Good News

Jumat, 26 Februari 2016

Refleksi Living Life Allah yang Murah Hati oleh Hengki Wijaya

Pada hari Rabu (24/2/2016), saya membaca renungan harian Living Life yang memberikan ayat hafalan. "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28).

Nas yang diberikan Living Life adalah Matius 20:1-16, yang dibagi ke dalam dua poin yaitu: Kesabaran-Nya yang tidak pernah habis (20:1-14); dan Semua karena Kasih Karunia (20:15-16).

1. Kesabaran-Nya yang tidak pernah habisnya.
Kemurahanhatian pemilik tanah yang digambarkan dalam perumpamaan. Dia tetap konsisten sebagai tuan yang murah hati kepada semua upahannya. Walaupun ada saja yang sungut-sungut kepada tuannya. Allah yang Murah hati tidak memandang rupa, baik yang baru datang dan sudah lama bekerja dengannya diupahnya sama sesuai keputusannya yang telah ditetapkan dari semula. Ketika pekerja tidak bersyukur dan memuji tuannya. Namun yang ajaib sang tuan tetap menyebut pekerja itu yang bersungut-sungut itu sebagai "saudara."  Hal ini adalah gambaran dari Allah kita yang murah hati. Saya melihat kasih Allah yang begitu besar kepadaku dan Anda apalagi bila kita lupa berterimakasih kepada-Nya dalam usaha dan pelayanan Tuhan yang Dia percayakan kepada kita. Oleh karena itu tak perlu kita bersungut-sungut karena upah kita dalam pelayanan sebab upah kita besar di surga dan jaminan kekal itulah yang memotivasi kita untuk melayani-Nya. Tanggapilah kasih dan kemurahanhati-Nya dengan ucapan syukur dan pujian kepada-Nya.


2. Semua karena kasih karunia.
Kalau bukan karena kebaikan tuan pemilik tanah maka semua pekerja tidak mendapat pekerjaan. Dialah yang mencari pekerja. Pekerja ini mewakili orang-orang percaya saat ini yang sudah merasa banyak memberikan hidupnya kepada Allah. Sikap dari pekerja ini juga adalah sikap orang yang menolak Allah karena mereka menolak untuk menerima Allah untuk menyelamatkan sebagian, tetapi tidak semua orang. Mereka menyatakan bahwa Dia tidak konsisten dan tidak adil. Dia adalah Allah yang murah hati dan memilih untuk menyelamatkan orang-orang berdosa seperti kita karena kasih-Nya yang amat besar. Kita mungkin tidak sepenuhnya memahami kasih karunia-Nya, tetapi kita bisa bersyukur atas kasih karunia itu.

Statement: "Tidak ada orang yang merasa sangat hampa akan kasih karunia seperti orang yang berpikir bahwa ia penuh dengan kasih karunia" (Thomas Watson).

"Miskin di hadapan Allah, maka Dia penuhi Anda dengan kepenuhan kasih karunia-Nya" (PW)

Doa:
Bapa, terima kasih karena Engkau adalah Allah yang murah hati dan setia. Allah yang tidak berubah. Dahulu, sekarang dan selamanya. Saya berdoa, Tuhan menjamah dan menjangkau lebih jauh lagi ke dalam lubuk hatiku dan mengubahku dari dalam hati dan terpancar keluar kasih dan buah-buah Roh-Mu. Demi nama Tuhan yesus Kristus. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar