Good News

Rabu, 17 Februari 2016

BAB I MISTERI ALLAH DALAM PANDANGAN PAULUS DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBERITAAN MASA KINI oleh Mira Marleni Pandie, S.Th

BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
      Penulis melayani di suatu tempat, ketika penulis mengungkapkan istilah misteri/rahasia maka beberapa anggota jemaat mempertanyakan dan meragukan istilah ini untuk disebutkan sebab latar belakang pola pemikiran mereka bahwa misteri adalah sesuatu yang berhubungan dengan penyembahan berhala. Atau istilah ini dipengaruhi oleh konsep dunia kafir.  Jika mencermati dalam Alkitab, memang dalam terjemahan bahasa Indonesia tidak mencantumkan istilah misteri tetapi “rahasia.”  Namun dalam bahasa Yunani Kitab Injil bahkan dalam surat-surat Paulus menulis dengan mystērion atau misteriDiakui bahwa istilah misteri ini dari dunia Yunani namun Pualus memakai istilah ini dengan menggunakannya dengan cara dan pemahaman yang sangat berbeda.
      Di sisi lain, sekularisme sudah sedemikian menguasai masyarakat modern, dan salah satu ciri masyarakat sekularitas adalah ketidakacuhan dan ketidakterikatan terhadap berita Injil. Munculnya pluralisme agama juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemberitaan masa kini. Apakah berita/rahasia Allah tetap diberitakan secara Alkitabiah[1] atau dikompromikan dengan ajaran-ajaran lain yang tidak sesuai dengan apa kata Alkitab.   

      Bertolak dari permasalahan di atas, penulis distimulasi untuk menulis secara khusus membahas mengenai Paulus yang dapat tampil sebagai pemberita yang patut diteladani bukan saja dalam hidupnya tetapi secara khusus dalam pemberitaannya, dalam tulisan yang berjudul “Misteri Allah dalam pandangan Paulus dan implikasinya bagi pemberitaan masa kini” dengan harapan dapat menjawab permasalahan-permasalahan diatas.
Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang pemaparan masalah yang telah dibahas di atas, penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.  Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Pertama           : Apa makna istilah misteri Allah dalam pandangan Paulus?
Kedua                         : Bagaimana implikasi misteri Allah bagi pemberitaan masa kini?
Tujuan Penulisan
      Berkenaan dengan rumusan masalah di atas, penulis merumuskan tujuan sebagai berikut:
Pertama           :  Untuk mengetahui makna misteri Allah dalam pandangan Paulus
Kedua             : Agar pemberita Injil memahami misteri Allah sebagai dasar bagi pemberitaannya supaya mereka dapat melaksanakan tanggung jawab memberitakan Injil dengan benar.




      [1] yang kita dengar dari mimbar Kristen dewasa ini sebagian besar tidak boleh disebut khotbah dalam arti sesungguhnya.  Pembicaraan perkara politik, hal ihwal pengarang-pengarang yang tenar namanya, pokok yang  hangat-hangat dan segala yang semacam itu, boleh dinamakan hanya pidato saja karena merupakan hasil pikiran si pembicara semata-mata; usaha seperti itu tidak boleh sekali-kali dinamakan berkhotbah dan orang yang melakukannya tidak berhak diberi gelar kehormatan pengkhotbah Injil selama ia masih saja menyampaikan berita itu di atas mimbar. William Evans, Cara Mempersiapkan Khotbah  (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983), 1. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar