Good News

Jumat, 31 Oktober 2014

Interaksi Buku: Jadikan Sekalian Bangsa Bersukacita! Supremasi Allah dalam Misi (John Piper)



By Hengki Wijaya

Sasaran akhir dari gereja bukanlah misi, melainkan ibadah. Ibadah yang dimaksudkan ialah kehidupan yang penuh pengabdian (devotion) dan penyembahan (worship) kepada Tuhan Yesus, bukan sekedar ibadah resmi yang berliturgi pada hari tertentu. Misi adalah kebutuhan sementara, tetapi ibadah akan ada selamanya. Ayat-ayat Alkitab yang menunjukkan apa yang Allah lakukan bagi kemuliaan diri-Nya sendiri: Allah memilih umat-Nya bagi kemuliaan-Nya (Ef. 1:4-6,12,14); Allah menciptakan kita bagi kemuliaan-Nya (Yes. 43:6-7); Segala sesuatu yang Yesus lakukan ialah bagi kemuliaan nama Bapa-Nya (Yoh. 7:18); Yesus memerintahkan kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik sehingga Allah dimuliakan (Matius 5:16; 1Petrus 2:12).[1] Saya setuju dengan pendapat tersebut karena hukum yang terutama yaitu "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37). Sebagai perwujudan kasih kita kepada Allah maka kita bertang jawab dengan AmanatAgung yaitu misi.
Hidup itu adalah peperangan karena untuk mempertahankan iman dan untuk berpegang teguh pada kehidupan kekal kita terus menerus berjuang. Paulus memperjelas dalam 1 Tesalonika 3:5 bahwa iblis mempunyai target untuk menghancurkan iman kita. Serangan iblis ditujukan pada iman orang-orang Kristen. Tujuan serangan itu ialah untuk membuat usaha Paulus disana “sia-sia”, kosong dan hancur.[2] Dalam Efesus 6:17-18, Paulus menghubungkan peperangan rohani dan doa. Doa adalah komunikasi dengan markas besar. Melalui doa, senjata-senjata peperangan digunakan sesuai dengan kehendak Allah. Doa ialah untuk menghadapi peperangan. Saya setuju bahwa musuh kita adalah iblis maka kita harus memulai doa peperangan seperti yang Tuhan kehendaki.
Perkataan Dietrich Bonhoeffer sangat Alkitabiah : “Bagi orang yang takut akan Allah, salib bukanlah akhir yang mengerikan, melainkan awal dari persekutuan kita dengan Kristus. Kalau Kristus memanggil seseorang. Ia memintanya untuk datang dan mati.[3] Dua kali Petrus mengatakan bahwa penderitaan adalah kehendak Allah (1Petrus 3:17;4:19;2Kor.11:23-28;Kis. 20:23;2Kor. 6:4-10)[4]. Saya mengutip perkataan Paulus, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Filipi 1:21). Sebagai orang percaya menilai kematian adalah keuntungan karena hidup kekal dan bersama dengan Tuhan.
Enam alasan mengapa Allah menentukan penderitaan bagi hamba-hamba-Nya yaitu:          1) Supaya kita lebih beriman dan hidup lebih kudus (Ibrani 12:10;5:8;4:15) Penderitaan memuat anda bertahan dan bersabar menanggungnya, kita kelak akan semakin mengalami kemuliaan Allah di Sorga (2Kor. 4:17-18); 2) Allah memakai penderitaan para utusan Injil-Nya untuk membangunkan orang-orang lain dari ketidakpedulian mereka dan membuat mereka berani     (Fil. 1:14); 3) Penderitaan utusan-utusan Kristus merupakan kesaksian idup bagi orang-orang yang hendak mereka jangkau dan dapat membuka hati mereka terhadap Injil (1Tes. 1:5-6); 4) Terjadinya penganiayaan gereja justru dipakai Allah untuk menempatkan para utusan Injil di tempat-tempat ke mana mereka tidak akan datang; 5) Penderitaan para utusan Injil dimaksudkan Allah untuk menyatakan kuasa dan kecukupan kasih Kristus (2Kor. 12:9-10).[5]  Perkenankankan saya memberi empat alasan atas jawaban: BELUM akan keselamatan Kornelius. Pertama, Kis. 11:14 mengatakan bahwa Petrus yang membawa keselamatan bagi Kornelius. Kedua,Petrus menekankan hal itu pada akhir khotbahnya dalam Kis. 10:43. Pengampunan dosa adalah keselamatan. Ketiga, di bagian lain dari Kis 2:5;10:2. Satu-satunya harapan ialah percaya kepada Yesus Kristus Keempat, Kis. 11:18; Jadi menurut saya, Kis. Para rasul 10:35 tidak berarti bahwa karena Kornelius takut akan Allah, melakukan hal-hal baik dan saleh, maka ia sudah diselamatkan.[6] Hal ini diteguhkan dengan Kisah Para Rasul 4:12:Yohanes 14:6.



[1] John Piper. Jadikan Sekalian Bangsa Bersukacita! Supremasi Allah dalam Misi. Bandung: Lembaga Literatur Baptis,2003, 18-24.
[2]  Ibid.,64-65
[3]  Ibid.,121
[4]  Ibid.,137-141
[5]  Ibid.,143-168
[6]  Ibid.,231-234

1 komentar:

  1. Saya butuh pdf file (e-book) dari buku John Piper ini, kalau ada, apakah bisa saya minta? terima kasih sebelum dan sesudahnya.

    BalasHapus