Good News

Rabu, 18 November 2015

Sermon: The Right Wisdom by Peter Wijaya

Khotbah Ekspositori
Tema  : “Hikmat yang Benar” oleh Hengki Wijaya
Teks    : 1 Korintus 2:6-16
Pendahuluan
Ungkapan “hikmat” dalam bahasa Yunani adalah sophia yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris yaitu “wisdom”. Dengan demikian ungkapan “hikmat” yang dimaksudkan adalah bersifat spiritual atau rohani.
Hikmat yang dibicarakan Paulus dalam 1 Korintus 2:6-16 adalah hikmat Allah tentang berita salib. Paulus menghendaki setiap orang Kristen memiliki pemahaman sesungguhnya tentang hikmat yang benar sehingga iman Kristen tidak didasarkan pada hikmat manusia, tetapi pada hikmat Allah. Sebab hari-hari ini manusia cendrung untuk mengandalkan pengetahuan, pengalaman dan logika berpikirnya dibandingkan mengandalkan Tuhan.
Hikmat yang benar adalah pengetahuan intelektual yang berasal dari Allah yang tidak terbatas. Jika demikian, hikmat dunia adalah hikmat yang berasal dari penguasa-penguasa dunia dengan segala pemikiran manusia (ayat 6-7) yang disebut juga hikmat yang tidak benar (palsu) yang bersifat sementara, sedangkan hikmat yang benar besifat kekal.
*Oleh sebab itu, Tuhan menghendaki agar kita memiliki hikmat yang benar.
*Dari manakah sumber hikmat yang benar ?
*Melalui kebenaran firman Tuhan dalam 1 Korintus 2:6-16, ada tiga sumber hikmat yang benar yaitu :

I.     Allah Bapa (Ayat 6-9)
Perhatikan teks, “Tetapi yang kami beritakan adalah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia” (ayat 7).  Kata  sembunyi  dalam bahasa Yunani apokrupto merujuk pada hal-hal yang tersembunyi kemudian dapat dinyatakan (bdg. Matius 11:27;16:17). Apa yang dahulu tersembunyi, rahasia (ayat 7) dan tidak terbayangkan  oleh hikmat manusia (ayat 6), kini dapat mengetahuinya dengan hikmat Allah yang  disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (ayat 9).. Hikmat Allah tidak berasal dari penguasa-penguasa dunia dan mereka tidak mengenal-Nya (ayat 8).
Ilustrasi : Seorang atlet selancar menunggu ombak untuk berselanjar, dan ia tidak dapat  membuat ombaknya sendiri. Ombak adalah hikmat Allah dan atletnya adalah kita yang bergerak di atas ombak. Berapa banyak dari kita mencoba membantu Allah dengan hikmat dunia yaitu dengan membuat ombak kita sendiri. Mari kita bayangkan bahwa hikmat manusia dan hikmat Allah sangat jauh perbedaannya antara langit dan bumi.
Oleh karena itu, kita harus memiliki hikmat yang bersumber dari Allah melalui pemberitaan Firman Tuhan dan bukan hikmat manusia yang terbatas sehingga kita dapat memperoleh hikmat yang benar.
II.    Roh Kudus (ayat 10-13)
Roh Kudus adalah Roh Hikmat (bdg. Yesaya 11:2a) dan Roh Kebenaran (Yohanes 16:13). Karena Roh Kudus adalah Allah, maka Dia mampu menyelidiki segala sesuatu. Yang dimaksud “segala sesuatu” di konteks ini adalah semua yang dinyatakan Allah, karena “segala sesuatu” dikontraskan dengan “hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah” (bdg. Ul. 29:29). Roh bukan hanya mengetahui apa yang dinyatakan, tetapi juga hal-hal yang tidak dinyatakan oleh Allah kepada kita. Roh Kudus terus-menerus menyelidiki dalam diri Allah (ayat 10-11).
 Ilustrasi: Filsafat dunia yang kita pelajari membuat kita sombong dan menganggap salib sebagai kebodohan. Pengalaman-pengalaman spiritual yang “spektakuler” (misalnya bahasa roh dan karunia-karunia) membuat diri kita merasa diri lebih rohani daripada yang lain) seperti orang-orang Korintus (ayat 12-14).  
Paulus mengajarkan orang Kristen masa kini yang telah menerima Roh Kudus bahwa Roh Kudus akan menuntun kita untuk memberitakan dan menerima  kebenaran dengan hikmat Roh dan bukan dengan hikmat manusia atau intelektual dan pengetahuan alkitab tentang Allah. Oleh karena itu, Roh Kudus sendiri yang akan mengajar dan memberitahukan kita segala sesuatu  (Yoh. 14:26;1Yoh. 2:27).
III.  Pikiran Kristus (ayat 14-16)
Mengapa kita harus memiliki pikiran Kristus daripada pikiran duniawi untuk memperoleh hikmat yang benar?
Pemikiran duniawi menganggap salib sebagai kebodohan (ayat 14a;1:18) Menurut pemikiran dunia, seorang yang mati di atas kayu salib tidak mungkin menjadi Juru Selamat orang berdosa. Pemikiran duniawi kita tidak dapat menilai pemikiran rohani dan hanya pikiran Kristus yang dapat menilai segala sesuatu (ayat 15). Di akhir ayat 16, Paulus menegaskan bahwa kita harus memiliki pikiran Kristus. Memiliki pikiran Kristus berarti pikiran Yesus Kristus. Bertindak dan berprilaku seperti  yang ada dalam Firman Tuhan. 
Oleh karena itu, orang Kristen harus memiliki hikmat yang benar agar dapat memahami pemberitaan Injil terutama berita salib yang hanya dapat dimengerti melalui  hikmat Allah, pimpinan Roh Kudus dan  pikiran Kristus.
Penutup :
Maukah Saudara-saudara dalam menjalani hidup ini menilainya dengan hikmat Allah yang dipimpin oleh Roh Kudus yang mengubah pikiran saudara menjadi pikiran Kristus dan tidak lagi dipimpin oleh pengertian saudara sendiri dan hikmat yang bersal dari dunia?
Kesimpulannya sebagai murid  Yesus Kristus, untuk dapat memiliki hikmat yang benar maka ada tiga sumber, yaitu Allah, Roh Kudus dan pikiran Kristus. Hikmat yang benar bersumber dari Allah Tritunggal.  Hanya hikmat Allah yang dapat mengetahui hal-hal rahasia dan tersembunyi pada Allah melalui Roh Kudus yang mewujudkan pikiran Kristus terjadi dalam hidup kita dengan tujuan untuk memuliakan nama Tuhan. Amin

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar