By Hengki Wijaya
A. Riwayat Hidup Dwight Lyman Moody (1837-1899)
Dwight Lyman Moody dilahirkan pada
tanggal 5 Februari 1837 di Northfield Massachusetts. Dia baru saja berusia
empat tahun saat ayahnya, seorang tukang batu bata, meninggal. Ditinggalkan
bersama sembilan orang anak yang masih berusia di bawah tiga belas tahun,
Betsey Moody sepenuhnya berkewajiban untuk memberi makan dan pakaian, serta
membesarkan anak-anaknya yang amat banyak. Akibatnya, pendidikan yang diperoleh
Dwight mungkin hanya setara dengan pendidikan hingga kelas lima Sekolah Dasar
zaman sekarang.[1]
Pada usia sangat muda, Dwight
mencari uang sendiri pada musim panas. Pekerjaan pertamanya adalah
menggembalakan sapi-sapi milik tetangganya ke padang rumput. Upahnya satu sen sehari. Moody kecil tidak terlalu berminat terhadap masalah
agama, tetapi ibunya, Betsey, selalu tekun mengajar anak-anaknya untuk berdoa
dan menepati janji. Pada masa kecilnya tidak ada tanda atau peristiwa yang
menunjukkan bahwa Moody akan dapat berbuat sedemikian mengagumkan dalam
pelayanan misi di kemudian hari. [2]
Keinginan terbesar Dwight muda
adalah pergi dari kota kecil Northfield dan menjadi orang kaya. Dia
meninggalkan rumah saat berusia tujuh belas tahun untuk bekerja pada pamannya
di Boston sebagai pedagang sepatu. Dwight diminta menghadiri gereja dan Sekolah
Minggu yang termasuk dalam kesepakatan kerja dengan pamannya. Ini menjadi kewajiban yang membosankan sampai
ia ditempatkan di kelas yang dipimpin oleh seorang laki-laki saleh bernama Edward
Kimball, yang menunjukkan kebaikan dan
kasih yang membuat dia begitu perhatian di kelas itu.[3]
Pada tanggal 21 April 1855, Kimball merasakan bahwa
sudah waktunya menganjurkan Dwight L.
Moody berjanji kepada Kristus. Ia menuju ke toko sepatu, berubah pikiran,
dan
jalan melewati toko itu, kemudian kembali terburu-buru, serta masuk ke toko
itu. Ia menemukan Moody sedang membungkus dan menyemir sepatu. Orang muda itu
sudah siap mendengarkannya.[4]
Kimball secara khusus membentangkan kasih Kristus kepadanya dan pengorbanan
Kristus untuk keselamatannya. Moody tiba-tiba siap untuk menerima Kristus dan
seperti yang sering terjadi, ia melihat Kristus menempatkan segala sesuatu
dalam perspektif baru. Moody berkata[5]:
“Pagi ketika bertobat, saya pergi ke
luar rumah dan merasa jatuh cinta kepada apa saja. Saya tidak pernah mengasihi
matahari yang menyinari bumi seperti itu sebelumnya. Ketika mendengar
burung-burung berkicau dengan indahnya, saya merasa jatuh cinta kepada
burung-burung itu. Segala sesuatunya menjadi berbeda.”
Dwight senang bekerja sebagai penjual sepatu. Dia
mempunyai keahlian alami dalam berdagang. Namun, Boston terlalu sesak bagi
dirinya. Pada tahun 1856, saat dia berusia dua puluh tahun, Dwight pergi ke
barat menuju Chicago tempat dia bekerja bagi C. E. Wisall, seorang pengusaha
sepatu. Kali ini dia berambisi untuk mengumpulkan uang sebanyak 100.000 dolar. Beberapa
tahun kemudian, Dwight berkeliling Midwest untuk memperkenalkan sepatu Wisell,
tetapi dia selalu kembali ke Chicago untuk mengantar anak-anak mengikuti misi
sekolah minggu, akhirnya jumlah anak-anak itu dapat mencapai lebih dari seribu
orang. Dia ikut berperan dalam mengurus sekolah minggu itu. [6]
Salah seorang pekerja sekolah minggu, Emma Revell,
menarik perhatian Moody. Dia mengumumkan pertunangannya dengan Emma, yang baru
berusia enam belas tahun dengan pernyataan sederhana bahwa dirinya "tidak akan bersedia lagi untuk mengawal
wanita muda lain pulang ke rumah"![7]
Moody muda menyadari minimnya pendidikan dan
pengetahuan Alkitab yang dimilikinya sehingga dia merasa tidak dapat memenuhi
syarat untuk menjadi seorang guru. Tetapi saat dirinya diminta untuk membantu
pelayanan kunjungan ke rumah-rumah, Moody
dengan enggan menemani seorang guru sakit-sakitan bernama Hibbert yang ingin
memenangkan jiwa setiap murid putri di kelasnya bagi Kristus sebelum dirinya
meninggal. Pertobatan dan kembalinya "anak-anak perempuan kumuh" ini
bagi Kristus berpengaruh besar dalam diri Moody sehingga dia berhenti menjual
sepatu dengan tujuan "bekerja
sepenuhnya bagi pelayanan Kristen".[8]
The Young Man's Christian Association (YMCA) menunjuk
Moody sebagai misionaris. Selama masa Perang Sipil, dia menjadi pendeta YMCA
yang ditempatkan di pos tentara dekat Chicago. (Moody tidak ikut serta menjadi
tentara karena dia berpendapat bahwa merampas hidup orang lain merupakan
tindakan yang salah). Di tengah masa perang, dia menikahi Emma Revell (saat itu
berusia dua puluh tahun) dan dua tahun kemudian mereka mendapatkan seorang
putri, yang juga diberi nama Emma.[9]
Tahun 1867, Moody menghabiskan waktu empat bulan untuk
berkunjung dan berbicara di YMCA Inggris. Saat berada di Inggris, dia bertemu
dengan dua orang yang beriman teguh, Charles Spurgeon dan George Muller. Dia
juga bertemu dengan Pendeta Henry Varley, yang menantang Moody dengan
perkataan, "Dunia ini belum melihat tindakan yang dapat Tuhan lakukan
melalui seorang pria yang sepenuhnya mengabdi kepada-Nya." Kata-kata ini
sangat memengaruhi Moody sehingga dia berjanji untuk menjadi pria seperti itu.[10]
Pada tahun 1870, pada Pertemuan Internasional YMCA, dia mendengar nyanyian
seorang penyanyi lagu pujian yang bernyanyi dengan suara amat mengesankan. Dia
mengajak Ira Sankey untuk bergabung dengan dirinya dan menjadi pemimpin musik;
selama dua dekade selanjutnya "Moody dan Sankey" menjadi terkenal
sebagai tim pengabar Injil dunia. [11]
Pada tanggal 8 Oktober 1871, Kebakaran Besar Chicago
menghancurkan rumah baru Moody, Aula Farwell YMCA yang didirikan atas bantuan
Moody, dan Gereja Jalan Illinois. Awalnya dia merasa terguncang, tetapi
kemudian Moody segera menyadari bahwa tumbangnya pelayanan organisasinya di
Chicago sebagai sebuah kesempatan untuk terjun sepenuhnya dalam pelayanan
pengabaran Injil. [12]
Pada tahun 1879, Moody mengalihkan perhatiannya kepada
pendidikan dengan mendirikan Northfield Seminary bagi para gadis dan kemudian
Mount Hermon School bagi anak-anak lelaki. Ia memulai konferensi-konferensi
Alkitab musim panas dan sebuah institute Alkitab yang sekarang memakai namanya.
Ia melihat kebutuhan yang lebih besar untuk latihan-latihan praktik pelayanan.
Ia bermaksud melatih para komunikator yang akan membawa firman Allah yang
sederhana kepada mereka yang membutuhkan. [13]
Pada tahun 1882, Moody kembali ke
London untuk mengadakan kebaktian berikutnya. Sesudah kembali, ia pergi lagi
untuk bekerja di Amerika mengadakan kebaktian kebangunan rohani besar-besaran
pada akhir tahun 1880-an dan awal 1890-an. Denver, San Francisco, Richmond,
Hartford, Providence dan banyak kota yang lainnya ditambahkan ke daftar
kota-kota yang digarap oleh penginjil yang tidak kenal lelah itu.[14]
Riwayat singkat D.L. Moody
dirumuskan sebagai berikut: “Pada suatu hari saudara akan membaca di surat
kabar, bahwa D.L. Moody dari East Northfield meninggal dunia. Pada saat ini
saya akan lebih bahagia daripada sekarang. Saya pindak ke alam baka saja;
pindah dari bumi ke rumah yang kekal, suatu tubuh yang tahan maut, yang tak
dapat dinodai oleh dosa, suatu tubuh yang serupa dengan tubuh-Nya yang mulia
itu. Saya dilahirkan secara jasmani pada tahun 1837. Saya dilahirkan secara
rohani pada tahun 1855. Yang dilahirkan secara jasmani boleh mati. Yang
diperanakkan secara rohani akan hidup selama-lamanya”.[15]
B. Keberhasilan Pelayanan D.L. Moody
D.L. Moody pindah ke Chicago, mencari kesempatan di
daerah yang disebut Barat, Boston terlalu sempit dan ambisinya mengarahkannya
ke padang rumput yang terbentang luas. Pada hari Minggu pertamanya di Chicago,
ia pergi ke Sekolah Minggu Gereja Baptis Pertama, dimana calon istrinya kelak
hadir juga ketika masih remaja. Ia mulai menghadiri Plymouth Congregational
Church dan segera semangat untuk memberitakan Kristus berkobar di hatinya. Ia
melihat banyak pemuda kesepian yang tidak pergi ke gereja, khususnya ketika
gereja-gereja begitu padat pengunjung. Jadi ia menyewa empat baris bangku dan
pergi mengundang orang-orang untuk duduk bersamanya. Usahanya itu segera
menunjukkan hasil.[16]
Ia juga bergabung dengan Young Men’s Mission Band,
membagi-bagikan traktat dan mengundang orang-orang ke gereja. Pada Minggu sore,
ia pergi ke sebuah Sekolah Minggu kecil. Dengan pendidikan yang sedemikin
terbata, ia berhasil lulus kelas setara dengan kelas lima. Ia tidak mempunyai
keinginan mengajar hingga merasa seharusnya ia mengajar satu kelas. Pengawasnya
mengatakan bahwa mereka sudah mempunyai cukup guru, tetapi kekurangan murid.
Minggu berikutnya, Moody datang bersama 18 pemuda dari jalanan yang
melipatgandakan jumlah murid di kelas itu. Kemudian ia mulai mengajar mereka
sedikit hal yang diketahuinya pada waktu itu, dan mendesak mereka untuk
menerima Kristus.[17]
Pada musim gugur 1858, ia memulai kelas Sekolah
Minggunya sendiri di sebuah warung minum yang kosong, dengan sasaran utama
anak-anak jalanan. Ia mempunyai hati yang lembut untuk memahami kehidupan keras
anak-anak dan pemuda yatim. Dalam waktu singkat, ia dapat menyewa sebuah gedung
yang lebih besar, sementara orang-orang muda tertarik kepada kepada berita
tentang Kristus yang disampaikannya dengan sederhana, tetapi menyentuh hati.
Walikota bahkan mengakui usahanya dan menyediakan aula yang tadinya dipakai
untuk menari dan merokok setiap malam Minggu, Moody, hamba Allah yang taat itu,
datang ke aula itu beberapa jam sebelumnya dan menyapu puntung rokok serta
sampah lain dan menyiapkan ruangan itu untuk Sekolah Minggu. Selain itu, ia juga
tidak malu-malu pergi ke rumah-rumah untuk memberitakan kebenaran. [18]
Pada tahun 1864 didirikan Illinois Street Church untuk
Sekolah Minggu dan kebaktian. Gereja itu menampung 1.500 orang. Moody
berkhotbah tiap Minggu pagi dan mengajar 1.000 murid pada Minggu sore. Sesuai
dengan sifatnya yang rendah hati, Moody hanya menjadi salah seorang diaken di
gereja itu. Ia menghindari semua gelar, bahkan “pendeta”, dan hanya mau
dipanggil “Bapak Moody tua”. Dalam beberapa bulan, karena
kesetiaannya,pekerjaaan yang tekun itu diberkati Tuhan. Kelas-kelas Sekolah
Minggu itu dihadiri oleh 1.500 orang, dan hamba Allah yang masih muda, tidak
dikenal, tidak terpelajar dan tidak pandai bicara ini mulai diakui di kota yang
sedang berkembang itu. Akhirnya, Presiden Abraham Lincoln dan Presiden Grant
pernah mengunjungi Sekolah-sekolah Minggunya di Chicago.[19]
Moody yang telah membangun Illinois Street Church,
membangun juga Farwell Hall. Ia berkeras menamainya sesuai dengan nama sahabat
(John Farwell) dan penyokongnya dalam pekerjaan Tuhan. Banunan itu diresmikan
pada tahun 1867. Pada upacara pembukaannya, Moody mengatakan bahwa ia percaya
pekerjaan menyelamatkan jiwa-jiwa dan menyerang dosabaru saja dimulai. Secara
profetik itu benar. Namun, akan ada banyak ujian berat. Empat bulan sesudah
Farwell Hall selesai, gedung itu terbakar habis. Kemudian Moody bertekad untuk
membangun gedung Farewell Hall dipakai untuk kebaktian besar. Namun, empat tahun kemudian,
gedung itu terbakar lagi bersama banyak gedung lain di kota itu dalam kebakaran
besar Chicago yang juga melanda gereja dan rumah Moody. Api itu mungkin telah
menghancurkan banyak pekerjaannya di Chicago, tetapi Allah memilih mengirim api
rohani ke hati Moody dan mengurapi ia untuk api kebangunan rohani di banyak
Negara.[20]
Penyertaan Roh Kudus untuk pekerjaan Allah, Moody
berangkat ke Inggris bersama Ira Sankey pada tahun 1873, tanpa tahu apa yang
akan dilakukan Allah di sana. Tangan Allah menyertai pekerjaan itu. Mereka
diterima oleh semua denominasi, kecuali Gereja Anglikan yang sudah mapan. Namun,
banyak anggota gereja itu akhirnya menghadiri kebaktian-kebaktian mereka. Jelas
bahwa ada gerakan Roh Kudus yang berkuasa, dan Koran-koran nasional mulai
melaporkan “kebangunan rohani” itu. Kuasa Roh Kudus melanda setiap kelas dalam
masyarakat, dari aristokrat tertinggi sampai ke anak jalanan yatim piatu yang
paling rendah.[21]
Moody menolak mendata jumlah orang yang bertobat. Ia
menyatakan bahwa itu bukan tanggung jawabnya. Ketika seorang dokter menanyakan
kepadanya tentang berapa banyak orang yang bertobat dalam pelayanannya, ia
menjawab dalam gayanya yang tanpa basa-basi: “Saya tidak tahu soal itu, dokter.
Puji Tuhan, saya tidak harus mengetahuinya. Bukan saya yang memegang Kitab
Kehidupan Anak Domba.” Kebangunan rohani besar di Skotlandia bergerak ke
Irlandia dengan hasil sama. Kemudian kebangunan itu mengalir ke selatan ke
kota-kota besar di Inggris seperti bola salju yang menggelinding menuruni
bukit.[22]
Pada tahun 1875, Moody tiba di London untuk mengadakan
apa yang nantinya menjadi salah satu kampanye penginjilan yang terbesar dalam
sejarah Eropa. Kebaktian-kebaktian diadakan di Agriculture Hall yang dapat
menampung 20.000 orang. Namungedung yang sangat besar itu pun tidak cukup
menampung orang London yang berjejalan mencari Allah. Beberapa tempat lain,
yang menampung sampai 5.000 orang juga digunakan dan padat. Moody
bukan lagi sekadar guru Sekolah Minggu Chicago. Pada umur 38 tahun, sesudah dua
tahun di Inggris Raya, Allah telah membangkitkan penginjil kelas dunia yang
rendah hati dan tiada duanya di sana. Penulis biografi dan teman sezaman Moody,
A.P. Fitt, menulis: “Tidak hanya London menjadi heboh, tetapi juga mencengangkan seluruh dunia.”[23]
Fitt menulis kesimpulan ini tentang kebangunan rohani
yang terjadi di Inggris pada tahun 1873-1875:[24]
“Ribuan
orang yang belum diselamatkan dan ribuan orang Kristen yang mundur dibawa
kepada persekutuan yang lebih erat dengan Allah. Semangat penginjilan telah
bangkit dan tidak pernah mati lagi. Sejumlah besar misi kota dan organisasin
lainnya yang aktif dan agresif didirikan. Perbedaan denominasi dikuburkan. Para
rohaniwan dari semua denominasi bekerja sama untuk satu tujuan, yaitu
keselamatan orang yang terhilang. Alkitab dibuka kembali, dan pendalaman
Alkitab mendapat tanggapan yang baik … Kehidupan baru meresap dalam setiap
metode kegiatan Kristen. Tidak ada usaha untuk menarik orang menjadi anggota
gereja tertentu, dan orang-orang yang bertobat menghadiri gereja-gereja yang
ada untuk mendapatkan makanan rohani dan nasihat dalam Tuhan.”
Moody membawa penginjilan ke zaman industry sambil
membangun tradisi revivalis yang didirikan Charles Finney. Ia mengkhotbahkan
Injil yang sederhana, bebas dari bermacam-macam denominasi. Hal itu memperbesar
daya tarik serta dukungannya. Ia bersekutu dengan para pengusaha. Merekalah para pemimpin generasi baru, bukan para
pengkhotbah. Ia menekankan supaya mereka menggunakan harta mereka untuk hal-hal
baik seperti peduli kepada orang-orang miskin perkotaan. Moody menerapkan
teknik usahanya pada perencanaan penginjilannya. Musik, konseling dan
follow-upnya adalah bagian-bagian dari pendekatan terorganisasi untuk mengambil
hati orang.[25]
Pada tahun 1879. Moody mengubah kota kecilnya dengan
mendirikan Seminari Northfield untuk perempuan muda, Sekolah Mount Hermon untuk
laki-laki muda pada tahun 1881, Sekolah Pendidikan untuk perempuan muda pada
tahun 1890, dan gudang timur untuk Bible Institution’s Association of Chicago
pada 1895 (yang kemudian hari menjadi Institut Alkitab Moody).[26]
Moody juga membantu dalam mendirikan dua perusahaan percetakan, yaitu Fleming
H. Revell (diberi nama sesuai dengan nama saudara laki-laki Emma, yang
menerbitkan banyak khotbah Moody), dan Bible Institute Colportage Association
(Asosiasi Kolportase Institut Alkitab (kemudian berubah nama menjadi Moody
Press).[27]
Pada tahun 1892, saat berada di atas kapal Spree dalam
perjalanan kembali menuju Amerika Serikat bersama anaknya Will, sebuah
kecelakaan yang hampir berakibat fatal terjadi di laut. Hal ini mengakibatkan
Moody melipatgandakan waktu berkhotbahnya, walaupun dokter telah menasihatinya
untuk mengurangi kegiatan. Moody beralasan, waktu sangat singkat! Orang-orang
terhilang masih banyak! Bagi dirinya, yang terpenting hanyalah bekerja bagi
Kristus. Hal ini membuat dirinya mengadakan kampanye besar selama Pekan Raya
Sedunia Chicago pada tahun berikutnya, enam bulan lamanya ia berkhotbah dengan
menyewa tenda Sirkus Adam Forepaugh. Putra bungsunya, Paul, yang saat itu baru
berusia lima belas tahun, menemaninya selama kampanye ini.[28]
Kebaktian penginjilan di Kansas
City pada November 1899 menjadi kebaktian penginjilan terakhirnya. Walaupun
tiba di kota tersebut dalam keadaan sakit, ia berkhotbah enam kali dalam
sehari. Khotbahnya yang terakhir adalah di Kansas, Missouri, di gedung Convention
Hall yang berkapasitas 15.000 orang. Ia berkhotbah dari Lukas 14:16-24 tentang
perumpamaan orang-orang yang berdalih. Ia berbicara tentang perjamuan kawin
antara mempelai perempuan dan Mempelai Laki-laki. Setelah itu Moody jatuh sakit
dan tidak bisa melanjutkan pelayanannya. [29]
Kemudian ia pulang kembali ke
kotanya Northfield untuk beristirahat. Di kotanya inilah Moody menghembuskan
nafasnya yang terakhir dengan membawa kedamaian surgawi pada tanggal 22
Desember 1899. Dunia dikejutkan oleh kematiannya karena tidak banyak yang
mengetahui penyakitnya. Dia menorehkan kenangan manis bagi keluarganya dan
setiap orang yang pernah dilayaninya. Sesaat sebelum abad baru dimulai,
jantung lemahnya memaksa Moody untuk segera mengakhiri perjalanan pengkhotbahannya.
Pada usia enam puluh dua tahun, dia meninggal, tepatnya pada tanggal 22
Desember 1899, di rumahnya di Northfield, tempat dia dikuburkan.[30]
C. Kehidupan Rohani Sang Tokoh bersama Keluarganya
Dari abad ke abad, banyak hamba Allah yang besar bergumul
dengan keseimbangan kehidupan rumah tangga mereka. Seringkali hamba Tuhan
menghadapi anak-anak mereka yang memberontak atau suka berfoya-foya. Namun,
kehidupan Moody berkenaan dengan hal ini sama kokohnya seperti pekerjaan
penginjilannya yang spektakuler. Fitt menulis:[31]
“Tidak ada
kehidupan pribadi seseorang bila diperhatikan secara seksama lebih baik
daripada D.L. Moody, apakah Anda melihatnya dari perannya sebagai orangtua,
tetangga, atau teman. Dalam segala sesuatu ia adalah orang Kristen sejati, laki-laki
sejati.”
Pernikahannya dengan Emma diberkati. Walaupun awalnya,
keputusan Moody yang tiba-tiba tidak lagi meneruskan bisnis sepatunya dan tidak
lagi peduli soal mencari uang menjadi pilihan sulit bagi Emma Revell, yang saat
itu baru saja bertunangan dengan Moody. Menikah dengan Moody sekarang dapat
berarti hidup dalam kemiskinan. Namun, ia tidak hanya mencintai Moody, tetapi
juga mempunyai beban yang sama untuk jiwa-jiwa yang terhilang. Jadi, ia
mengajar di sekolah selama tiga tahun pertunangan mereka, dan mereka menikah
pada tahun 1862, pada masa pergolakan Perang Saudara. Itu adalah pernikahan
yang sempurna bagi Moody karena mempunyai istri yang menjadi ibu yang hebat
bagi anak-anaknya, dan penolong yang tidak kenal lelah dalam pelayanannya.[32]
Moody dan Emma bersatu dalam pekerjaan Tuhan dan
keluarga. Emma bertanggung jawab dalam perannya sebagai ibu yang membesarkan tiga
anaknya: Emma, William, dan Paul. Ia juga berperan sebagai sekretaris pribadi
selama bertahun-tahun bekerja di Chicago, Eropa dan seluruh Amerika. Bilamana
mungkin, Moody akan membawa seluruh keluarganyadalam setiap kebaktian
penginjilan. Mereka bersamanya dalam seluruh rangkaian kebaktian penginjilan di
Eropa, dan banyak kebaktian penginjilan di Amerika.[33]
Anak-anaknya mempunyai kenangan yang indah tentang
ayah mereka dan “otot kekristenannya’. Ketika dewasa, Paul anaknya, mengingat
ayahnya sebagai “orang terbesar dan terbaik yang pernah saya kenal”. [34]
Demikian juga dengan anaknya yang lain yaitu William R. Moody dalam pengantarnya
dalam buku “The Life of Dwight L. Moody”, suatu biografi ayahnya. Ia berkata”
Ayahnya hidup seata-mata untuk memuliakan Tuhan untuk penyebaran Injil Yesus
Kristus dan merupakan doa yang sungguh-sungguh dari keluarga yang menjadi
tujuan hidup yang dapat tetap dipelihara”.[35]
Bila berada di rumah mereka di Northfield, Moody
melepaskan pernak-perniknya sebagai penginjil, khususnya pakaian hitam tebal
yang biasa dipakainya. Ia mengenakan pakaian petani yang nyaman dan
mengesampingkan urusan kebaktian selama masa itu. Ia terkenal di kotanya, bukan
sebagai penginjil kenamaan, melainkan orang yang murah hati, jujur dan
menyenangkan yang membuka rumahnya untuk siapa saja, dan membuat mereka
terhibur dengan cerita-cerita indah. [36]
Moody adalah seorang pria dengan sekumpulan hal yang
tampak bertentangan. Tanpa mengenyam cukup pendidikan, dia berhasil mendirikan
tiga sekolah. Dia berkhotbah bagi ribuan orang di seluruh dunia, tetapi dia
diingat oleh anak-anaknya sebagai ayah yang tetap memerhatikan keluarga. Dia berpelukan
dengan negarawan, namun memiliki perhatian khusus pada para pemuda dan
kuda-kuda. Dia senang membuat lelucon sederhana; saat di rumah dia memakai
"pakaian tidak layak pakai", menunggang kuda, dan mengendarai kereta
dengan kecepatan sangat berbahaya mengelilingi lahannya di Northfield. Salah
seorang putranya berkata bahwa dia adalah "Peter Pan gemuk dan berjanggut, seorang anak laki-laki yang tidak
pernah sungguh-sungguh menjadi dewasa."[37]
Pada tahun 1876, dia membeli sebidang lahan di
Northfield, Massachusetts, tempat ibunya masih tinggal. Di tempat ini dia
menghabiskan bulan-bulan musim panas, menikmati waktu bersama anaknya di daerah
yang waktunya itu disebut anaknya dan kemudian cucu-cucunya. Walaupun Moody
hanya mengenyam sedikit pendidikan, dia berhasil mendirikan dua sekolah di
daerah ini: Sekolah Seminari Putri Northfield (Northfield Seminary) dan Sekolah Putra Gunung Hermon (Mount Hermon School).[38]
Dwight L. Moody adalah seorang tokoh yang penuh dengan
kuasa dan mempertahankan kebenaran yang besar. “Roh Tuhan ALLAH ada padaku,
oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan
kabar baik”. D.L. Moody adalah seorang
yang sederhana, tulus, tidak mementingkan diri sendiri, setia dalam imannya
kepada Kristus dan mempunyai satu karunia istimewa, yaitu menyajikan Kabar BAik
yang mulia itu dengan cara yang dapat dimengerti oleh semua orang. Kehidupan
dan pelayanan Moody terus mengundang orang berdosa untuk dating kepada Kristus.
Ia melihat setiap orang, betapun jauhnya dari Allah, sebagai calon anak Raja,
dan sebagai satu kesempatan dari kekekalan. Inilah kekuatan yang mendorong
Moody untuk menjadi salah seorang penginjil terbesar di dunia. “Saya tidak
percaya ada berita yang lebih baik untuk telinga manusia yang fana, selain
daripada berita Injil”. Walaupun ia orang sederhana dan mempunyai pendidikan
formal yang rendah, kerinduannya akan keselamatan orang-orang yang terhilang bagaikan nyala api
yang terang seperti kasihnya yang tulus kepada Allah dan sesamanya. ”Yang paling
menyenangkan dalam hidup ini adalah memenangkan jiwa bagi Kristus”.[39]
D. Falsafah Pelayanan D.L. Moody
Rahasia sesungguhnya mengapa D.L.
Moody dipakai oleh Yang Maha Kuasa dapat ditemukan dalam Alkitab Mazmur 62:12,
“Satu kali Allah berfirman, dua hal yang
aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya”. Kita akan mempelajari falsafah
pelayanan Moody berdasarkan R.A. Torrey melalui tujuh rahasia mengapa Allah
memakai D.L. Moody dengan luar biasa pada masanya. [40]
Rahasia
pertama yang menunjukkan bahwa Allah memakai D.L. Moody
adalah bahwa ia adalah seorang pria yang sepenuhnya berserah kepada
Tuhan.[41] Setiap berat dari tubuhnya adalah milik
Allah, dan segala yang ia miliki, seluruhnya milik Allah. Moody bukanlah manusia sempurna, dia juga
memiliki kelemahan pada karakternya. R.A.
Torrey telah mengenal laki-laki yang
sempurna dalam arti di mana Alkitab memerintahkan kita untuk menjadi sempurna
yaitu sepenuhnya milik Allah, dari Dia dan untuk Dia, sepenuhnya menyerah
kepada Allah, bukan kehendak Moody, akan tetapi kehendak Tuhan. Moody berpaling
kepada Torrey dengan terus terang dan baik hati berkata untuk membela posisinya
sendiri: "Torrey, jika saya percaya bahwa Allah ingin saya untuk melompat
keluar dari jendela itu, aku akan melompat." Jika dia berpikir Tuhan ingin
dia untuk melakukan sesuatu, ia akan melakukannya. Moody sungguh-sungguh
berserah kepada Allah. Ia milik Allah sepenuhnya, tanpa syarat,tanpa kualitas,
seluruhnya kepada Allah.[42]
Rahasia kedua, kekuatan besar yang ditunjukkan dalam kehidupan
Moody adalah adalah seorang pria yang senang berdoa. Torrey dan Moody sering
berkumpul sampai jam tiga atau empat pagi, berseru kepada Allah, hanya karena
Moody mendesak mereka untuk menunggu Allah sampai kami menerima berkat-Nya.
Banyak orang yang hidup dan karakternya telah diubahkan dan telah melakukan
hal-hal besar di berbagai tempat karena malam-malam doa itu. Moody juga
menghadapi banyak tantangan dalam pelayanannya, tetapi ia selalu tahu cara
untuk mengatasi semua kesulitan itu. Dia tahu dan percaya di kedalaman dari
jiwanya yaitu "tidak terlalu sulit bagi Tuhan" dan doa yang bisa
melakukan apa pun yang Tuhan dapat lakukan. [43]
Pada satu kesempatan Moody di
Chicago berdoa kepada Tuhan katanya, "Saya perlu dua puluh ribu dolar
untuk pekerjaan saya". Dan Tuhan mendengar doa itu. Uang itu sedemikian rupa Moody dapatkan, sehingga
jelas bahwa itu datang dari Allah di dalam jawaban langsung atas doa. Moody
adalah seorang yang percaya pada Allah yang menjawab doa, dan tidak hanya
percaya kepada-Nya secara teoritis, tetapi percaya kepada-Nya dengan cara yang
praktis. Dia adalah seorang pria yang setiap
bertemu kesulitan selalu berdiri di jalan-Nya dengan doa. Semua yang dia lakukan itu didukung oleh doa,
dan dalam segala hal, ketergantungan utamanya adalah kepada Allah.[44]
Rahasia
ketiga Moody atau alasan ketiga mengapa Allah memakai D.L.
Moody, karena dia adalah seorang murid yang mempelajari Alkitab
secara mendalam sekaligus praktis.
Anda boleh berbicara tentang kuasa. Namun, bila Anda mengabaikan satu
Buku yang diberikan Allah kepada Anda sebagai sarana yang melaluinya. Dia
menanamkan kuasa-Nya, Anda tidak akan mempunyai kuasa itu. Anda dapat membaca
banyak buku dan pergi ke banyak pertemuan dan Anda mungkin memiliki semua
pertemuan doa malam Anda untuk berdoa bagi kuasa Roh Kudus, maka Anda tidak
akan memiliki kuasa-Nya kecuali jika
Anda tetap konsisten dan memiliki hubungan dekat dengan Alkitab. Dan jika Anda
pernah memiliki kuasa, dan Anda tidak dapat mempertahankannya kecuali dengan mempelajarinya
sungguh-sungguh Alkitab setiap hari. Sembilan puluh sembilan dari seratus orang
Kristen tidak bersungguh-sungguh mempelajari Alkitab. Oleh karena itu, mereka
lemah padahal mereka seharusnya menjadi raksasa rohani, baik dalam kehidupan
Kristen maupun pelayanan mereka.[45]
Saat ini sering dikatakan bahwa D.L.
Moody bukanlah seorang mahasiswa atau murid.
Dia bukan mahasiswa psikologi, dia bukan mahasiswa antropologi, bahkan ia
bukan seorang mahasiswa teologi, dalam arti teknis tetapi dia adalah seorang
mahasiswa, seorang murid yang mendalam dan praktis mempelajari Alkitab yang
lebih bernilai daripada semua buku belajar lain di dunia. Setiap hari dalam hidupnya,
Moody bangun sangat awal di pagi hari untuk mempelajari Firman Allah sampai
akhir hidupnya. Dia akan mengatakan
kepada Torrey, katanya, "Jika saya mau mendapatkan apapun dalam penelitiannya,
saya harus bangun sebelum orang-orang lain bangun", dan ia akan mengurung
diri di sebuah ruangan terpencil di rumahnya sendirian dengan Allah dan Alkitabnya.
Torrey menceritakan pengalamannya bersama Tuan Moody, ia berkata, “Ini sangat
terlambat ketika aku tidur malam itu, tapi sangat pagi-pagi, sekitar pukul
lima, aku mendengar ketukan lembut di pintu saya. Lalu aku mendengar bisik-bisik suara Tuan Moody:
"Torrey, apakah Anda sudah bangun?"
Saya tidak selalu bangun pada jam awal tapi kebetulan saya harus bangun
pagi. Dia berkata, "Aku ingin kau
pergi ke suatu tempat dengan saya," dan aku turun dengan dia. Kemudian saya menemukan bahwa dia sudah
sampai satu atau dua jam di kamarnya mempelajari Firman Allah. Dapat dikatakan bahwa dia
benar-benar murid Alkitab.[46]
Seseorang mempunyai “semangat tanpa
pengetahuan”, sementara yang lain mempunyai “pengetahuan tanpa semangat”. Bila
harus memilih maka Tuan Moody memilih yang pertama. Dengan Alkitab yang
terbuka, tidak seorang pun yang tidak akan mengetahui kehendak dan tujuan
Allah. Paulus berkata, “Segala tulisan
yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap
perbuatan baik” (2 Timotius 3:16-17).[47]
Rahasia
keempat mengapa Allah terus menerus dari tahun ke tahun memakai
D.L. Moody karena ia seorang yang rendah hati.
Torrey berpikir D.L. Moody adalah pria bersahaja yang pernah dia kenal
di sepanjang hidupnya. Ia suka mengutip kata-kata lain, "Faith gets the most; love works the
most; but humility keeps the most ".[48]
Seperti Torrey telah katakan bahwa dia
adalah orang paling sederhana yang pernah saya kenal, yaitu orang yang paling
rendah hati ketika kita mengingat hal-hal besar yang telah ia lakukan, dan pujian
yang dilimpahkan kepadanya. Betapa ia mencintai untuk menempatkan dirinya di
belakang dan menempatkan orang lain di depan. Seberapa sering ia akan berdiri
di platform dengan beberapa rekannya sedikit duduk di belakangnya dan ketika ia
berbicara ia akan berkata: "Ada orang yang lebih baik yang datang setelah
aku". Tapi dia benar-benar percaya bahwa orang lain yang datang setelah
dia benar-benar lebih baik daripada dia itu. Dalam hatinya yang terdalam dia
terus merendahkan dirinya sendiri, dan meninggikan orang lain .[49]
Oleh karena kerendahan hatinya untuk memulai
menjalankan hidup hemat, kerja keras, dan ikatan keluarga yang erat, Moody
berhasil mendekati rakyat jelata dan selalu memiliki rasa kasihan pada kaum
miskin. Tetapi dia pun terkenal di antara pengabar Injil kaya yang membantu
pelayanannya. Moody juga memiliki sikap yang tulus dalam mengajar anak-anak di
kelasnya. Ia memiliki prinsip bahwa semakin buruk sikap anak itu, semakin
banyak alasan untuk tidak mengeluarkannya. Oleh karena itu, tidak ada orang yang
pernah dikeluarkan dari kelas. Dan murid-muridnya juga menyayanginya.[50]
Moody telah mengunjungi Eropa pada
tahun 1867 ketika dokter istrinya mendesaknya untuk melakukan perjalanan lewat
laut untuk menyembuhkan batuk kronis yang diderita istrinya. Sebenarnya Moody
tidak tertarik pada sejarah Eropa, namun ia sangat ingin bertemu dengan C.H.
Spurgeon dan George Mueller, yang sudah berpengaruh besar pada penginjil
Amerika ini. Moody telah belajar banyak
dari kotbah-khotbah Spurgeon, dan sangat mengagumi iman Mueller yang mengelola
panti-panti asuhannya tanpa meminta uang dari siapa pun. Sebenarnya Moody belum
dikenal di Eropa pada perjalanan kali itu. Namun, dengan cepat ia terkenal
karena khotbahnya yang sederhana dan gayanya yang merendahkan diri yang tidak
mau disebut ‘pendeta’ hanya D.L. Moody, seorang pekerja Sekolah Sabat.[51]
Rahasia
kelima D.L. Moody adalah ia benar-benar tidak cinta uang.
Artinya ia terbebas dari cinta uang.
Tuan Moody mungkin telah menjadi orang kaya, tapi uang tidak menjadi
daya tarik baginya. Dia mengasihi pekerjaan-Nya untuk mengumpulkan uang untuk
pekerjaan Tuhan, tetapi ia menolak untuk mengumpulkan uang untuk dirinya
sendiri. Uang tidak pernah menjadi masalah bagi Moody. Sesudah diutus oleh
Allah, ia kehilangan minatnya dalam mencari dan membelanjakan uang. Seleranya
sederhana, dan pikiran serta hatinya selalu pada pekerjaan Bapa.[52]
New
York Tribune menulis tentang kebaktian-kebaktian
penginjilan di Inggris ini. Ini merupakan pujian dari media sekuler, bahkan
pada zaman itu:[53]
“Hanya
ada satu pendapat mengenai ketulusan mereka, Moody dan Sankey. Mereka bukan
pengeruk uang, mereka bukang tukang obat. Orang-orang konservatif yang mencela pekerjaan dan cara kerja mereka,
telah mengamati mereka selama berbulan-bulan, dan tidak dapat menemukan satu
pun motivasi mereka yang tidak tulus”.
Cinta akan uang adalah titik dimana
banyak penginjil membuat kapal karam, dan pekerjaan yang besar akan berakhir
sebelum waktunya. Cinta uang telah
membuat pekerjaan penginjilan menjadi celaan orang, lebih daripada penyebab
yang lain. Lain halnya dengan pribadi Moody, dimana jutaan dollar lewat
ditangan Moody, tetapi uang itu mengalir terus; uang itu tidak menempel di
jari-jarinya. Uang yang diperolehnya digunakan untuk pekerjaan Tuhan di gereja,
sekolah, kebaktian kebangunan rohani, traktat dan kegiatan lain yang dirasanya
bak. Dengan cara ini, ia seperti Mueller, tokoh yang sangat dikaguminya.[54]
Rahasia
keenam, mengapa Allah memakai D.L. Moody karena semangat
menyelamatkan orang yang terhilang untuk diselamatkan. Tuan Moody
membuat resolusi, tak lama setelah ia sendiri diselamatkan, maka ia tidak akan
membiarkan dua puluh empat jam berlalu tanpa berbicara tentang Kristus kepada
sekurang-kurangya satu orang. Hal yang luar biasa yang dilakukan Moody walaupun
sangat sibuk apabila sehari tidak berbicara tentang Kristus maka kadang-kadang
ia akan keluar dari tempat tidurnya, berpakaian, dan pergi keluar serta berbicara
dengan seseorang tentang keselamatan jiwanya dan dia tidak akan membiarkan jiwa
berlalu saja tanpa memiliki kepastian keselamatan yang menjadi kebutuhan
manusia dan Juruselamat yang bisa
memenuhi kebutuhan itu.[55]
Moody berpendapat lebih baik
semangat tanpa pengetahuan daripada memiliki pengetahuan tentang Alkitab tetapi
tidak memiliki semangat menginjil. Manusia seperti itu sangat berpengalaman
dalam kebenaran Alkitab tetapi memiliki semangat begitu sedikit untuk
mengarahkan satu jiwa kepada Kristus dalam satu tahun.[56]
Moody berkata dalam bukunya Secret Power,
“Saya tidak bersimpati kepada orang-orang yang mencoba membatasi keselamatan
dari Allah hanya untuk beberapa orang tertentu. Saya percaya bahwa Kristus
telah mati untuk semua orang yang akan datang. Saya telah menerima banyak surat
yang menyalahkan saya, dan mengatakan bahwa saya pasti tidak percaya pada
doktrin pemilihan (predestinasi).
Saya percaya bahwa Allah telah menentukan
dari semula orang-orang yang akan diselamatkan. Namun, saya tidak perlu
mengkhotbahkan doktrin itu ke seluruh dunia. Dunia tidak memerlukan berita
tentang pemilihan itu; yang diperlukan dunia adalah undangan, “Barangsiapa haus, baiklah ia datang
kepada-Ku dan minum”. Itulah berita untuk orang berdosa. Saya diutus untuk
memberitakan Injil kepada semua orang.[57]
Suatu malam Tuan Moody di tempat
tidur ketika ia mendengar suara keras di depan pintu rumahnya. Dia melompat
dari tempat tidur dan bergegas ke pintu. Dia berpikir rumah itu terbakar. Dia
berpikir pria itu akan mendobrak pintu. Dia membuka pintu dan di sana berdiri
orang itu. Dia berkata: "Tuan
Moody, saya belum pernah tidur nyenyak sejak malam itu Anda berbicara kepada
saya di bawah tiang lampu, dan aku telah datang pada larut jam malam dan saya
berpikir wajar bagi Anda untuk memberitahu saya apa yang harus saya lakukan
untuk diselamatkan". Tuan Moody itu
membawanya masuk dan mengatakan kepadanya apa yang harus dilakukan untuk
diselamatkan. Lalu ia menerima Kristus,
dan ketika Perang Sipil pecah, ia pergi ke baris depan untuk berperang dan
meletakkan hidupnya berjuang untuk negaranya.[58]
Suatu saat Moody pergi ke
Milwaukee, dan ia duduk di kursi dimana ia telah memilih seorang yang duduk disampingnya.
Tuan Moody segera mulai berbicara dengan dia. "Di mana Anda akan
pergi?" Tuan Moody bertanya. Ketika mengatakan nama kota, ia berkata:
"Kami akan segera berada di sana, apakah Anda sudah
diselamatkan.?" Pria itu berkata
bahwa ia belum diselamatkan. Lalu Tuan Moody mengeluarkan Alkitabnya selama di
kereta itu, ia menunjukkan kepadanya jalan keselamatan. Lalu ia berkata:
"Sekarang, Anda harus menerima Kristus."
Pria itu melakukannya; dia bertobat di atas kereta api.[59]
Semangat yang membakar D.L. Moody
bagi jiwa-jiwa bukan untuk nantinya mereka yang akan membantu dia dalam
membangun karyanya di sini atau di tempat lain; cintanya bagi jiwa-jiwa tidak mengenal batasan kelas. Dia tidak membedakan orang, itu mungkin seorang
bangsawan atau pejabat atau mungkin seorang anak yang bodoh di jalan, bagi dia ada
jiwa untuk diselamatkan dan ia melakukan apa yang ada dalam kekuasaan-Nya untuk
menyelamatkan jiwa itu. Moody sangat giat bagi Allah. Ia bukan sekadar
‘bekerja’, ia juga selalu menarik orang-orang untuk bekerja bagi keselamatan
orang lain.[60]
Rahasia
ketujuh, mengapa
Allah memakai D.L. Moody bahwa dia diperlengkapi kuasa dari tempat tinggi,
sangat jelas dan pasti yaitu baptisan dengan Roh Kudus. Moody tahu bahwa ia
telah mengalami "baptisan dengan Roh Kudus", dan dia tidak ragu
tentang itu. Roh Kudus turun memenuhi
jiwanya dengan sukacita sedemikian rupa sehingga ia harus meminta Allah menahan
tangan-Nya, kalau tidak ia akan mati di tempat itu karena terlalu bersukacita.
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau
Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akam menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan
di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kisah Para Rasul
1:8).[61]
Pada suatu pertemuan dimana ketika
kesaksian sudah berakhir, Tuan Moody berkata: "laki-laki muda, saya tidak
bisa melihat alasan mengapa kita tidak harus berlutut di sini sekarang dan
meminta Tuhan bahwa Roh Kudus dapat turun atas kita sama seperti Roh Kudus
turun ke atas para Rasul pada hari Pentakosta.
Mereka berdoa di Northfield selama sepuluh hari, dan sesuatu terjadi karena belas kasihan dan
kasih karunia dan kuasa Allah, bahwa Roh Kudus turun atas mereka.[62]
Dalam 1 Yohanes 5:7, tertulis: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di
dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu”. Moody
percaya bahwa Roh Kudus mempunyai kuasa kreatif yang ajaib. Di atas semua hukum
alam, tetapi selaras dengan hukum itu, penciptaan, pemeliharaan, pemerintahan
Allah, dan pembangunan Gereja Allah dipimpin oleh Roh Allah.[63]
Dalam buku Secret Power, mengungkapkan
kuasa di balik “nyala api”ini, kuasa ilahi ini, yakni pekerjaan Roh Kudusdi hati manusia. Ia percaya bahwa
kuasa ini diterima dari Allah ketika kita sepenuhnya mengosongkan diri dan siap
melayani kehendak Allah.[64]
E. Pandangan Pribadi tentang Arti Pelayanan
Pernyataan
Yesus sendiri yang menjelaskan arti pelayanan yang sebenarnya. Yesus berkata: "Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu” (Matius 22:37). Saya mengutip perkataan ibu Teresa:
“Betapa dalam kerinduanku kepada Allah. Saya sangat merindukan Allah. Saya
ingin sekali mencintai-Nya dengan setiap tetes kehidupan dalam diri saya”.[65] Arti
pelayanan menurut saya adalah mengasihi
Allah dengan segenap tubuh, jiwa dan rohku dan melayani Tuhan melalui sesama
manusia dengan kasih Kristus.
“Tanpa
jiwa, ketaatan terhadap ritualisme yang memberi hidup dan diilhami Allah pun
sama tidak berharganya seperti mayat yang digerakkan”. Kutipan Moody ini
didasarkan pada: “Apa jadinya jiwa kita tanpa kasih karunia-Nya? Atau bagaimana
jadinya gereja tanpa Dia”. Kita membutuhkan kuasa Roh Kudus dalam pelayanan
karena semangat tanpa pengetahuan dengan kuasa Roh Kudus lebih baik daripada
pengetahuan Alkitab tanpa semangat. [66] Roh
Kudus memenuhi kita untuk memberitakan Kabar Baik kepada semua orang yaitu
jiwa-jiwa yang terhilang.
Roh
Kudus yang turun dan memberi kuasa untuk menjadi saksi dan melaksanakan Amanat Agung
untuk menjadikan semua orang murid-Nya (Kis. 1:8;Matius 28:18-20). Sebagaiman
Roh Kudus turun atas Yesus Kristus untuk melakukan kehendak Bapa (Yoh.
4:34). Roh Kudus yang memberi semangat pelayanan walaupun badan sudah menjadi
lemah dan tua tetapi api itu tetap menyala. Stephen Tong berkata kepada
pemuda-pemudi, “Setelah saya mendengan pujian Bapa tentang Anak-Nya, pelayanan
Anak menjadi contoh dan bersedia jikalau Tuhan hendak memakai saya. Di sini aku
Tuhan, utuslah aku. Aku mau dipakai untuk Tuhan”.[67]
Arti
pelayanan bagi saya adalah pelayanan yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk
memuliakan Bapa dengan melakukan kehendak-Nya. “Datanglah Kerajaan-Mu dan
jadilah kehendak-Mu”. Semua yang dilakukan gereja atau setiap pelayanan dalam
bidang apapun, seharusnya untuk memuliakan Allah, bukan semata-mata untuk
keunggulan pelayan dan kelompoknya, atau untuk mengeluarkan masyarakat yang dilayani,
atau untuk membebaskan suatu daerah dari cengkraman iblis atau untuk keberhasilan
kelompok tertentu. Hal-hal itu semuanya adalah yang tidak utama. Apapun yang
dilakukan melalui rumusan filsafat pelayanan adalah untuk memuliakan Tuhan
secara terus-menerus dan langsung diarahkan kepada Dia. Orang Kristen
sebenarnya sedang melayani Allah melalui cara melayani manusia.[68]
Setiap
pelayan Tuhan memiliki hati hamba. Setiap filsafat pelayanan harus menyadari bahwa
kita menghambakan diri kepada Allah,
bukan pada: uang, kemasyuran, kehormatan
diri, atau orang penting. Tuhan sendiri yang memanggil dan memilih kita
melalui cara-Nya sendiri, untuk memakai kita sebagai alat-Nya semata. Namun
demikian, kita juga harus melayani manusia dan dunia ini, tanpa harus menghambakan
diri kepada manusia atau dunia. Pelayanan kepada manusia tidak boleh diabaikan
dalam melayani Tuhan. Kita dapat melayani Tuhan, yang tidak terlihat tersebut
hanya melalui melayani sesama yang terlihat.[69]
Keberhasilan
pelayanan tidak tergantung pada teologi dan filsafat pelayanan yang hebat. Keberhasilan
yang terlihat adalah anugerah Tuhan saja. Karena sebenarnya ada keberhasilan
pelayanan tidak dapat dilihat secara eksternal, yaitu kesetiaan internal pada
panggilan Tuhan. Bagi orang yang negatif terhadap pemikiran strategis dan
sistematis dalam pelayanan, hal ini menjadi alasan membatasi kuasa Roh Kudus.
Tetapi sebaiknya mengingat kembali bahwa filsafat pelayanan tidak dirumuskan
untuk menyingkirkan kuasa Roh Kudus, tetapi mempersilahkan Roh Kudus bekerja
melalui kita.[70]
DAFTAR PUSTAKA
Curtis, A. Kenneth et al. 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2009.
Dave dan Neta Jackson. Bahaya di Ujung Tali Akrobat. Batam:
Gospel Press, 2004 diakses 25 November 2011 dari http://biokristi.sabda.org/dwight_l_moody
Fitt,A.P. Riwayat Hidup D.L. Moody. Surabaya:Christian Literature Crusade,
2008 diakses 25 November 2011 dari http://www.sabda.org/misi/tokoh_isi.php?id=7
Moody , D.L.
Secret of Power. Yogyakarta: Penerbit
ANDI, 2010.
Moody, William R. The Life of Dwight L. Moody. Official Authorized Edition, 1900 diakses
25 November 2011 dari http://www.ntslibrary.com/PDF%20Books/Life%2520of%2520Moody.pdf
Langford, Joseph.
Ibu Teresa: Secret Fire. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Siburian, Togardo. Pengembangan Suatu Filsafat Pelayanan Dalam Rangka Visi dan Misi
Kristen. Jurnal STULOS 7/1 (April 2008).
Torrey, R.A. Why
God Used D.L. Moody.The bible Institute Colportage Associ., 1923 diakses 25
November 2011 dari http://www.whatsaiththescripture.com/Voice/Why.God.Used.D.L.Moody.html
Tong, Stephen. Teladan Pelayanan Kristus. Surabaya: Majalah MOMENTUM No. 44-
Oktober 2000 diakses 25 November 2011 dari http://www.thisisreformed.org/artikel/plynkrs.html
[1] Dave dan Neta Jackson. Bahaya di Ujung Tali Akrobat. Batam:
Gospel Press, 2004, 169 diakses 25 November 2011 dari http://biokristi.sabda.org/dwight_l_moody
[2] D.L . Moody. Secret of Power.
Yogyakarta: Penerbit
ANDI, 2010, 4.
[3] Moody,
5.
[5] Moody, 5.
[6] Dave dan
Neta J., 170.
[7] Ibid., 171.
[9] Ibid., 173.
[10] Ibid.
[11] Moody,
13-14.
[12] Curtis, 139.
[13] Curtis, 139-140.
[14] Moody, 23.
[15] A.P. Fitt. Riwayat
Hidup D.L. Moody. Surabaya:Christian Literature Crusade, 2008
diakses 25 November 2011 dari http://www.sabda.org/misi/tokoh_isi.php?id=7
[16] Moody,
6.
[17] Ibid, 6-7.
[18] Ibid, 7.
[19] Ibid, 11.
[20] Ibid, 12.
[21] Ibid, 15-16.
[22] Ibid, 16-17.
[23] Ibid,17.
[24] Ibid, 17-18; A.P. Fitt. The Life of D.L. Moody. The Bible
Institute Colportage Association,1900.
[25] Curtis, 139.
[26] Moody, 21.
[27] Dave dan Neta, 174.
[28] Ibid, 175
[29] Ibid, 175; Moody, 23-24.
[30] Ibid
[31] Moody,
19-20; A.P. Fitt. The Life of D.L. Moody.
[32] Ibid, 9.
[33] Ibid, 20.
[34] Moody,
20.
[35] William R. Moody. The Life of Dwight L. Moody. East Northfield: Official Authorized
Edition, 1900, 7 diakses 25 November 2011 dari http://www.ntslibrary.com/PDF%20Books/Life%2520of%2520Moody.pdf
[36] Moody, 20.
[37] Dave
dan Neta, 174.
[38] Ibid, 174.
[39] Moody,
vii-viii.
[40] Rueben Archer
Torrey. Why God Used D.L. Moody.The bible
Institute Colportage Association, 1923 diakses 25 November 2011 dari http://www.whatsaiththescripture.com/Voice/Why.God.Used.D.L.Moody.html
[41] Moody,
ix.
[42] Torrey.
Why God Used D.L. Moody.
[43] Ibid
[44] Ibid
[45] Ibid
[46] Ibid
[47] Moody,
47.
[48] Torrey.
Why God Used D.L. Moody.
[49] Moody,
13.
[50] Ibid, 7.
[51] Moody,
13.
[52] Ibid
[53] Ibid
[54] Ibid, 18-19.
[55] Torrey.
Why God Used D.L. Moody.
[56] Ibid
[57] Moody, viii. Pengatar D.L. Moody dalam
bukunya Secret Power.
[59] Ibid
[60] Ibid
[61] Moody,x; Torrey. Why
God Used D.L. Moody.
[62] Torrey.
Why God Used D.L. Moody
[63] Moody, 50,52.
[64]
Ibid, viii.
[65] Joseph Langford.
Ibu Teresa: Secret Fire. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2010,296; Ibu Teresa: Come Be My Light,221,268.
[66] Moody, 49.
[67] Stephen
Tong. Teladan Pelayanan Kristus.
Surabaya: Majalah MOMENTUM No. 44- Oktober 2000,17.
[68] Togardo Siburian. Pengembangan Suatu Filsafat Pelayanan Dalam
Rangka Visi dan Misi Kristen. Jurnal STULOS 7/1 (April 2008), 25.
[69] Ibid
[70] Ibid, 36.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar