BAB VIII
MULAILAH DENGAN
SEMANGAT DAN SUDAHILAH DI MANA PERLU
Tahap 10: Menyiapkan Bagian Pengantar dan Penutup
Khotbah
Pengantar
·
Sebuah Pengantar
Efektif Menarik Perhatian
Bila pengkhotbah tidak
bisa merebut perhatian dalam waktu setengah menit pertama, ia mungkin tidak
akan pernah memperolehnya sama sekali. Berkhotbah menyerupai sebuah percakapan
antara anda dan pendengar anda. Berdasarkan pembukaan khotbah, para pendengar
akan memutuskan apakah mereka tertarik mengikuti percakapan lebih lanjut.
Kemungkinan-kemungkinan untuk suatu pernyataan pembuka yang dapat menarik
perhatian sama luasnya dengan kreativitas pendeta.
§ Mungkin
ia memulai dengan sebuah paradoks.
§ Ia
mungkin menggunakan suatu pemikiran yang akrab dalam suatu setting yang tidak akrab.
§ Pertanyaan-pertanyaan
retorik dapat pula menarik perhatian.
§ Suatu
fakta yang mengejutkan atau statistik yang mengherankan dapat pula menarik
pendengar untuk mendengar.
§ Setelah
membaca teksnya, pengkhotbah dapat membuat komentar yang provokatif mengenai
hal tersebut.
§ Kadang-kadang
humor mampu memikat perhatian.
§ Nukilan
Alkitab itu dapat menjadi dasar perhatian.
§ Jemaat
akan duduk terpaku dan mendengarkan kemungkinan sebuah cerita.
§ Pada
kesempatan lain pengkhotbah akan menyajikan subjeknya secara langsung.
Bagaimanapun anda
memulai, anda harus menjadikan sebagian besar dari dua puluh lima kata-kata
pertamanya alat untuk menarik perhatian. Suatu awal khotbah yang memukau
menjanjikan bahwa bagian selanjutnya layak didengar oleh setiap orang selama
tiga puluh menit.
·
Sebuah Pengantar
Efektif Mengungkap Kebutuhan-Kebutuhan
Seorang pengkhotbah
harus mengubah perhatian dari yang tidak disengaja ke perhatian yang disengaja,
sehingga orang mendengarkan tidak hanya karena keharusan namun karena mereka
menginginkannya. Mengarahkan khotbah kita pada kebutuhan-kebutuhan orang bukan
semata-mata teknik persuasif; ini merupakan tugas pelayanan. Leslie J. Tizard
memahami khotbah apa yang harus disampaikan saat ia menyatakan, “Siapa pun yang
akan menjadi seorang pengkhotbah harus merasakan kebutuhan-kebutuhan manusia
hingga kebutuhan-kebutuhan tersebut menjadi sebuah obsesi bagi jiwanya”.
·
Sebuah Pengantar
Efektif Memperkenalkan Bagian Isi Khotbah
Bagian pengantar
seharusnya memberikan orientasi pada jemaat bagian isi khotbah dan
perkembangannya. Sebuah pengantar harus memperkenalkan. Paling tidak pengantar
memperkenalkan subjek khotbah sehingga tidak ada seorang pun yang harus
menduga-duga apa yang direncanakan pengkhotbah untuk dibicarakan. Bila subjek
sendiri sudah diperkenalkan, biasanya kemudian poin-poin utama melengkapinya.
·
Sebuah Pengantar
Efektif Mungkin Menunjukkan Karakteristik-karakteristik Lain
Sebuah pengantar
efektif harus menarik perhatian, mengungkap kebutuhan, dan mengarahkan
pendengar pada isi pesan. Karakteristik-karakteristik ini tidak dapat ditawar.
Ada faktor-faktor lain yang biasanya muncul pada pengantar-pengantar yang baik.
Pada dasarnya, kita
menggunakan Alkitab untuk berbicara kepada jemaat tentang diri mereka, karena
objek khotbah adalah pendengar. Bagian awal khotbah menjelaskan
kebutuhan-kebutuhan pendengar kontemporer.
Kesimpulan
Seorang
pengkhotbah yang mahir memahami bahwa bagian penutup memerlukan persiapan yang
penuh pemikiran. Sebenarnya bagian kesimpulan memiliki semacam kepentingan
tertentu. Karena itu, banyak pengkhotbah trampil yang mempersiapkannya terlebih
dulu sehingga khotbah akan mengalir menuju bagian. Apakah seorang pendeta
menggunakan teknik itu atau tidak, ia harus mengerjakan bagian penutupnya
dengan perhatian yang khusus. Bagian penutup berbeda-beda bentuk dan modelnya,
bergantung pada khotbah, pendengar, dan pendeta. Karena unsur kesegaran
menambah ketertarikan bagi khotbah, maka seorang pendeta akan berusaha untuk
membuat variasi bagian penutupnya. Unsur-unsur yang digunakan untuk mendaratkan
sebuah khotbah:
·
Ringkasan
Di bagian penutup,
kebanyakan pendeta melihat kembali apa yang telah dipaparkan dan menyatakan
ulang semua poin yang tercakup. Dalam melakukannya, bagaimanapun, ia harus
meninjau lagi penegasan-penegasan penting agar mengikat mereka ke dalam ide
utama khotbah.
·
Ilustrasi
Sebuah anekdot yang
meringkaskan idea atau yang menunjukkan bagaimana ia berkarya dalam kehidupan
menambah pengaruh yang kuat untuk sebuah penutup. Ilustrasi harus tepat pada
sasaran sehingga para pendengar dapat menangkap arti dalam sekilas tanpa
penjelasan. Berhentilah setelah menawarkan ilustrasi.
·
Kutipan
Sebuah kutipan yang
dipilih dengan baik yang dipakai dalam penutup kadang-kadang bisa menyatakan
ide khotbah dalam kata-kata yang lebih kuat dan lebih jelas daripada yang dapat
ditemukan oleh pengkhotbah sendiri. Sebuah kutipan harus pendek, dan
pengkhotbah harus mengingatnya.
·
Pertanyaan
Suatu pertanyaan yang
tepat atau bahkan suatu rentetan pertanyaan dapat menyimpulkan sebuah khotbah
secara efektif.
·
Doa
Sebuah doa dapat
menjadi kesimpulan yang pas hanya apabila doa tersebut merupakan permohonan
yang jujur dan bukan sebagai suatu alat untuk meringkas khotbah atau membuat
suatu penerapan tidak langsung bagi pendengar. Ketika suatu kerinduan bagi karya
Allah muncul sebagai respons terhadap khotbah, maka kerinduan tersebut dapat
diekspresikan dalam sebuah doa yang sungguh-sungguh.
·
Arahan Khusus
Tidak semua khotbah
berakhir dengan “bagaimana melakukannya”. Beberapa khotbah menggali
pertanyaan-pertanyaan besar, dan khotbah tersebut menyelesaikan tujuannya saat
orang memahami masalah dan pemecahan alkitabiahnya. Tugas khusus yang dapat
diuraikan, memang tidaklah jelas. Namun khotbah akan menjadi lebih dekat
merasuk dalam struktur-struktur kehidupan ketika pendeta menawarkan tuntunan
praktis tentang bagaimana menerjemahkan kebenaran ke dalam pengalaman.
Visualisasi
Visualisasi
memproyeksikan jemaat ke masa depan dan menggambarkan suatu situasi masa depan
di mana mereka mungkin menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Visualisasi
harus cukup memungkinkan bagi seseorang untuk dapat mengimajinasikan diri
sendiri dalam situasi sebelum situasi itu terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar