BAB VI
PENYAMPAIAN KHOTBAH
SECARA LISAN
1.
Berdoa
Dan Bersandar Kepada Tuhan
Tolok ukur
suksesnya khotbah adalah ada beberapa orang, termasuk pengkhotbah, yang diubah
oleh firman Tuhan. Jadi pengkhotbah harus berdoa bahkan jauh sebelum naik ke
mimbar. Dia perlu mengintrospeksi dirinya.
2.
Jadi
Seorang Pengkhotbah Yang Unik
Setiap orang
unik, dan pengkhotbah juga unik dalam hal menulis, berpikir dan berbicara. Dia
mempunyai ciri tersendiri dalam penyampaian khotbah. Pengkhotbah harus tampil
apa adanya dan tidak meniru-niru orang lain supaya pengkhotbah lebih mudah
mengenal dan mengembangkan potensinya.
3.
Apakah
Naskah Khotbah Perlu Dituliskan Dengan Lengkap?
Kondisi
masing-masing pengkhotbah tidak sama. Jalan tengah yang baik mungkin adalah
pengkhotbah menulis naskah khotbah yang cukup jelas, tetapi dia tetap harus
berbicara dengan natural dan jangan terikat oleh naskah khotbah.
4.
Penguasaan
Isi Naskah Khotbah
Pengkhotbah
harus membaca kembali beberapa kali naskah khotbahnya. Bahkan tidak jarang,
dalam pembacaan terakhir, pengkhotbah mendapat ide baru. Janganlah isi naskah
khotbah dihafal kata demi kata karena jika dia tegang, ini akan membuatnya lupa
semua isi naskah. Isi khotbah seharusnya diingat sama seperti seorang mengingat
gambar.
5.
Menenangkan
Diri
Penyampaian khotbah
adalah pelayanan yang bertujuan menyenangkan Tuhan dan mendatangkan berkat bagi
umat-Nya.
6.
Manfaatkan
Kelebihan Komunikasi Lisan
·
Komunikasi lisan
bersifat tetap muka, memudahkan pengkhotbah memvisualisasikan isi
pembicaraannya.
·
Dalam komunikasi lisan,
keyakinan dan kepedulian pengkhotbah lebih mudah dinyatakan kepada pendengar.
·
Imajinasi pembicara
lebih berkembang, ketika bertetap muka dengan pendengar.
·
Komunikasi lisan
bersifat tatap muka jelas bersifat individual. Pengkhotbah berbicara secara
individual kepada pendengar; dan mereka pun mendengar khotbah itu secara
individual.
·
Komunikasi lisan
bersifat tatap muka berjalan secara langsung dan seketika, ini lebih dinamis
dan bersifat dialog. Unsur rasio dan emosi saling berkaitan, dan berkembang
dengan hidup.
7.
Bahasa
Lisan Yang Baik
Pengkhotbah
perlu berupaya menggunakan bahasa lisan yang tepat, jelas, teratur, sopan,
persuasif dan meyakinkan.
8.
Penampilan
Seorang Pengkhotbah
Pengkotbah harus
memilih pakaian dengan memperhatikan kondisi jemaat dan budaya setempat. Sikap
pengkhotbah juga penting, pengkhotbah yang berjalan dengan tenang, rendah hati,
sopan dan yang serius pasti akan memberi kesan yang lebih baik kepada
pendengar.
9.
Kondisi
Mimbar Yang Tidak Mendukung
Biasanya
dialami oleh pengkhotbah tamu. Oleh itu, pengkhotbah harus bersikap tenang dan
bijaksana, dan tidak membiarkan keadaan itu mempengaruhi suasana hatinya.
Berusahalah memperbaiki kondisi ini dengan sopan dan tegas, kalau itu memang
dapat dilakukan.
10.
Ketika
Berada Di Atas Mimbar
Pengkhotbah
haruslah terlebih dahulu membuka bagian Alkitab yang ingin dibaca. Tarik napas
dalam-dalam satu atau dua kali dengan pelan-pelan. Dan pandanglah pendengar
sebentar seolah-olah memberikan salam bertemu.
11.
Membaca
Bagian Alkitab Yang Menjadi Dasar Khotbah
Pembacaan
Alkitab berkaitan erat dengan tujuan khotbah. Alkitab boleh dibaca sebelum
khotbah, atau setelah pengkhotbah memberikan sedikit pendahuluan yang memperkenalkan
isi bagian Alkitab itu, asal dilakukan dengan tujuan yang jelas.
12.
Suara,
Gerakan Tubuh, Anggota Tubuh, Serta Kontak Mata Dalam Penyampaian Khotbah
12.1
Suara
Suara adalah
modal penting dalam komunikasi lisan. Pengkhotbah juga perlu memperhatikan
titinada suara, kesesuaian antara titinada dengan isi khotbah, irama suara,
panjangnya kalimat, jeda dan pengaturan napas, volume suara, penekanan yang
tepat ketika mengucapakan sebuah kalimat, ucapan yang jelas dan tepat, dan
kecepatan berbicara.
12.2
Gerakan Tubuh dan Anggota Tubuh
Gerakan tubuh
dan anggota tubuh di sini mencakup ekspresi wajah, posisi berdiri dan isyarat
tangan. Pendengar lebih percaya akan apa yang disampaikan melalui wajah atau
gerakan anggota tubuh pengkhotbah daripada apa yang disampaikan melalui
kata-katanya.
12.3
Kontak
Mata
Kontak mata yang
baik menunjukkan sikap yang bersungguh-sungguh. Dengan kontak mata, pengkhotbah
memberi kesan bahwa ia berbicara kepada pendengar secara individual. Ini
penting, sebab khotbah bukan ditujukan kepada suatu masa, tetapi disampaikan
kepada setiap orang secara khusus.
13.
Apakah
Naskah Khotbah Lama Boleh Disampaikan Kembali?
Naskah khotbah
lama boleh disampaikan kembali, asalkan penggulangan itu berarti. Pengkhotbah
harus minta pertolongan Tuhan sama seperti yang dia lakukan pada waktu khotbah
itu pertama kali disampaikan. Dengan demikian akan ada ide baru dan semangat
baru dalam penyampaian khotbah lama.
14.
Pemakaian
LCD Dan Pencetakan Garis Besar Khotbah
Seharusnya garis
besar dan isi khotbah ditayangkan sebagian demi sebagian sesuai dengan
penyampaian khotbah dari mimbar. Adalah baik jika garis besar atau isi khotbah
minggu lalu dicetak untuk menolong jemaat mengingat kembali apa yang didengar
mereka.
15.
Terus
Berjuang
Kerutinan dapat
membuat seorang tidak maju-maju. Kesuksesan dapat membuat seorang sombong dan
berhenti memperbaiki dirinya. Kesulitan dan tantangan juga mungkin menghentikan
pelayanan seorang pengkhotbah. Namun demikian, jika seorang pengkhotbah
bersedia menghadapi ini semua dengan sikap yang positif, maka dia pasti akan
maju terus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar