Good News

Jumat, 31 Oktober 2014

Interaksi Buku: Menggeluti Misi Lintas Budaya (Sherwood G. Lingenfelter dan Marvin K. Mayers)

By Hengki Wijaya


Fakta pertama yang penting tentang inkarnasi adalah Yesus datang sebagai bayi yang tidak berdaya (Luk. 2:7). Fakta kedua yang penting adalah Yesus belajar bahasa dan budaya. Ia belajar dan bermain-main bersama teman-teman sebaya-Nya (Luk. 2:46)[1]. Kebudayaan adalah rancangan konseptual, pengertian yang dipakai manusia untuk mengatur kehidupan, mengartikan pengalaman mereka dan mengevaluasi perilaku orang lain. Budaya pribadi kita sebagai individu adalah unik, tidak sama dengan yang dimiliki oleh orang tua kita atau individu mana pun. Budaya pribadi merupakan hasil kombinasi dari:[2] 1)Warisan budaya pribadi yang diperoleh melalui sosialisasi dengan orang tua kita;2) warisan budaya pribadi yang lebih luas yang didapat melalui inkulturasi dan masukan dari masyarakat; dan 3) pilihan kita dalam menerima atau menolak pengaruh-pengaruh itu. Saya sependapat dengan hal tersebut karena itu terlihat jelas pada pengajaran dan perumpamaan-perumpamaan Yesus yang menggunakan budaya,tradisi bahkan kehidupan Yahudi.

Langkah pertama dalam proses inkarnasi adalah mempelajari bahasa. Edward mengatakan bahasa adalah salah satu dari sepuluh sistem komunikasi primer yang terdapat dalam setiap budaya. Sembilan sistem primer lainnya:[3] 1) waktu (sikap terhadap waktu, rutinitas, dan jadwal);2) teritorialitas (sikap terhadap ruang/wilayah dan milik);3)pemanfaatan (metode-metode pengontrolan, sikap terhadap penggunaan dan pembagian sumber daya manusia); 4) pergaulan (dalam keluarga, sanak saudara, komunitas); 5) penghidupan (sikap terhadap pekerjaan dan pembagian tugas); 6) perbedaan laki-laki dan perempuan (dalam cara berbicara, berpakaian, perilaku); 7) cara belajar (dengan pengamatan, peragaan atau instruksi); 8) bermain (humor dan permainan); dan 9) menjaga diri (produser kesehatan, konflik sosial dan kepercayaan). Menurut saya yang dijelaskan di atas adalah pengetahuan kita terhadap suatu kebudayaan secara kompleks, namun yang teramat penting adalah hikmat Allah yang akan memberi pengertian yang terbaik tentang kebudayaan setempat.
Marvin Mayers menyatakan budaya orang Amerika dan orang Jerman berorientasi pada waktu, sedangkan budaya Amerika Latin dan Yap berorientasi pada kegiatan. Orientasi pada waktu sangat peduli pada ketepatan waktu dan lamanya waktu yang digunakan, jadwal yang padat, kegiatan-kegiatan dengan target tertentu. Sedangkan orientasi pada kegiatan sangat peduli pada detail-detail kegiatan, tidak peduli lama waktu yang digunakan. Memiliki pandangan “kita lihat saja apa yang terjadi nanti” dan tidak terikat pada jadwal tertentu.[4] Menurut saya orientasi waktu dan kegiatan perlu diseimbangkan sesuai dengan kebutuhan kebudayaan dengan berbagai kepentingan, seperti Paulus yang dapat diterima dengan baik baik oleh kalangan Yahudi dan non-Yahudi dengan latar belakang yang berbeda.
Dalam Kitab Roma, Paulus berbicara tentang orang-orang dan masyarakat yang hidup menurut daging. Daging itu (dalam bahasa Yunani sarx) bukan hanya merupakan sifat asli dosa yang secara psikologis ada di dalam diri manusia, sebagaimana diterjemahkan dalam kebanyakan terjemahan bahasa Inggris, namun mencakup juga nilai-nilai budaya mengenai sunat, kebiasaan makan, ibadah hari-hari raya agama dan sekumpulan peraturan yang menjadi bagian dari kesalehan dalam masyarakat dan budaya Yahudi. Paulus menantang para pembacanya untuk tidak menjadi sama dengan budaya dunia tapi berubah melalui pembaruan pikiran mereka dalam Kristus.[5] Menurut saya, kita harus bijaksana dalam mengambil keputusan sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan dan bukan berdasarkan kebudayaan yang berlaku dan juga mengikuti keinginan daging untuk mewujudkan tujuan kita. Dengan kata lain, Paulus ingin mengatakan bahwa kebenaran Firman yang terutama diatas setiap keputusan yang diambil dari kebudayaan setempat.



[1] Sherwood G. Lingenfelter dan Marvin K. Mayers. Menggeluti Misi Lintas Budaya. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008,14
[2]  Ibid.,18-19
[3]  Ibid., 25
[4]  Ibid.,40
[5]  Ibid.,119.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar