BAB
X
CARA
BERKHOTBAH SEHINGGA JEMAAT MAU MENDENGAR
Dandanan
Rambut dan Pakaian
Seorang pendeta yang menyadari
komunitasnya dan standar yang dimilikinya tentu tidak ingin rambutnya menjadi
penghalang bagi pelayanannya, begitu juga halnya cara seorang pendeta
berpakaian haruslah senantiasa rapi. Pakaian sebaiknya tidak memusatkan
parhatian pada kita, tetapi sebaiknya membantu kita memusatkan perhatian pada
firman Tuhan.
Gerakan
dan Gerak Tubuh
Seorang pembicara yang baik akan
membiarkan tubuhnya berbicara baginya juga. Prinsip dasar untuk gerakan dan
gerak tubuh: isi harus memotivasikan gerakan. Prinsip ini diterapkan lewat dua
cara. Pertama, ada beberapa pendeta yang perlu untuk bergerak. Karena itu,
mereka perlu membebaskan tubuhnya untuk melakukan apa yang dituntut oleh
pikiran dan emosi mereka. Mereka seharusnya tidak merintangi ekspresi-ekspresi
yang bersifat fisik yang mengiringi pikiran yang penuh semangat.
Kedua, isi harus memotivasikan
pergerakan juga berarti beberapa pembicara harus mengurangi gerakannya. Ini
perlu dilakukan jika langkah ke belakang atau ke depan yang mereka lakukan
hanya menunjukkan kegelisahannya dan pergerakkan mereka itu mengganggu
konsentrasi pendengar. Arahan Hamlet kepada para aktornya masih berlaku:
“Sesuaikan tindakan dengan kata, dan kata dengan tindakan”. Dan kita boleh
menambahkan, sesuaikan tindakan-tindakan dan kata-kata dengan pendengar.
·
Gerak Tubuh yang
Spontan
Pertama, gerak tubuh
harus spontan. Gerakkan tubuh anda tetapi jangan “membuat upaya gerakan tubuh”.
Gerakan tubuh harus berkembang dari dalam sebagai hasil keyakinan dan perasaan.
·
Gerak Tubuh Pasti
Kedua, gerak tubuh anda
hendaknya pasti. Jika memang ingin membuat gerakan tubuh, lakukanlah tanpa
ragu-ragu.
·
Variasi Gerak Tubuh
Gerakan tubuh harus
bervariasi. Pengulangan suatu gerak tubuh yang sama, bahkan gerak yang spontan
dan kuat sekalipun, hanya akan menjengkelkan seorang pendengar.
Bereksperimenlah dengan lengan, kepala, mata, dan wajah anda.
·
Gerak Tubuh Dilakukan
secara Tepat
Akhirnya, gerakan tubuh
harus dilakukan secara tepat. Gerak tubuh baik yang dilakukan bersama atau yang
mendahului kata maupun frasa harus dicocokkan dengan makna yang paling anda
harapkan.
Kontak
Mata
Alat komunikasi non-verbal yang
paling aktif yang bisa dimanfaatkan oleh seorang pembicara, yang sama
pentingnya dengan perawatan dan pergerakan, ialah kontak pandang. Mata bisa bercerita.
Mata bisa memberikan balikan dan sekaligus pada waktu yang sama bisa menarik
perhatian seorang pendengar.
Penyampaian
Suara
Berbicara tidak hanya terdiri dari
kata-kata dan kalimat. Sebab, selain kata-kata, suara juga dapat menyatakan ide
dan perasaan. Kita membuat penilaian mengenai fisik dan keadaan emosi pembicara
apakah ia ketakutan, marah, penat, sakit, bahagia, percaya diri berdasarkan
pada getar suara, kekerasan, kecepatan, dan titinadanya. Seorang pembicara
menekankan apa yang ia katakan hanya dalam empat cara:
·
Titinada
Titinada meliputi
perpindahan suara dengan skala tinggi dan rendah, dalam tingkat nada yang berbeda,
dengan perubahan-perubahan nada suara yang bervariasi. Kadang-kadang perubahan
dalam titinada ini disebut dengan melodi.
·
Penekanan
Variasi-variasi dalam
kekerasan suara bisa berguna baik untuk menarik perhatian maupun memberi
penekanan. Suatu perubahan dengan tekanan tertentu dapat mengkomunikasikan
kepentingan ide-ide.
·
Tempo
Penekanan dapat pula
dihasilkan melalui perubahan kecepatan penyampaian. Variasi dalam kecepatan
mengkomunikasikan makna-makna dan emosi-emosi yang berbeda.
·
Jeda
Jeda adalah tanda baca
dalam berbicara. Jeda adalah “saat diam yang penuh dengan pikiran”. Jeda lebih
dari hanya sekadar berhenti berbicara, sebab jeda juga memberi para pendengar
suatu kesempatan singkat untuk berpikir, merasakan, dan merespons.
Latihan
Akhir
Pendeta harus melatih ulang
khotbahnya sebelum menyampaikan suatu khotbah. Latihan akhir dapat menguji
struktur pesan. Sebab, perkembangan pemikiran yang tampak jelas di atas kertas
mungkin akan terasa ganjil saat materi tersebut diucapkan. Latihan akhir juga dapat
memantapkan gaya, dan juga memperbaiki penyampaian.
Umpan
Balik
Para pengkhotbah efektif mencari
umpan balik. Mereka akan mendengarkan kaset-kaset rekaman khotbah-khotbah
mereka, atau yang lebih baik, menyaksikan kaset-kaset video. Lewat umpan balik biasanya
secara positif anda diteguhkan. Jemaat yang tahu anda tertarik pada reaksi
mereka akan bersikap ramah dan tegas. Sekaligus, anda dapat menambah wawasan
terikat dengan apa yang anda mungkin lakukan guna memperbaiki efektivitas anda.
Kita memerlukan bantuan yang dapat kita peroleh – dari Allah dan jemaat yang
berkumpul guna mendengarkan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar