Good News

Rabu, 17 Februari 2016

Latar Belakang Surat Efesus oleh Hengki Wijaya

Latar Belakang Surat Efesus
Secara paling sederhana Perjanjian Baru terdiri atas dua tema dasar: 1) bagaimana kita ditebus oleh Allah, dan 2) bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu. Pasal 1-3 (Ef. 1:1-3:21) secara umum membahas tema yang pertama, sedangkan pasal 4-6 (Ef. 4:1-6:24) difokuskan pada yang kedua. Pasal 4-6 (Ef 4:1-6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan orang percaya.[1] Secara khusus bagian pertama pasal 4 ditandai dengan kesatuan: di situ kata-kata “dalam Dia”, “oleh Dia” dan “kepada Dia” memainkan peranan penting. Bagian pertama adalah pemberitaan, pengajaran dan doa. Bagian kedua pasal 4 ditandai oleh keanekaragaman pelayanan, sikap, dosa, peraturan praktis. Bagian kedua ini adalah nasihat. Bagian pasal 4 ini dimulai dengan “kesatuan jemaat” (4:1-16), yang terdiri dari kesatuan Roh (4:1-6), Tuhan dan pelayan-pelayan-Nya (4:7-12) dan pertumbuhan jemaat (4:13-16).[2]


Pasal 1 diawali dengan salam pembuka (1:1-2) dengan suatu ucapan syukur atas anugerah keselamatan yang direncanakan dari kekekalan yang lampau dan kini diwujudkan dalam kehidupan orang percaya.[3] Kemudian (1:3-23) Paulus membahas tentang keutamaan Kristus dalam penebusan yaitu keutamaan-Nya dalam rencana Bapa (1:3-6), keutamaan-Nya dalam partisipasi orang percaya (1:7-12), keutamaan-Nya dalam penerapan Roh Kudus (1:13-14), dan diakhir dari pasal ini berisi doa Paulus supaya orang percaya memperoleh penerangan rohani (1:15-23).[4] Pasal 2 pendamaian orang Yahudi dan bukan Yahudi dengan Allah. Di sini Paulus ingin mengingatkan situasi para pembaca yang sepertinya tanpa harapan menghadapi kematian dan penghukuman serta kelepasan oleh Allah yang luar bisaa. Batas-batas antara orang Yahudi dan bukan Yahudi kini telah dihancurkan dan pendamaian melalui salib telah tercapai. Orang-orang Yahudi yang percaya kepada Yesus Kristus sekarang dipersatukan dalam satu tubuh dengan dasar kesetaraan.[5] Dalam pasal ini digambarkan secara jelas hasil penebusan Yesus Kristus yaitu membebaskan manusia dari dosa dan kematian kepada hidup baru di dalam Kristus (2:1-10). Kristus memperdamaikan manusia dengan orang lain yang sedang diselamatkan (2:11-15), dan Kristus memperdamaikan manusia di dalam satu rumah tangga (2:16-22).[6]
          Pasal 3 menjelaskan bagaimana kebenaran ini (Allah membawa umat yang berbeda ke dalam sebuah gereja), telah tersembunyi berabad-abad, tetapi sekarang telah dinyatakan kepada rasul-rasul dan nabi-nabi Kristen, dan terutama kepada Paulus. Rasul ini kemudian berdoa lagi bagi para pembaca, supaya mereka dapat mengenal kasih dan kuasa Allah.[7] Gambaran tersebut dapat dirincikan sebagai berikut; menyatakan hikmat Allah melalui gereja (3:1-13), dan (3:14-21) berisi doa supaya orang percaya memperoleh kepuasan rohani.[8]
          Pasal 4:1-6:20, Paulus menasihati mereka (jemaat Efesus) untuk menyatakan ini melalui kekayaan ragam karunia yang telah diberikan Kristus kepada gereja (4:1-16). Sisa dari pasal 4-6 ini memberikan petunjuk praktis bagi kehidupan Kristen yang benar. Kebanyakan pembaca tersebut tadinya orang bukan Yahudi, yang cara hidupnya sebelum bertobat perlu digantikan dengan pola perilaku yang baru: “dan mengenakan manusia baru… di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”[9] Pembagian dalam pasal ini dapat dilihat sebagai berikut: (4:1-5:21) hidup baru orang percaya yaitu selaras dengan maksud Allah bagi gereja (4:1-16), hidup baru yang kudus (4:17-5:7), hidup sebagai anak-anak terang (5:8-14), hati-hati dan penuh dengan Roh (5:15-21), hubungan rumah tangga orang percaya (5:22-6:9), dan peperangan rohani orang percaya (6:10-20).[10]
          Surat Efesus 4:17-32, Paulus membedakan orang-orang percaya dengan orang-orang kafir, yang semuanya berasal dari Tuhan. Paulus menggambarkan pemikiran orang-orang kafir dan menegaskan bahwa orang-orang percaya di Efesus tidak belajar  Kristus dengan jalan atau tindakan seperti orang-orang kafir. Sementara itu digambarkan isi pengajaran Kristus, Paulus mengingatkan mereka bahwa mereka harus menanggalkan manusia lama, pikiran mereka yang terus-menerus dibaharui dan mengenakan manusia baru. Kebiasaan-kebiasaan manusia lama dengan baik dijelaskan melalui deskripsi orang-orang kafir. Hal yang kelihatan menjadi tegangan antara peristiwa terdahulu menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru dan terus berlangsung pembaruan pola pikir. Tulisan ini akan menjelaskan apa yang Paulus maksudkan dengan dua perintah yang ditemukan dalam isi pengajaran Kristus. Dalam hal ini suatu perpindahan manusia lama ke manusia baru dalam kehidupan orang-orang percaya tetapi menjadi hidup dalam hidup baru, yang harus dibarui terus-menerus oleh Roh Kudus.
Surat Efesus ditutup dengan sebuah panggilan untuk waspada secara rohani (6:10-20), yang merupakan salam penutup surat Efesus dari penulis.[11] Ayat-ayat terakhir pasal 6:21-24 yaitu pemberitahuan Paulus melalui utusannya, Tikhikus seorang pelayan yang setia di dalam Tuhan dan salam Paulus kepada jemaat Efesus. Salam Paulus berbunyi, “Damai sejahtera dan kasih dengan iman dari Allah, Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai sekalian saudara. Kasih karunia menyertai semua orang, yang mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih yang tidak binasa” (Efesus 6:23-24).
Surat Efesus serupa dengan surat-surat Paulus lainnya, yang dibagi menjadi dua bagian utama: doktrin atau teologi (pasal 1-3) dan tanggung jawab atau praktik-praktik (pasal 4-6). Setelah bagian  pendahuluan (1:1-2) bagian pertama memberikan pujian yang ditujukan secara langsung kepada Tuhan untuk semua kebaikan rohani yang diberikan kepada setiap orang di dalam Kristus (1:3-14), yang diikuti dengan segera oleh suatu penghargaan kepada para pembaca untuk kasih dan iman mereka dan suatu permohonan untuk hikmat dan pewahyuan (1:15-23). Para pembaca diingatkan mengenai hubungan mereka dengan Tuhan sebelum dan sesudah pengubahan (2:1-10) dan penyatuan baru orang-orang Yahudi dan orang-orang percaya bukan Yahudi yang sekarang dianggap satu manusia baru yaitu gereja (2:11-22). Sebagai konsekuensi, hal ini tidak hanya rekonsiliasi umat manusia kepada Tuhan tetapi juga antara orang-orang Yahudi dan orang-orang percaya bukan Yahudi. Paulus dalam suatu bagian yang disisipkan menggambarkan rahasia penyatuan orang Yahudi dan orang-orang percaya bukan Yahudi (3:1-13).[12]
Alkitab ditulis untuk ditaati, bukan hanya untuk dipelajari, dan itulah sebabnya kata-kata “sebab itu,” “itulah sebabnya,” dan “karena itu” sering diulang dalam bagian kedua surat Efesus (4:1,17, 25; 5:1,7,14,17,24). Kenyataan bahwa orang percaya telah dipanggil di dalam Kristus (Efesus 1:8) harus mendorong kita untuk hidup dalam kesatuan (Efesus 4:1-16) dan telah dibangkitkan dari antara orang mati (Efesus 2:1-10) harus mendorong kita untuk hidup dalam kekudusan (Efesus 4:17-5:17). Orang percaya hidup dalam Kristus, bukan mati di dalam dosa; oleh karena itu orang percaya harus menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (ayat 22, 24). Tanggalkan jubah kematian dan kenakanlah jubah kehidupan![13]
Bagian kedua surat Efesus adalah aplikasi atau praktik, yang menunjukkan bagaimana doktrin terwujud dalam tingkah laku orang-orang percaya. Bagian ini dibagi lagi menjadi enam bagian di mana lima bagian diperintahkan oleh kata perintah “hidup” (walk-περιπατέω) yang digunakan lima kali bersama dengan kata penghubung inferensial “sebab itu” (therefore- ουν) yaitu: (1) hidup dalam kesatuan (Ef. 4:1-16); (2) hidup dalam kekudusan dan tidak seperti orang-orang kafir (ay. 17-32); (3) hidup dalam kasih serupa dengan Tuhan dan menghindar dari kelakuan jahat (Ef. 5:1-6); (4) hidup dalam terang dengan tidak terlibat dengan orang jahat dan kelakuan orang-orang yang belum percaya (Ef. 5:7-14); dan (5) hidup dalam hikmat yang dikendalikan oleh Roh Kudus dalam kehidupan mereka (Ef. 5:15-6:9). Bagian keenam memulai dengan kata sifat artikulasi τό λοιπόν/ του λοιπού  “akhirnya” (finally) yang menunjukkan bahwa hal ini adalah bagian akhir yang Paulus ingin katakan sebelum mengakhiri suratnya. Di sini Paulus memerintahkan supaya orang-orang percaya menjadi kuat dalam Tuhan supaya sanggup berdiri melawan kuasa-kuasa jahat (Ef 6:10-20). Kesimpulan pendek menutup suratnya (Ef. 6:21-24).[14] Dalam salam penutup surat ini, Paulus memakai empat ungkapan, yaitu damai sejahtera, kasih, iman, kasih karunia. Yang paling mencolok adalah kasih karunia dan damai sejahtera. Kedua ungkapan itu muncul di awal surat (Efesus 1:2), dan pada bagian akhir muncul lagi (Efesus 6:23-24). Akhir suratnya diakhiri dengan doa pengharapan, kiranya semua anggota masyarakat baru milik kepunyaan Allah itu hidup harmonis seperti kerabat kandung, welas asih, sama-sama dalam damai sejahtera.




[1] Kitab Efesus; diakses tanggal 8 Januari  2012;tersedia di http://www.sabda.org/sejarah/artikel/pengantar_full_life_efesus.htm; dikutip dari Donald C. Stamps (ed.), Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan  (Malang: Gandum Mas dan LAI, 2000).

[2] J. L. Ch. Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus, Cetakan kedelapan  (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 111.

[3] Philip Johnston, IVP Introduction to the Bible (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2011), 362.
[4]Donald C. Stamps (ed), Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang: Gandum Mas, 2000), 1956.

[5] Philip Johnston, IVP Introduction to the Bible (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2011), 362.

[6] Stamps , Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Efesus, 1957.

[7] Johnston, IVP Introduction to the Bible, 362.

[8] Stamps , Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Efesus, 1957.
[9] Johnston, IVP Introduction to the Bible, 362.

[10] Stamps , Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Efesus, 1957.
[11] Johnston, IVP Introduction to the Bible, 362.

[12] Harold W. Hoehner. Ephesians An Exegetical Commentary (Grand Rapids: Baker  Academic, 2002), 61,62.

[13] Warren W. Wierbe, Kaya di dalam Kristus Tafsirat Surat Efesus (Bandung: Kalam Hidup, 2001), 102.

[14] Harold W. Hoehner, Ephesians An Exegetical Commentary (Grand Rapids: Baker  Academic, 2002), 62.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar