Abstrak
Tulisan ini mengingatkan kembali para pengkhotbah
yang telah kehilangan jati diri sebagai “Singa Mimbar.” Sentralitas firman Tuhan harus mendapatkan perhatian khusus dalam
pelayanan mimbar. Karena ternyata pelayanan mimbar adalah pengalaman yang
kompleks dan perlu terus ditingkatkan. Alangkah menyedihkan bila khotbah-khotbah gereja mulai kering dan jemaat pergi mencari
“entertainment preacher” atau istilah pengkhotbah penghibur akibat dari khotbah yang dibiarkan berjalan tanpa adanya upaya
memperbaruinya. Tulisan
ini merefleksikan apakah pengkhotbah telah mencintai firman Tuhan, mengevaluasi
fondasi dasar berkhotbahnya,
dan mau terus-menerus belajar mencari penyebab mengapa khotbah tidak menarik? Di bawah bimbingan Roh Kudus, kiranya
akan mampu memperbarui pelayanan mimbar, sehingga para pengkhotbah akan bangkit menjadi “singa mimbar”
dengan prinsip bahwa firman Tuhan adalah otoritas tertinggi dan pesan terutama
dalam berkhotbah.
Kata-kata
kunci: singa mimbar, khotbah, otoritas, firman Allah, homilitika, pengkhotbah, preaching
Tidak ada komentar:
Posting Komentar