Good News

Rabu, 17 Februari 2016

Ringkasan Cara Khotbah yang Baik Haddon W. Robinson (Bab X) (End) oleh Wahyudy S.

BAB X
CARA BERKHOTBAH SEHINGGA JEMAAT MAU MENDENGAR

Dandanan Rambut dan Pakaian
Seorang pendeta yang menyadari komunitasnya dan standar yang dimilikinya tentu tidak ingin rambutnya menjadi penghalang bagi pelayanannya, begitu juga halnya cara seorang pendeta berpakaian haruslah senantiasa rapi. Pakaian sebaiknya tidak memusatkan parhatian pada kita, tetapi sebaiknya membantu kita memusatkan perhatian pada firman Tuhan.

Gerakan dan Gerak Tubuh
Seorang pembicara yang baik akan membiarkan tubuhnya berbicara baginya juga. Prinsip dasar untuk gerakan dan gerak tubuh: isi harus memotivasikan gerakan. Prinsip ini diterapkan lewat dua cara. Pertama, ada beberapa pendeta yang perlu untuk bergerak. Karena itu, mereka perlu membebaskan tubuhnya untuk melakukan apa yang dituntut oleh pikiran dan emosi mereka. Mereka seharusnya tidak merintangi ekspresi-ekspresi yang bersifat fisik yang mengiringi pikiran yang penuh semangat.
Kedua, isi harus memotivasikan pergerakan juga berarti beberapa pembicara harus mengurangi gerakannya. Ini perlu dilakukan jika langkah ke belakang atau ke depan yang mereka lakukan hanya menunjukkan kegelisahannya dan pergerakkan mereka itu mengganggu konsentrasi pendengar. Arahan Hamlet kepada para aktornya masih berlaku: “Sesuaikan tindakan dengan kata, dan kata dengan tindakan”. Dan kita boleh menambahkan, sesuaikan tindakan-tindakan dan kata-kata dengan pendengar.


·         Gerak Tubuh yang Spontan
Pertama, gerak tubuh harus spontan. Gerakkan tubuh anda tetapi jangan “membuat upaya gerakan tubuh”. Gerakan tubuh harus berkembang dari dalam sebagai hasil keyakinan dan perasaan.
·         Gerak Tubuh Pasti
Kedua, gerak tubuh anda hendaknya pasti. Jika memang ingin membuat gerakan tubuh, lakukanlah tanpa ragu-ragu.
·         Variasi Gerak Tubuh
Gerakan tubuh harus bervariasi. Pengulangan suatu gerak tubuh yang sama, bahkan gerak yang spontan dan kuat sekalipun, hanya akan menjengkelkan seorang pendengar. Bereksperimenlah dengan lengan, kepala, mata, dan wajah anda.
·         Gerak Tubuh Dilakukan secara Tepat
Akhirnya, gerakan tubuh harus dilakukan secara tepat. Gerak tubuh baik yang dilakukan bersama atau yang mendahului kata maupun frasa harus dicocokkan dengan makna yang paling anda harapkan.

Kontak Mata
Alat komunikasi non-verbal yang paling aktif yang bisa dimanfaatkan oleh seorang pembicara, yang sama pentingnya dengan perawatan dan pergerakan, ialah kontak pandang. Mata bisa bercerita. Mata bisa memberikan balikan dan sekaligus pada waktu yang sama bisa menarik perhatian seorang pendengar.


Penyampaian Suara
Berbicara tidak hanya terdiri dari kata-kata dan kalimat. Sebab, selain kata-kata, suara juga dapat menyatakan ide dan perasaan. Kita membuat penilaian mengenai fisik dan keadaan emosi pembicara apakah ia ketakutan, marah, penat, sakit, bahagia, percaya diri berdasarkan pada getar suara, kekerasan, kecepatan, dan titinadanya. Seorang pembicara menekankan apa yang ia katakan hanya dalam empat cara:
·         Titinada
Titinada meliputi perpindahan suara dengan skala tinggi dan rendah, dalam tingkat nada yang berbeda, dengan perubahan-perubahan nada suara yang bervariasi. Kadang-kadang perubahan dalam titinada ini disebut dengan melodi.
·         Penekanan
Variasi-variasi dalam kekerasan suara bisa berguna baik untuk menarik perhatian maupun memberi penekanan. Suatu perubahan dengan tekanan tertentu dapat mengkomunikasikan kepentingan ide-ide.
·         Tempo
Penekanan dapat pula dihasilkan melalui perubahan kecepatan penyampaian. Variasi dalam kecepatan mengkomunikasikan makna-makna dan emosi-emosi yang berbeda.
·         Jeda
Jeda adalah tanda baca dalam berbicara. Jeda adalah “saat diam yang penuh dengan pikiran”. Jeda lebih dari hanya sekadar berhenti berbicara, sebab jeda juga memberi para pendengar suatu kesempatan singkat untuk berpikir, merasakan, dan merespons.


Latihan Akhir
Pendeta harus melatih ulang khotbahnya sebelum menyampaikan suatu khotbah. Latihan akhir dapat menguji struktur pesan. Sebab, perkembangan pemikiran yang tampak jelas di atas kertas mungkin akan terasa ganjil saat materi tersebut diucapkan. Latihan akhir juga dapat memantapkan gaya, dan juga memperbaiki penyampaian.

Umpan Balik

Para pengkhotbah efektif mencari umpan balik. Mereka akan mendengarkan kaset-kaset rekaman khotbah-khotbah mereka, atau yang lebih baik, menyaksikan kaset-kaset video. Lewat umpan balik biasanya secara positif anda diteguhkan. Jemaat yang tahu anda tertarik pada reaksi mereka akan bersikap ramah dan tegas. Sekaligus, anda dapat menambah wawasan terikat dengan apa yang anda mungkin lakukan guna memperbaiki efektivitas anda. Kita memerlukan bantuan yang dapat kita peroleh – dari Allah dan jemaat yang berkumpul guna mendengarkan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar