaskan realitas dan memberinya
kesempatan untuk mengubah diri anda. Sebelum anda menyadari diri anda sendiri,
anda tidak memiliki hak untuk turut campur dalam hidup orang lain atau dalam
keadaan dunia ini. Seorang yang ingin bahagia harus melupakan masa lalunya.
Firman Tuhan, “Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak
tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah” (Luk. 9:62).
1 Efesus 5:14 sesuai dengan
interaksi bacaan Anthony de
Mello. Awareness:Butir-butir Mutiara
Pencerahan: Bab 1 dan 3. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2011.
2 Yoh. 3:16
sesuai dengan interaksi bacaan Anthony de Mello, Bab 4.
3 1Yoh. 1:9
sesuai dengan interaksi bacaan Anthony de Mello, Bab 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar