Uraian Umum :Pada mulanya kami sering
berkata, “Gereja manapun bisa tumbuh – kalau dia mau bertumbuh”. Dan akibat
wajarnya: “Setiap gereja harus bertumbuh – apabila gereja anda tidak bertumbuh
itu berarti anda berada di luar kehendak Allah”. Carl S. Dudley, yang telah
menganalisa dinamika gereja kecil dengan sepenuhnya seperti setiap orang
mengatakan, “Pengalaman memiliki sebuah jemaat yang kecil memenuhi kebutuhan
dasar manusia untuk ketentraman sosial dan keteraturan metafisik. Dudley
berkata, “Sifat penting dari sebuah gereja adalah kemampuannya untuk
memerhatikan setiap pribadi secara dekat. Gereja kecil tidak dapat menambah
jumlah anggotanya tanpa mengorbankan daya tariknya yang paling berharga, yaitu
hubungan yang intim.
Yesus sendiri berkata, “Anak Manusia datang untuk mencari
dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:10). Siapakah yang terhilang? Mereka
adalah orang-orang di dunia yang belum di atas kayu salib, mati untuk dosa-dosa
mereka. Apabila mereka percaya pada kabar baik itu dan mengakui Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamat, mereka sudah kembali didamaikan dengan Allah
dan tidak hilang lagi. Hal tersebut ditulis juga di Yohanes 3:16, “Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Kutipan Menarik: Pekabaran Injil bukan hanya untuk menjangkau orang-orang
dengan berita Injil dan membawa mereka kepada keputusan untuk mengikut Kristus,
melainkan juga untuk membuat mereka menjadi murid-murid. Sebuah defenisi
mengenai pekabaran Injil adalah sebuah defenisi yang dibuat oleh Uskup Agung
Anglikan pada tahun 1918: “Menginjil adalah juga menghadirkan Yesus Kristus
dalam kuasa Roh Kudus sehingga semua laki-laki dan perempuan akan datang
menaruh iman percaya mereka kepada Allah melalui Dia, untuk menerima Dia sebagai
Juruselamat, dan melayani sebagai Raja mereka dalam persekutuan-Nya dengan gereja-Nya (21).
Istilah manajer
dan pemimpin seringkali digunakan
dalam bentuk sinonim, tetapi organisasi kontemporer mengatakan ada beberapa
perbedaan yang penting di antara keduanya. Satu hal yang pasti ialah setiap
manajer harus menjadi seorang pemimpin, tetapi tidak setiap pemimpin harus
menjadi seorang manajer. Richard Hutcheson menerangkan kepemimpinan sebagai
“sebuah fungsi dari hubungan antara dua oknum, yaitu mereka yang memegang
pimpinan dan mereka yang mengikutinya dengan sukarela. Satu perkara yang tidak bisa dilakukan oleh kepemimpinan ialah
mengabaikan jumlah atau para pemilihnya” (92).
Kedua prinsip pertumbuhan
gereja yang utama di dalam buku Memimpin
Gereja Anda Agar Bertumbuh. Kedua prinsip itu adalah:
1.
Seorang gembala
harus menginginkan gerejanya bertumbuh dan rela untuk membayar harganya.
2.
Para anggota jemaat
harus menginginkan gerejanya bertumbuh dan rela untuk membayar harganya (46).
Ada
lima sifat dari sebuah filosofi pelayanan yang dinamis:
Pertama,
Filosofi itu eksplisit. Harus tertulis, dan tidak diremehkan. Menulis
mendisiplinkan pikiran dan selagi anda menulis beberapa konsep, Allah akan
membuka hal-hal yang baru dan kreatif untuk anda. Kedua, Filosofi itu timbal balik. Filosofi pelayanan itu harus
sama baik untuk gembala maupun jemaat. Banyak gereja yang mengalami kesulitan dan
tidak bisa bertumbuh karena jemaat mempunyai satu pengharapan namun gembalanya
bekerja menurut agenda yang berbeda. Ketiga, filosofi itu sebuah keyakinan.
Kalau anda tidak percaya filosofi pelayanan anda adalah yang terbaik dan paling
Alkitabiah, anda perlu mengerjakan lagi. Anda harus menghormati gereja lain,
tapi saya harap anda percaya dalam hati bahwaa gereja anda itu Nomor Satu. Keempat, filosofi itu stabil.
Gereja-gereja yang mengubah filosofi pelayanannya berulangkali akan kehilangan
potensi pertumbuhan. Jika filosofi pelayanan tersebut berhasil, panggillah
seorang gembala yang setuju dengannya jauh-jauh hari. Kelima, filosofi itu terbuka untuk dimodifikasi. Sifat ini
mengimbangi filosofi di atas. Tidak satu pun perlu dibuat secara kaku. Buatlah
filosofi pelayanan Anda terbuka untuk perubahan, tapi jangan terlalu mudah
untuk diubah (184-185).
Interaksi Bacaan :
Dari sebuah penelitian yang telah kami lakukan dengan ratusan gembala, kami
berhasil menyusun sebuah daftar permulaan tentang faktor-faktor kualitas yang
dapat diukur dalam kehidupan sebuah jemaat menurut aturan tingkatannya. Kedua
belas faktor tersebut adalah:
1. Pengetahuan Alkitab. Para anggota gereja bertambah pengetahuannya dalam
pengajaran Alkitab. Mereka dapat menggabungkan pengetahuan itu dengan sebuah
sistem teologi supaya mereka dapat menerapkan pengajaran pengajaran Alkitab itu
di dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2. Ibadah pribadi. Para anggota menghabiskan waktu mereka setiap harinya
dalam doa, membaca Alkitab, bermeditasi, dan latihan kerohanian pribadi yang
lainnya.
3. Kebaktian. Para anggota secara teratur mengambil bagian dalam
kebaktian-kebaktian yang disusun oleh gereja.
4. Bersaksi. Para anggota secara teratur mencoba untuk berbagi iman
mereka pada Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum percaya.
5. Pelayanan kaum awam. Kaum awan di gereja juga ikut terlibat dalam berbagai
macam pelayanan seperti pengajaran dan pemuridan. Keterlibatan kaum awam itu
mungkin terjadi ketika mereka secara sadar menemukan, mengembangkan, dan
menggunakan karunia-karunia rohani mereka.
6. Misi. Gereja secara aktif mendukung misi, mengorganisasi dan
menyokong sebuah program untuk menjaring, mengutus dan membiayai para
misionaris baik di dalam maupun di luar negeri.
7. Pemberian. Para anggota memberikan sebagian dari pendapatan mereka
untuk gereja lokal dan/atau untuk kegiatan Kristiani lainnya.
8. Persekutuan. Hubungan pribadi antara anggota makin bertumbuh dengan
ikut mengambil bagian di dalam persekutuan doa gereja atau yang lainnya.
9. Gaya hidup sendiri. Para anggota secara umum memperlihatkan keimanan mereka
dalam Kristus dengan memiliki sebuah gaya hidup yang secara luas dan nyata
berbeda dengan orang-orang yang bukan Kristen di dalam lingkungan mereka.
10. Sikap terhadap
agama. Para anggota gereja menganggap keterlibatan mereka
dengan gereja sebagai sebuah pelayanan kepada Allah dan bukan untuk memenuhi
kebutuhan pribadi belaka.
11. Pelayanan sosial. Para anggota juga melayani satu sama lain di luar
lingkungan gereja. Hal ini termasuk keterliabatan pribadi secara langsung
dengan yang miskin dan papa, atau dalam program yang dirancang untuk menolong
yang dalam kebutuhan.
12. Keadilan sosial. Para anggota mencoba untuk membuat perubahan-perubahan
dalam struktur politik dan sosial yang akan menghasilkan sebuah masyarakat yang
lebih bermoral dan adil baik melalui jemaat secara keseluruhan ataupun
agen-agen Kristen yang profesional (26-27).
Penulis setuju dengan hasil penelitian tersebut karena
mencerminkan pertumbuhan gereja yang Alkitabiah. Hal yang menarik yaitu tentang
gaya hidup sendiri. Penulis menjelaskannya melalui khotbah Yesus di bukit
berdasarkan Injil Matius 5:3-12 yang mengajarkan etika hidup orang Kristen yang
seturut kehendak Allah. Gaya hidup yang berbeda itu terlihat dari teladan hidup
sekaligus nyata dalam batin sekaligus sikap dan perbuatan orang Kristen yang
membedakan dengan orang non Kristen dan juga orang Kristen pada umumnya.
Dari semua denominasi Amerika, Southern Baptist merupakan
salah satu denominasi yang mempunyai tradisi-tradisi yang sangat kaku. Rick Warren merupakan pendukung yang setia
dari tradisi-tradisi denominasi, kecuali bila hal itu menjadi penghalang
pertumbuhan gereja. Sedikitnya ada empat tradisi yang dengan berani ia abaikan
sehingga mengejutkan teman-teman sedenominasinya:
Pertama, Warren
memilih untuk tidak memakai kata “Baptist” dalam nama gerejanya. Warren menemukan bahwa nama “Baptist” itu tidak begitu
menarik di Carolina Selatan. Andaikata gerejanya tidak berada di Carolina
Selatan, pasti ia kan menamakannya “Baptist”. Secara pribadi ia sendiri tidak
menentang nama itu. Kedua, menurut tradisi
Southern Baptist, Sekolah Minggu merupakan ujung tombak dari upaya-upaya
penginjilan gereja. Mungkin itu bukan cara yang terbaik untuk menjangkau
penduduk di sekitar Laguna Hills. Oleh sebab itu, Warren sudah membuat ruang
iklan dan iklan pos langsung sebagai sasaran utama penginjilan. Lebih dari 40
persen para anggota baru di gerejanya mendengar hal gereja itu untuk pertama
kalinya dari iklan-iklan tersebut. Ketiga,
hampir semua gereja Southern Baptist menyampaikan undangan umum untuk
keselamatan, dedikasi ulang, baptisan dan keanggotaan gereja seusai setiap
kebaktian. Warren menemukan hal itu menyinggung perasaan beberapa orang
yang belum bergereja di daerahnya, yaitu South Orange County. Keempat, produser tradisional untuk menerima
keanggotaan dalam sebuah gereja Southern Baptist adalah salah satu yang
termudah di Amerika Serikat. Apabila anda sudah dibaptis sebagai orang
percaya maka setelah sesuatu kebaktian usai anda bisa langsung menerima
keanggotaan di tempat itu juga (206-207). Penulis berpendapat bahwa pertumbuhan
gereja tidak didasarkan kepada pengalaman dan aturan yang baku sebab
pertumbuhan gereja adalah pekerjaan Roh Kudus dan kehendak Allah dan Allah
sendirilah yang memberikan pertumbuhan (1 Korintus 3:6). Dia memberikan visi dan misi kepada Rick Warren yang berorientasi
kepada orang yang belum bergereja dan menjangkau mereka sesuai kebutuhan
mereka. Saya setuju ketika Warren mengumpamakan bahwa pemimpin gereja seumpama
peselancar pengalaman yang mengenali ombak yang dibuat oleh Allah melalui
gerakan Roh Allah terhadap gereja-Nya. Allahlah yang menciptakan ombak-ombak
itu dan kita harus mengenalinya (Yesaya 51:15).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar