Good News

Minggu, 19 Oktober 2014

Review Menjadi Religius dan Spiritual Hendra G. Mulia



By Hengki Wijaya

Religius adalah istilah yang menunjuk ke suatu sistem kepercayaan, dan pengalamannya dimotivasi oleh rasa yang bersalah, malu, atau takut akan hukuman. Sedangkan istilah spiritual lebih menunjuk kepada hubungan dengan supranatural atau roh1. Nampak jelas bahwa kehidupan religius hanya melakukan apa yang tertulis dan tidak memerhatikan realitas dunia dan hubungan dengan Tuhan. Sedangkan spiritual yang berhubungan dengan Roh menekankan pada iman kita kepada Tuhan yang sepertinya sulit diterima dengan akal sehat manusia. Kehidupan religius menuju kehidupan spiritual dimana logos Firman Tuhan menjadi rhema  dalam setiap pribadi seorang Kristen melalui perjumpaan pribadi dengan Tuhan. “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya”(Yakobus 1:25)2.

Habitus rohani diartikan kebiasaan rohani yang tidak dilakukan dengan kesadaran penuh. Akhirnya membawa kita menjadi seorang religius kembali5. Oleh karena itu, kita  memerlukan   evaluasi  diri  terhadap  kualitas   hubungan  dengan  Tuhan  melalui penyadaran apakah hati kita ini miskin dihadapan Tuhan dan selalu mengosongkan diri dihadapan-Nya dan diisi dengan kekuatan, urapan, kasih yang baru "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Matius  5:3;bdg.Filipi  2:7)6.
Perjumpaan dengan Tuhan tentunya akan mentransformasi hidup seseorang yang mengubah pola pikir manusia atau pengalaman yang dialaminya selama ini dan adanya ide baru dari Tuhan yang membawa setiap orang mengalami hidup baru dan hubungan yang semakin intim dengan Tuhan dan menghasilkan buah pertobatan dan buah-buah Roh serta buah pelayanan. Perjumpaan dengan Tuhan mentransformasi kehidupan religius menjadi kehidupan spiritual yang berbeda dari sebelumnya. Perjumpaan dengan Tuhan adalah murni inisiatif Tuhan melalui Roh Kudus. “…karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:13). Oleh karena itu, kita hanya merindukan di dalam hati dan Dia yang mendorong, bekerja. Tuhan memiliki hasrat yang lebih besar daripada kita karena Dia lebih dahulu mengasihi kita. “ Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1 Yohanes 4:10)7.
Perjumpaan dengan Allah adalah pengalaman mistis, namun sebagai orang percaya perlu mendapatkan pengecekan atau pengujian dari Alkitab. Hal ini untuk membendung hal-hal mistis yang sumbernya dari iblis yang menyamar sebagai malaikat terang. Yang terpenting juga adalah perubahan karakter dan menghasilkan buah-buah Roh yang nampak melalui pelayanan dan kedewasaan rohani seseorang8.
Kesadaran untuk terus-menerus hidup di hadirat Tuhan dalam segala kegiatan kita adalah kunci bagi transformasi spiritual. Perjumpaan dapat terjadi tanpa suatu aturan, system ataupun metode9. Sebagai penyadaran kita pun harus melepaskan konsep atau pola pikir kita tentang pengalaman rohani karena Tuhan akan menjumpai kita dengan cara yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya atau sesuatu yang baru10.


1Hendra G. Mulia, “Menjadi Religus dan Spiritual” dalam  The Integrated Life (Yogyakarta:Penertbit ANDI, 2006), 285.

2  Tanggapan interaksi penulis tentang defenisi religious dan spiritual (Yak. 1:25).
3   Mulia, 293.
4  Tanggapan  interaksi penulis yang setuju dengan pandangan kedua ahli teologi.
      Mulia, 294-295.         6  Keadaan habitus rohani dapat ditangani dengan  sikap miskin (selalu datang dalam kekosongan dihadapan Tuhan) dan kerendahan hati yang merindukan Dia. 
      7  Tanggapan terhadap Mulia, 296-297 bahwa perjumpaan dengan Tuhan adalah anugerah dan inisiatif Tuhan. 
      8   Pandangan Mulia, 298-299 tentang perjumpaan dengan Tuhan yang harus diuji dengan Alkitab. 
      9   Mulia, 300. Penekanan penting tentang perjumpaan dengan Tuhan yang harus disadari oleh orang percaya. 
    10   Pandangan Anthony de Mello dalam bukunya Awareness: Butir-butir Pencerahan. Gramedia, 2011.

1 komentar:

  1. Terimakasih bapa, atas memberikan pemahaman untuk mengerjakan tugas bacaan 400 halaman,

    BalasHapus