Dalam konteks kitab Yunus, penggunaan kata “pergilah” ditujukan
khusus kepada Yunus, dimana Allah secara khusus memanggilnya keluar dari
negerinya ke Niniwe. Allah memerintahkannya untuk pergi ke Niniwe untnuk
menyampaikan firman-Nya kepada bangsa itu karena kejahatan yang mereka lalukan
telah sampai dihadapan-Nya (1:2). Firman Allah yang datang kepada Yunus
bukanlah suatu mimpi atau penglihtan, tetapi dalam keadaan yang mengharuskannya
untuk bangkit dan berangkat ke Niniwe.[1]
Allah memilih Yunus untuk misi-Nya di Niniwe. Yunus adalah
nabi bagi Israel pada zaman pemerintahan raja Yerobeam II (I Raj.14:25), tetapi
Allah memilih dan memanggilnya untuk mengemban misi-Nya bagi Niniwe. Niniwe,
sebagai ibu kota, merupakan kota yang tertua, terbesar dan terkuat pada zaman
itu. Kota itu didirikan oleh Nimrod (Kej.10:11), Niniwe sebuah kota taman
dengan taman-taman dan padang rumput di dalam tembok kota yang menyediakan
makanan baik untuk manusia maupun binatang.
Yunus diperintahkan Allah pergi ke Niniwe untuk misi-Nya.
Allah menghendaki agar Yunus menyampaikan firman-Nya kepada penduduk kota itu.
Tetapi Yunus mengingkari perintah Allah, dia coba melarikan diri dari panggilan
Allah. Yunus bukan bersiap pergi ke Niniwe, tetapi dia bersiap pergi ke Tarsis,
untuk menghindari menyampaikan firman Tuhan kepada Niniwe. Yunus coba
menyembunyikan firman Allah itu agar Niniwe
menerima hukuman akibat dari dosa mereka.
Misi Allah tidak pernah gagal. Yunus menerima konsekuensi
ketidaktaatannya dalam anugeraj Allah. Sekalipun Yunus coba menggagalkan misi
Allah bagi Niniwe, Allah tetap memberi kesempatan kepadanya melalui panggilan
yang kedua untuk pergi ke Niniwe (3:2).
Allah menuntut ketaatan dari setiap orang yang dipercayakan
untuk mengemban misinya. Allah menghendaki agar setiap orang yang dipanggil
harus melakukan bagiannya sebagaimana yang diperintahkan-Nya, karena panggilan
itu merupakan suatu tugas dan tanggung jawab yang haris dilaksanakan untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan-Nya. Misi Allah dalah untuk memberi yang terbaik
kepada ciptaan-Nya dan Allah tidak akan membiarkan misi-Nya digagalkan oleh
siapapun, tidak terkecuali Yunus. Setiap orang yang diperintahkan Allah untuk
misi-Nya harus pergi karena setiap orang yang dipanggul bertanggung jawab
terhadap-Nya.
Bangunlah
Kata qum berarti bangun, berdiri,
bangkit.[2] Mengenai penggunaannya dalam Perjanjian Lama, Merill Vine menjelaskan bahwa
It may denote any movement to an erect position, such as getting up out
of a bed Gen 19:33, or it can be used as the opposite of sitting or kneeling,
as when Abraham "stood up from before his dead" Gen 23:3. It can also
refer to the result of arising, as when Joseph saw his sheaf arise and remain
erect Gen 37:7.
Qum may be used by itself, with no direct object to refer to the origin
of something, as when Isaiah says, "It shall not stand..." Isa 7:7.
Sometimes qum is used in an intensive mood to signify empowering or
strengthening: "Strengthen thou me according unto thy word" Ps
119:28. It is also used to denote the inevitable occurrence of something
predicted or prearranged Ezek 13:6.
In a military context, qum may mean "to engage in battle." In
Ps 18:38, for instance, God says, "I have wounded them that were not able
to rise..." (cf. 2 Sam 23:10).
Qum may also be used very much like `amad to indicate the continuation
of something-- e. g., "Thy kingdom shall not continue" 1 Sam 13:14.
Sometimes it indicates validity, as when a woman's vow shall not
"stand" (be valid) if her father forbids it (Num. 30:5). Also see
Deut 19:15, which states that a matter may be "confirmed" only by the
testimony of two or more witnesses. In some passages, qum means
"immovable"; so Eli's eyes were "set" 1 Sam 4:15.
Another special use of qum is "rise up again," as when a
childless widow complains to the elders, "My husband's brother refuseth to
raise up unto his brother a name in Israel..." Deut 25:7. In other words,
the brother refuses to continue that name or "raise it up again."
When used with another verb, qum may suggest simply the beginning of an
action. When Scripture says that "[Jacob] rose up, and passed over the
[Euphrates] river" Gen 31:21, it does not mean that he literally stood
up-- merely that he began to cross the river.
Sometimes qum is part of a compound verb and carries no special meaning
of its own. This is especially true in commands. Thus Gen 28:2 could simply be
rendered, "Go to Padan-aram," rather than, "Arise, go..."
(KJV). Other special meanings emerge when qum is used with certain particles.
With `al, "against," it often means "to fight against or
attack": "A man riseth against his neighbor, and slayeth him..."
Deut 22:26. This is its meaning in Gen 4:8, the first biblical occurrence. With
the particle be ("against"), qum means "make a formal charge
against": "One witness shall not rise up against a man..." Deut
19:15. With le ("for"), qum means "to testify in behalf
of": "Who will rise up for me against the evildoers?" Ps 94:16.
The same construction can mean "to deed over," as when Ephron's field
was deeded over (KJV, "made sure"-- Gen. 23:17>).[3]
Kata ini muncul di hampir setiap bahasa
Semit, termasuk Alkitab Ibrani dan bahasa Aram. Hal ini terjadi sekitar 630
kali dalam Alkitab Ibrani dan 39 kali dalam bahasa Aram Alkitab. Ini mungkin
menunjukkan gerakan apapun untuk posisi tegak, seperti bangun dari tempat tidur
“ketika ia bangun” (Kejadian 19:33), atau dapat digunakan sebagai kebalikan dari duduk atau berlutut,
seperti ketika “Abraham berdiri dan
meninggalkan” (Kej.23: 3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar