Uraian Umum :Pada waktu buku ini
pertama kali diterbitkan tahun 1976 Gerakan Pertumbuhan Gereja baru saja
berusia 20 tahun, tetapi gerakan ini baru setahun atau dua tahun di kenal di
kalangan pemimpin-pemimpin gereja di Amerika. Karena kebanyakan dari kami
orang-orang Amerika secara agak etnosentris sudah terbiasa dengan melihat
ide-ide “hebat” dibangkitkan di Amerika Serikat dan kemudian diekspor ke luar
negeri, maka kebalikan dari hal ini merupakan suatu kejutan. Beberapa orang
tidak menyadari bahwa McGavran mengembangkan teori pertumbuhan gereja dan
mendirikan lembaganya dengan suatu tujuan yang ditetapkan secara tetap: yaitu
untuk lebih mengefektifkan penyebaran Injil dan melipatgandakan gereja-gereja di daerah baru. Tentu saja McGavran
menyadari bahwa prinsip-prinsip pertumbuhan gereja dapat diterapkan di seluruh
dunia; tetapi ia memutuskan untuk memusatkan perhatian pada jumlah penduduk
yang besar sekali di luar negeri.
Buku ini mengajarkan tentang pertumbuhan gereja yang
melibatkan gembala, kaum awam dan keinginan Allah untuk gereja-Nya dapat
bertumbuh. Buku ini menjelaskan juga bahwa gereja itu adalah ibadah raya yang
melibatkan jemaat dan bertumbuh melalui sel sebagai sarana pertumbuhan rohani
dan pemuridan.
Kutipan Menarik:Istilah pertumbuhan gereja berasal dari McGavran. Pada
mulanya McGavran berusaha mengutarakan wawasan yang telah dikembangkannya
dengan menggunakan bahasa yang lebih tradisional seperti “penginjilan” atau
“misi”, tetapi ia segera mendapati bahwa istilah-istilah ini hampir tidak ada
gunanya. Jadi, untuk melukiskan secara tepat apa yang ingin ia ingin utarakan,
Donald McGavran mengambil dua kata umum dan menyatukan keduanya. Sesungguhnya
“pertumbuhan gereja” berarti segala sesuatu yang mencakup soal membawa
orang-orang yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus ke dalam
persekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi anggota gereja yang bertanggung
jawab (11).
Syarat yang
sangat dibutuhkan bagi gereja yang bertumbuh adalah bahwa gereja itu ingin
bertumbuh. Tentu saja ini tidak berarti bahwa sebuah gereja akan bertumbuh
hanya dengan menginginkannya. Tetapi jika gereja tidak ingin bertumbuh, gereja
itu tidak akan bertumbuh. Ingin bertumbuh dan merencanakan pertumbuhan adalah
benar-benar satu cara yang nyata untuk menerapkan iman alkitabiah (47-48).
Tanda penting nomor satu dari gereja yang sehat dan bertumbuh adalah seorang
gembala siding yang menganut cara berpikir serba mungkin dan yang kepemimpinan
dinamisnya digunakan untuk mempengaruhi seluruh gereja supaya bekerja bagi
pertumbuhan (59).
Potensi terbesar
bagi keefektifan penginjilan dalm sebuah gereja berasal dari kombinasi 10 persen orang Kristen dewasa yang memiliki
karunia untuk menjadi penginjil dengan orang-orang yang baru bertobat yang
belum sampai dua tahun mengenal Tuhan dalam suatu program yang direncanakan dan
dibentuk bagi pertumbuhan gereja (85).
Interaksi:Merupakan
suatu kenyataan hidup bahwa sebagian pendeta lebih sesuai untuk gereja kecil
daripada untuk gereja besar. Delapan puluh persen dari gereja-gereja Amerika
memiliki anggota jemaat dua ratus orang atau kurang dari itu dan biasnya masuk
dalam kategori gereja kecil (49). Penulis
berpendapat gereja kecil menyukai keberadaannya seperti itu karena
memungkinkan persahabatan dan persekutuan yang erat antara jemaat. Namun, perlu
diingat bahwa pertumbuhan gereja adalah kenaikan yang seimbang dalam kuantitas,
kualitas dan kompleksitas organisasi gereja lokal. Mungkin iman sudah ada,
tetapi seperti yang dinyatakan dalam surat Yakobus, “iman tanpa perbuatan
adalah iman yang kosong” (Yakobus 2:20). Maka dalam pengertian ini, saya
memperluas pernyataan saya yang terdahulu dengan mengatakan bahwa syarat yang
sangat dibutuhkan bagi gereja yang bertumbuh adalah bahwa gereja yang bertumbuh
adalah bahwa gereja itu ingin bertumbuh dan bersedia membayar harga untuk
pertumbuhan itu (50). Pertumbuhan secara spontan adalah impian yang indah.
Kadang kala ini terjadi, tetapi tidak terlalu sering. Merencanakan pertumbuhan
dan setuju membayar harga bagi pertumbuhan adalah jauh lebih realistis (51). Yesus
berkata, “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara
tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk
menyelesaikan pekerjaan itu?” (Lukas 14:28). Karena pertumbuhan gereja itu
tidak murah, maka para gembala harus bertanya kepada diri sendiri sebelum
membuat rencana untuk pertumbuhan, “Apakah saya sanggup untuk membayar
harganya?”. Maka gembala harus bekerja sama dengan stafnya dan kaum awam dalam
menggerakkan pertumbuhan gereja.
Penghalang utama bagi pemimpin gereja
untuk menetapkan sasaran yang kreatif dan berani adalah ketakutan. Tidak mempunyai
sasaran tentu merupakan situasi yang sangat menyenangkan karena tanpa
sasaran tak mungkin orang gagal (52).
Penulis setuju dengan perkataan tersebut, tetapi kita harus mengetahui bahwa
Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Timotius 1:7). Setiap
perencanaan memiliki sasaran. Setiap gereja memiliki misi dan visi, maka misi
itu memiliki sasaran yang dikehendaki oleh Allah dan bukan manusia maka Allah
sendiri yang memberikan pertumbuhan kepada gereja yang memiliki sasaran dan
tujuan.
Banyak karunia
rohani mempunyai peranan yang sesuai. Contohnya karunia iman. Jenis iman yang
dapat memindahkan gunung (1 Korintus 12:9;13:2). Tidak semua orang Kristen
memiliki karunia ini, tetapi semua mempunyai peranan untuk menjalani kehidupan
yang bercirikan iman, karena “tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada
Allah” (Ibrani 11:6). Hanya sejumlah orang Kristen tertentu yang memiliki karunia untuk menjadi penginjil, tetapi
tiap orang Kristen memiliki peranan
seorang saksi. Kedua hal ini harus bergabung untuk memobilisasi kekuatan
maksimum bagi penginjilan dalam gereja Anda (78-79). Penulis menegaskan bahwa
sebagai tubuh Kristus dan Tuhan sebagai Kepala maka semua karunia digunakan
untuk pertumbuhan gereja dan menuju kepada kepenuhan Kristus (Efesus 4:11-16).
Gereja bertumbuh apabila semua karunia difungsikan dengan benar melalui
keterlibatan kaum awam yang dibimbing sesuai denagn karunia yang diberikan oleh
Allah.
Ukuran maksimum
setiap gereja bergantung terutama pada falsafah pelayanannya. Gereja-gereja
yang bertumbuh, telah mengembangkan kepribadian yang sangat menarik. Mereka
memiliki sifat khas yang untuk kadar tertentu memberi gereja tersebut identitas
diri yang menjadikannya unik (96). Hal ini sesuai dengan pendapat Rick Warren
bahwa “tak ada satu gereja pun yang dapat menjangkau semua orang.
Diperlukan bermacam-macam gereja untuk menjangkau bermacam-macam orang”. Tentunya
sesuai dengan keunikan masing-masing gereja tersebut denagn kesadaran mempunyai
falsafah pelayanannya sendiri.
Tatap muka dan
persekutuan memang perlu, tetapi dalam jemaat dan sel, bukan di dalam ibadah raya. Tujuan beribadah adalah berjumpa
dengan Allah, dan itu pada akhirnya melibatkan Allah dan saya. Jemaat adalah
tempat orang-orang saling mengetahui nama masing-masing (105). Penulis
berpendapat ibadah raya adalah tempat jemaat beribadah bersama namun terdapat
interaksi hanya antara Tuhan dan pribadi
sendiri. Namun berjemaat berarti terjadi komunikasi rohani diantara
pribadi dengan pribadi yang lain yang lebih dalam. Ibadah raya adalah bahan
bakar pribadi untuk melakukan
persekutuan pribadi dengan Tuhan dimana setiap orang mengambil waktu menyendiri
dengan Tuhan.Dalam ibadah yang sejati kehadiran Allah dirasakan, pengampunan
Allah diberikan, tujuan Allah dinyatakan, dan kuasa Allah diperlihatkan (Rick
Warren:248).
Sel yang
kadangkala disebut kelompok kecil,
adalah hubungan yang sangat istimewa. Sel begitu mirip dengan situasi keluarga
sehingga saya suka menyebutnya “lingkungan
kekeluargaan” untuk membedakannya dengan lingkungan keanggotaan dan
lingkungan persekutuan (112). Sel dikenal juga sebagai kelompok pendalaman
Alkitab yang bertujuan untuk menumbuhkan rohani kita satu sama lain dalam
kelompok kecil. Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang dimuridkan. Salah
satunya melalui sel. Di dalam sel terjadi persekutuan yang menolong Anda
menghadapi masalah-masalah hidup dengan menyediakan bantuan serta dorongan
melalui orang-orang Kristen lainnya. Pemuridan
menolong Anda meneguhkan iman Anda dengan mempelajari kebenaran Firman Allah
serta menerapkan prinsip-prinsip alkitabiah pada gaya hidup Anda. Hal itu
menjadi tujuan Amanat Agung sekaligus perintah nyata untuk menjadikan semua
suku bangsa murid-Nya.
Prinsip homogen menentang apa yang
beberapa orang namakan “sunat budaya”
yang tak dapat dielakkan jika seseorang dari suatu kebudayaan dipaksa
menjadi orang Kristen dalam sebuah gereja dengan kebudayaan berbeda. Prinsip homogen
menguatkan prinsip Perjanjian Baru bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi tidak perlu
meninggalkan kebudayaan mereka dan memakai kebudayaan Ibrani untuk dapat
diterima sebagai umat Allah. Prinsip homogen adalah penerapan zaman modern dari
keputusan Sidang Yerusalem yang dilaporkan dalam Kisah Para Rasul 15 (119-120).
Tuhan Yesus menekankan keselamatan bagi semua orang tanpa membedakan suku dan
bangsa sebagaimana keputusan Sidang Yerusalem maka tampillah Petrus berdiri dan
berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak
semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku
bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya” (Kisah Para
Rasul 15:7). Dengan demikian di dalam gereja tidak mengenal rasisme yang
membeda-bedakan orang menurut suku dan bangsanya.
“Dan tangan
Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya danh berbalik
kepada Tuhan” (Kisah Para Rasul 11:21). Ayat ini menandai permulaan pertumbuhan
gereja di antara orang-orang bukan Yahudi. Sebelumnya gereja-gereja bertambah
banyak di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, tetapi di sini di Antiokhia
orang-orang bukan Yahudi memulai waktu mereka untuk datang pada Tuhan (179). Penulis sangat merindukan hal itu terjadi pada
gereja masa kini. Faktanya jemaat Antiokhia untuk pertama kali disebut Kristen
(Kisah Para Rasul 11:26). Maknanya untuk gereja masa kini untuk berdoa
terjadinya gerakan Roh Allah yang dapat melawat orang-orang non Kristen untuk
percaya kepada Tuhan Yesus bagaimana pun hargan yang harus dibayar untuk
lawatan Roh Kudus yang dashyat terjadi kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar