Good News

Jumat, 31 Oktober 2014

Interaksi Buku Gereja Saudara dapat Bertumbuh (C. Peter Wagner, Penerbit Gandum Mas Malang, 1990)



Uraian Umum :Pada waktu buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1976 Gerakan Pertumbuhan Gereja baru saja berusia 20 tahun, tetapi gerakan ini baru setahun atau dua tahun di kenal di kalangan pemimpin-pemimpin gereja di Amerika. Karena kebanyakan dari kami orang-orang Amerika secara agak etnosentris sudah terbiasa dengan melihat ide-ide “hebat” dibangkitkan di Amerika Serikat dan kemudian diekspor ke luar negeri, maka kebalikan dari hal ini merupakan suatu kejutan. Beberapa orang tidak menyadari bahwa McGavran mengembangkan teori pertumbuhan gereja dan mendirikan lembaganya dengan suatu tujuan yang ditetapkan secara tetap: yaitu untuk lebih mengefektifkan penyebaran Injil dan melipatgandakan gereja-gereja di daerah baru. Tentu saja McGavran menyadari bahwa prinsip-prinsip pertumbuhan gereja dapat diterapkan di seluruh dunia; tetapi ia memutuskan untuk memusatkan perhatian pada jumlah penduduk yang besar sekali di luar negeri.
Buku ini mengajarkan tentang pertumbuhan gereja yang melibatkan gembala, kaum awam dan keinginan Allah untuk gereja-Nya dapat bertumbuh. Buku ini menjelaskan juga bahwa gereja itu adalah ibadah raya yang melibatkan jemaat dan bertumbuh melalui sel sebagai sarana pertumbuhan rohani dan pemuridan.
Kutipan Menarik:Istilah pertumbuhan gereja berasal dari McGavran. Pada mulanya McGavran berusaha mengutarakan wawasan yang telah dikembangkannya dengan menggunakan bahasa yang lebih tradisional seperti “penginjilan” atau “misi”, tetapi ia segera mendapati bahwa istilah-istilah ini hampir tidak ada gunanya. Jadi, untuk melukiskan secara tepat apa yang ingin ia ingin utarakan, Donald McGavran mengambil dua kata umum dan menyatukan keduanya. Sesungguhnya “pertumbuhan gereja” berarti segala sesuatu yang mencakup soal membawa orang-orang yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus ke dalam persekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi anggota gereja yang bertanggung jawab (11).
Syarat yang sangat dibutuhkan bagi gereja yang bertumbuh adalah bahwa gereja itu ingin bertumbuh. Tentu saja ini tidak berarti bahwa sebuah gereja akan bertumbuh hanya dengan menginginkannya. Tetapi jika gereja tidak ingin bertumbuh, gereja itu tidak akan bertumbuh. Ingin bertumbuh dan merencanakan pertumbuhan adalah benar-benar satu cara yang nyata untuk menerapkan iman alkitabiah (47-48). Tanda penting nomor satu dari gereja yang sehat dan bertumbuh adalah seorang gembala siding yang menganut cara berpikir serba mungkin dan yang kepemimpinan dinamisnya digunakan untuk mempengaruhi seluruh gereja supaya bekerja bagi pertumbuhan (59).
Potensi terbesar bagi keefektifan penginjilan dalm sebuah gereja berasal dari kombinasi  10 persen orang Kristen dewasa yang memiliki karunia untuk menjadi penginjil dengan orang-orang yang baru bertobat yang belum sampai dua tahun mengenal Tuhan dalam suatu program yang direncanakan dan dibentuk bagi pertumbuhan gereja (85).
Interaksi:Merupakan suatu kenyataan hidup bahwa sebagian pendeta lebih sesuai untuk gereja kecil daripada untuk gereja besar. Delapan puluh persen dari gereja-gereja Amerika memiliki anggota jemaat dua ratus orang atau kurang dari itu dan biasnya masuk dalam kategori gereja kecil (49). Penulis  berpendapat gereja kecil menyukai keberadaannya seperti itu karena memungkinkan persahabatan dan persekutuan yang erat antara jemaat. Namun, perlu diingat bahwa pertumbuhan gereja adalah kenaikan yang seimbang dalam kuantitas, kualitas dan kompleksitas organisasi gereja lokal. Mungkin iman sudah ada, tetapi seperti yang dinyatakan dalam surat Yakobus, “iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong” (Yakobus 2:20). Maka dalam pengertian ini, saya memperluas pernyataan saya yang terdahulu dengan mengatakan bahwa syarat yang sangat dibutuhkan bagi gereja yang bertumbuh adalah bahwa gereja yang bertumbuh adalah bahwa gereja itu ingin bertumbuh dan bersedia membayar harga untuk pertumbuhan itu (50). Pertumbuhan secara spontan adalah impian yang indah. Kadang kala ini terjadi, tetapi tidak terlalu sering. Merencanakan pertumbuhan dan setuju membayar harga bagi pertumbuhan adalah jauh lebih realistis (51). Yesus berkata, “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?” (Lukas 14:28). Karena pertumbuhan gereja itu tidak murah, maka para gembala harus bertanya kepada diri sendiri sebelum membuat rencana untuk pertumbuhan, “Apakah saya sanggup untuk membayar harganya?”. Maka gembala harus bekerja sama dengan stafnya dan kaum awam dalam menggerakkan pertumbuhan gereja.
Penghalang utama bagi pemimpin gereja untuk menetapkan sasaran yang kreatif dan berani adalah ketakutan. Tidak mempunyai sasaran tentu merupakan situasi yang sangat menyenangkan karena tanpa sasaran  tak mungkin orang gagal (52). Penulis setuju dengan perkataan tersebut, tetapi kita harus mengetahui bahwa Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Timotius 1:7). Setiap perencanaan memiliki sasaran. Setiap gereja memiliki misi dan visi, maka misi itu memiliki sasaran yang dikehendaki oleh Allah dan bukan manusia maka Allah sendiri yang memberikan pertumbuhan kepada gereja yang memiliki sasaran dan tujuan.
Banyak karunia rohani mempunyai peranan yang sesuai. Contohnya karunia iman. Jenis iman yang dapat memindahkan gunung (1 Korintus 12:9;13:2). Tidak semua orang Kristen memiliki karunia ini, tetapi semua mempunyai peranan untuk menjalani kehidupan yang bercirikan iman, karena “tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah” (Ibrani 11:6). Hanya sejumlah orang Kristen tertentu yang memiliki karunia untuk menjadi penginjil, tetapi tiap orang Kristen memiliki peranan seorang saksi. Kedua hal ini harus bergabung untuk memobilisasi kekuatan maksimum bagi penginjilan dalam gereja Anda (78-79). Penulis menegaskan bahwa sebagai tubuh Kristus dan Tuhan sebagai Kepala maka semua karunia digunakan untuk pertumbuhan gereja dan menuju kepada kepenuhan Kristus (Efesus 4:11-16). Gereja bertumbuh apabila semua karunia difungsikan dengan benar melalui keterlibatan kaum awam yang dibimbing sesuai denagn karunia yang diberikan oleh Allah.
Ukuran maksimum setiap gereja bergantung terutama pada falsafah pelayanannya. Gereja-gereja yang bertumbuh, telah mengembangkan kepribadian yang sangat menarik. Mereka memiliki sifat khas yang untuk kadar tertentu memberi gereja tersebut identitas diri yang menjadikannya unik (96). Hal ini sesuai dengan pendapat Rick Warren bahwa “tak ada satu gereja pun yang dapat menjangkau semua orang. Diperlukan bermacam-macam gereja untuk menjangkau bermacam-macam orang”. Tentunya sesuai dengan keunikan masing-masing gereja tersebut denagn kesadaran mempunyai falsafah pelayanannya sendiri.
Tatap muka dan persekutuan memang perlu, tetapi dalam jemaat dan sel, bukan di dalam ibadah raya. Tujuan beribadah adalah berjumpa dengan Allah, dan itu pada akhirnya melibatkan Allah dan saya. Jemaat adalah tempat orang-orang saling mengetahui nama masing-masing (105). Penulis berpendapat ibadah raya adalah tempat jemaat beribadah bersama namun terdapat interaksi hanya antara Tuhan dan pribadi  sendiri. Namun berjemaat berarti terjadi komunikasi rohani diantara pribadi dengan pribadi yang lain yang lebih dalam. Ibadah raya adalah bahan bakar  pribadi untuk melakukan persekutuan pribadi dengan Tuhan dimana setiap orang mengambil waktu menyendiri dengan Tuhan.Dalam ibadah yang sejati kehadiran Allah dirasakan, pengampunan Allah diberikan, tujuan Allah dinyatakan, dan kuasa Allah diperlihatkan (Rick Warren:248).
Sel yang kadangkala disebut kelompok kecil, adalah hubungan yang sangat istimewa. Sel begitu mirip dengan situasi keluarga sehingga saya suka menyebutnya “lingkungan kekeluargaan” untuk membedakannya dengan lingkungan keanggotaan dan lingkungan persekutuan (112). Sel dikenal juga sebagai kelompok pendalaman Alkitab yang bertujuan untuk menumbuhkan rohani kita satu sama lain dalam kelompok kecil. Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang dimuridkan. Salah satunya melalui sel. Di dalam sel terjadi persekutuan yang menolong Anda menghadapi masalah-masalah hidup dengan menyediakan bantuan serta dorongan melalui  orang-orang Kristen lainnya. Pemuridan menolong Anda meneguhkan iman Anda dengan mempelajari kebenaran Firman Allah serta menerapkan prinsip-prinsip alkitabiah pada gaya hidup Anda. Hal itu menjadi tujuan Amanat Agung sekaligus perintah nyata untuk menjadikan semua suku bangsa murid-Nya.
Prinsip homogen menentang apa yang beberapa orang namakan “sunat budaya”  yang tak dapat dielakkan jika seseorang dari suatu kebudayaan dipaksa menjadi orang Kristen dalam sebuah gereja dengan kebudayaan berbeda. Prinsip homogen menguatkan prinsip Perjanjian Baru bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi tidak perlu meninggalkan kebudayaan mereka dan memakai kebudayaan Ibrani untuk dapat diterima sebagai umat Allah. Prinsip homogen adalah penerapan zaman modern dari keputusan Sidang Yerusalem yang dilaporkan dalam Kisah Para Rasul 15 (119-120). Tuhan Yesus menekankan keselamatan bagi semua orang tanpa membedakan suku dan bangsa sebagaimana keputusan Sidang Yerusalem maka tampillah Petrus berdiri dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya” (Kisah Para Rasul 15:7). Dengan demikian di dalam gereja tidak mengenal rasisme yang membeda-bedakan orang menurut suku dan bangsanya.
“Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya danh berbalik kepada Tuhan” (Kisah Para Rasul 11:21). Ayat ini menandai permulaan pertumbuhan gereja di antara orang-orang bukan Yahudi. Sebelumnya gereja-gereja bertambah banyak di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, tetapi di sini di Antiokhia orang-orang bukan Yahudi memulai waktu mereka untuk datang pada Tuhan (179).  Penulis sangat merindukan hal itu terjadi pada gereja masa kini. Faktanya jemaat Antiokhia untuk pertama kali disebut Kristen (Kisah Para Rasul 11:26). Maknanya untuk gereja masa kini untuk berdoa terjadinya gerakan Roh Allah yang dapat melawat orang-orang non Kristen untuk percaya kepada Tuhan Yesus bagaimana pun hargan yang harus dibayar untuk lawatan Roh Kudus yang dashyat terjadi kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar