Good News

Rabu, 17 Februari 2016

Ringkasan Cara Khotbah yang Baik Haddon W. Robinson (Bab VIII) oleh Wahyudy S.

BAB VIII
MULAILAH DENGAN SEMANGAT DAN SUDAHILAH DI MANA PERLU

Tahap 10: Menyiapkan Bagian Pengantar dan Penutup Khotbah
Pengantar
·         Sebuah Pengantar Efektif Menarik Perhatian
Bila pengkhotbah tidak bisa merebut perhatian dalam waktu setengah menit pertama, ia mungkin tidak akan pernah memperolehnya sama sekali. Berkhotbah menyerupai sebuah percakapan antara anda dan pendengar anda. Berdasarkan pembukaan khotbah, para pendengar akan memutuskan apakah mereka tertarik mengikuti percakapan lebih lanjut. Kemungkinan-kemungkinan untuk suatu pernyataan pembuka yang dapat menarik perhatian sama luasnya dengan kreativitas pendeta.
§  Mungkin ia memulai dengan sebuah paradoks.
§  Ia mungkin menggunakan suatu pemikiran yang akrab dalam suatu setting yang tidak akrab.
§  Pertanyaan-pertanyaan retorik dapat pula menarik perhatian.
§  Suatu fakta yang mengejutkan atau statistik yang mengherankan dapat pula menarik pendengar untuk mendengar.
§  Setelah membaca teksnya, pengkhotbah dapat membuat komentar yang provokatif mengenai hal tersebut.
§  Kadang-kadang humor mampu memikat perhatian.
§  Nukilan Alkitab itu dapat menjadi dasar perhatian.
§  Jemaat akan duduk terpaku dan mendengarkan kemungkinan sebuah cerita.
§  Pada kesempatan lain pengkhotbah akan menyajikan subjeknya secara langsung.
Bagaimanapun anda memulai, anda harus menjadikan sebagian besar dari dua puluh lima kata-kata pertamanya alat untuk menarik perhatian. Suatu awal khotbah yang memukau menjanjikan bahwa bagian selanjutnya layak didengar oleh setiap orang selama tiga puluh menit.

·         Sebuah Pengantar Efektif Mengungkap Kebutuhan-Kebutuhan
Seorang pengkhotbah harus mengubah perhatian dari yang tidak disengaja ke perhatian yang disengaja, sehingga orang mendengarkan tidak hanya karena keharusan namun karena mereka menginginkannya. Mengarahkan khotbah kita pada kebutuhan-kebutuhan orang bukan semata-mata teknik persuasif; ini merupakan tugas pelayanan. Leslie J. Tizard memahami khotbah apa yang harus disampaikan saat ia menyatakan, “Siapa pun yang akan menjadi seorang pengkhotbah harus merasakan kebutuhan-kebutuhan manusia hingga kebutuhan-kebutuhan tersebut menjadi sebuah obsesi bagi jiwanya”.
·         Sebuah Pengantar Efektif Memperkenalkan Bagian Isi Khotbah
Bagian pengantar seharusnya memberikan orientasi pada jemaat bagian isi khotbah dan perkembangannya. Sebuah pengantar harus memperkenalkan. Paling tidak pengantar memperkenalkan subjek khotbah sehingga tidak ada seorang pun yang harus menduga-duga apa yang direncanakan pengkhotbah untuk dibicarakan. Bila subjek sendiri sudah diperkenalkan, biasanya kemudian poin-poin utama melengkapinya.
·         Sebuah Pengantar Efektif Mungkin Menunjukkan Karakteristik-karakteristik Lain
Sebuah pengantar efektif harus menarik perhatian, mengungkap kebutuhan, dan mengarahkan pendengar pada isi pesan. Karakteristik-karakteristik ini tidak dapat ditawar. Ada faktor-faktor lain yang biasanya muncul pada pengantar-pengantar yang baik.
Pada dasarnya, kita menggunakan Alkitab untuk berbicara kepada jemaat tentang diri mereka, karena objek khotbah adalah pendengar. Bagian awal khotbah menjelaskan kebutuhan-kebutuhan pendengar kontemporer.

Kesimpulan
Seorang pengkhotbah yang mahir memahami bahwa bagian penutup memerlukan persiapan yang penuh pemikiran. Sebenarnya bagian kesimpulan memiliki semacam kepentingan tertentu. Karena itu, banyak pengkhotbah trampil yang mempersiapkannya terlebih dulu sehingga khotbah akan mengalir menuju bagian. Apakah seorang pendeta menggunakan teknik itu atau tidak, ia harus mengerjakan bagian penutupnya dengan perhatian yang khusus. Bagian penutup berbeda-beda bentuk dan modelnya, bergantung pada khotbah, pendengar, dan pendeta. Karena unsur kesegaran menambah ketertarikan bagi khotbah, maka seorang pendeta akan berusaha untuk membuat variasi bagian penutupnya. Unsur-unsur yang digunakan untuk mendaratkan sebuah khotbah:
·         Ringkasan
Di bagian penutup, kebanyakan pendeta melihat kembali apa yang telah dipaparkan dan menyatakan ulang semua poin yang tercakup. Dalam melakukannya, bagaimanapun, ia harus meninjau lagi penegasan-penegasan penting agar mengikat mereka ke dalam ide utama khotbah.
·         Ilustrasi
Sebuah anekdot yang meringkaskan idea atau yang menunjukkan bagaimana ia berkarya dalam kehidupan menambah pengaruh yang kuat untuk sebuah penutup. Ilustrasi harus tepat pada sasaran sehingga para pendengar dapat menangkap arti dalam sekilas tanpa penjelasan. Berhentilah setelah menawarkan ilustrasi.
·         Kutipan
Sebuah kutipan yang dipilih dengan baik yang dipakai dalam penutup kadang-kadang bisa menyatakan ide khotbah dalam kata-kata yang lebih kuat dan lebih jelas daripada yang dapat ditemukan oleh pengkhotbah sendiri. Sebuah kutipan harus pendek, dan pengkhotbah harus mengingatnya.
·         Pertanyaan
Suatu pertanyaan yang tepat atau bahkan suatu rentetan pertanyaan dapat menyimpulkan sebuah khotbah secara efektif.
·         Doa
Sebuah doa dapat menjadi kesimpulan yang pas hanya apabila doa tersebut merupakan permohonan yang jujur dan bukan sebagai suatu alat untuk meringkas khotbah atau membuat suatu penerapan tidak langsung bagi pendengar. Ketika suatu kerinduan bagi karya Allah muncul sebagai respons terhadap khotbah, maka kerinduan tersebut dapat diekspresikan dalam sebuah doa yang sungguh-sungguh.
·         Arahan Khusus
Tidak semua khotbah berakhir dengan “bagaimana melakukannya”. Beberapa khotbah menggali pertanyaan-pertanyaan besar, dan khotbah tersebut menyelesaikan tujuannya saat orang memahami masalah dan pemecahan alkitabiahnya. Tugas khusus yang dapat diuraikan, memang tidaklah jelas. Namun khotbah akan menjadi lebih dekat merasuk dalam struktur-struktur kehidupan ketika pendeta menawarkan tuntunan praktis tentang bagaimana menerjemahkan kebenaran ke dalam pengalaman.
Visualisasi
Visualisasi memproyeksikan jemaat ke masa depan dan menggambarkan suatu situasi masa depan di mana mereka mungkin menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Visualisasi harus cukup memungkinkan bagi seseorang untuk dapat mengimajinasikan diri sendiri dalam situasi sebelum situasi itu terjadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar