Good News

Rabu, 17 Februari 2016

Ringkasan Cara Khotbah yang Baik Haddon W. Robinson (Bab VII) oleh Wahyudy S.

BAB VII
MEMBUAT TULANG-TULANG KERING MENJADI HIDUP

Tahap 9: Isilah Kerangka Dengan Materi-Materi Pendukung yang Menjelaskan, Membuktikan, Menerapkan, atau Menguatkan Poin-Poin Tersebut
Pernyataan Ulang
Pernyataan ulang menggunakan prinsip redundansi, yakni menyatakan sebuah ide “dengan kata lain”. Pernyataan ulang memiliki dua tujuan utama. Pertama, pernyataan ulang dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan. Berbeda dengan para pembaca, para pendengar harus dapat menangkap apa yang dikatakan saat kita mengatakannya. Pernyataan ulang berbeda dengan pengulangan. Pengulangan menyatakan hal yang sama dengan kata-kata berbeda.
Definisi dan Penjelasan
Suatu definisi membangun batasan-batasan. Definisi menuliskan apa yang harus dimasukkan dan apa yang tidak dimasukkan atas suatu istilah atau pernyataan. Penjelasan juga menetapkan batasan-batasan, tetapi penjelasan menetapkan batasannya lewat penguatan pada bagaimana ide-ide saling berkait atau apa yang ditunjukkan oleh suatu ide.

Informasi Faktual
Fakta-fakta terdiri atas pengamatan-pengamatan, contoh-contoh, statistik-statistik, dan data lain yang bisa dibuktikan terlepas dari pembicara. Pengamatan-pengamatan yang dilakukan dalam khotbah ekspositori mengenai isi suatu nukilan sungguh-sungguh faktual karena seorang pendengar dapat melihat sendiri apa yang dikatakan Alkitab.
Sebenarnya, pada umumnya pemaparan bukti-bukti merupakan opini yang tersebunyi. Opini tersebut bisa valid atau sebaliknya, bergantung pada fakta-fakta yang ada. Seperti halnya setiap pembicara etika, seorang ekspositor perlu mengetahui fakta-faktanya dan yakin pada validitasnya.
Kutipan-Kutipan
Mendukung atau memperluas suatu poin diambil karena dua alasan: keterkesanan dan otoritas. Ketika kita menemukan bahwa orang lain telah menyatakan suatu ide tertentu lebih efektif daripada yang dapat kita lakukan, maka kita dapat memakai kata-katanya.
Mendaratkan sebuah poin melalui suatu susunan kata yang dapat berdampak dalam pikiran pendengar mungkin merupakan alasan utama bagi para pengkhotbah untuk memasukkan kutipan-kutipan dalam khotbahnya. Ketika kita memberikan penghargaan terhadap kutipan tersebut, kita melakukannya terutama karena etika. Kita juga menyertakan kutipan untuk otoritas. Dalam hal in,i saat kita memberikan penghargaan atas apa yang kita kutip, kita melakukannya karena orang yang mengatakannya memiliki posisi yang lebih baik daripada kita. Kita juga mengutip yang lain karena apa yang kita kutip berada dalam posisi yang lebih baik dalam melihat fakta-fakta atau menafsirkan fakta-fakta tersebut atau karena pendengar mungkin akan lebih menerima evaluasi mereka.
Narasi
Narasi dalam suatu khotbah mendeskripsikan pribadi-pribadi dan peristiwa-peristiwa yang tercakup dalam catatan-catatan Alkitab. Narasi dapat dipakai untuk memberikan latar belakang dalam suatu khotbah dengan mendiskusikan sejarah, waktu-tempat peristiwa, atau tokoh-tokoh yang terlibat dalam suatu nukilan Alkitab. Setiap nukilan Alkitab terdapat orang-orang yang kadang-kadang dalam bagian tersebut mereka sedang tertawa, mengutuk, berdoa, dan pada waktu-waktu lain mereka bersembunyi sehingga kita harus mencarinya. Narasi berarti mengkomunikasikan melalui imajinasi, dan imajinasi merefleksikan pemahaman iman.
Ilustrasi-Ilustrasi

Menurut etimologinya, to illusutrate berarti “memberi keterangan atas suatu subjek”. Ilustrasi yang dipilih dengan baik, secara trampil digunakan untuk menyata ulang, menjelaskan, menyatakan validitas atau menerapkan ide-ide dengan cara menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman nyata. Ilustrasi membantu pengingatan, menggerakkan emosi, menciptakan kebutuhan, menarik perhatian, dan membangun hubungan antara pembicara dan pendengar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar