BAB II
TIGA UNSUR DALAM KHOTBAH:
PENAFSIRAN, PESAN DAN KOMUNIKASI
1.
Penafsiran
1.1
Pengkhotbah
Perlu Menguasai Penafsiran Alkitab
Pengkhotbah harus
menguasai prinsip dan metode penafsiran. Sebab tidak mungkin seorang menjadi
pengkhotbah yang benar-benar memberitakan ajaran Alkitab, tanpa terlebih dahulu
menjadi penafsir yang baik.
1.2
Beberapa
Hal Tentang Penafsiran
Proses penafsiran
didukung oleh beberapa analisis yang terdiri atas analisis salinan kuno,
introduksi, sejarah dan latar belakang, sastra, konteks, arti kata dan tata
bahasa, dan juga ilmu sosial.
1.3
Sebuah
Tafsiran
Bertujuan untuk
memberikan contoh yang konkret tentang penafsiran. Dan juga diharapkan melalui
tafsiran ini hubungan di antara penafsiran dan khotbah menjadi nyata.
1.4
Dari
Penafsiran ke Khotbah
Proses penafsiran belum
selesai sebelum pengkhotbah menemukan pesan Alkitab yang ditujukan kepada
pembaca zaman modern. Pesan ini merupakan petunjuk atau prinsip yang ingin
disampaikan penulis kitab. Pesan ini bersifat universal dan berlaku pada segala
zaman.
2.
Pesan
2.1
Apa
Itu Pesan? Dari Mana Pesan Itu Datang?
Pesan adalah inti
khotbah yang ingin disampaikan pengkhotbah kepada pendengarnya dengan tujuan
mereka memahami dengan baik, menerimanya dengan senang hati, dan melakukannya
dengan sungguh-sungguh. Pesan berasal dari Alkitab yang diperoleh pengkhotbah
melalui penafsiran.
2.2
Pentingnya
Pesan
Pesan adalah inti
khotbah. Tanpa pesan sebenarnya khotbah sudah hilang maknanya.
2.3
Hubungan
Pesan dengan Tujuan
Pesan adalah inti
khotbah yang diperoleh melalui penafsiran Alkitab. Sedangkan tujuan adalah
menjabarkan pesan ke dalam aplikasi konkret.
3.
Komunikasi
3.1
Apa
Itu Komunikasi?
Komunikasi bukanlah
sebuah proses yang hanya menyampaikan informasi karena komunikasi lebih
merupakan sebuah interaksi, yang melibatkan banyak aspek dalam kehidupan
manusia. Komunikasi adalah bagian dalam kehidupan manusia, yang menuntut pihak
yang bersangkutan mengintrospeksi diri, dan menginterpretasi berita yang
dikirim orang lain.
3.2
Tahap-Tahap
dalam Komunikasi
·
Tahap Transmisi
Terjadi penyampaian
atau penyebaran berita. Namun pengirim dan penerima masih saling mencurigai
karena berita belum diinterpretasi dengan tepat.
·
Tahap Berkontak
Penerima sudah mendapat
berita. Namun pengirim dan penerima masih kurang mengerti dan bersikap simpatik
satu sama lain.
·
Tahap Menerima Umpan Balik
Umpan balik menentukan
sikap komunikator dalam pengiriman berita berikutnya. Salah satunya, dia akan
menilai apakah beritanya memenuhi kebutuhan dan harapan penerima berita.
·
Tahap Mengerti
Penerima berita mulai merasa
yakin bahwa ia mengerti maksud yang disampaikan pengirim berita itu.
·
Tahap Menerima
Mulai muncul sikap
saling menerima di antara pengirim dan penerima berita.
·
Tahap Terjadi Perubahan Dalam Hati
Komunikasi baru masuk
ke tahap yang lebih dalam jika terjadi perubahan yang berarti pada diri
penerima berita.
·
Tahap Berinteraksi
Pengirim dan penerima
berita sudah mencapai interaksi yang menghasilkan sikap saling bergantung satu
dengan yang lain.
3.3
Perbandingan
Komunikasi Tertulis dengan Komunikasi Lisan
·
Kelebihan Komunikasi Tertulis
Penulis mempunyai waktu
dan sumber yang lebih memadai untuk mengadakan riset dan perbaikan akan
naskahnya, naskah dapat dibaca berulang kali, naskah dapat dicetak dalam jumlah
yang besar, dan pembaca lebih mudah mengikuti jalan pikiran, argumentasi atau
jalan cerita penulis.
·
Keterbatasan Komunikasi Tertulis
Ada banyak hal yang
mudah dilakukan dalam komunikasi lisan, misalnya nada atau isyarat tangan,
tetapi tidak dapat dilakukan dalam komunikasi tertulis.
·
Kelebihan Komunikasi Lisan
Kesempatan bertatap
muka memudahkan komunikasi yang melibatkan banyak macam indra dan media.
Pembicara juga lebih mudah menyampaikan emosi dan membangkitkan emosi
pendengar. Selain itu, pembicara lebih mudah melakukan penegasan tertentu
melalui nada, isyarat tangan, ekspresi wajah, dll.
·
Keterbatasan Komunikasi Lisan
Dilakukan dalam satu
kali pertemuan, dan lebih bersifat spontan. Itu sebabnya pembicara mudah
melakukan kesalahan, dan dalam kasus tertentu, sulit diralat. Pendengar pun
tidak dapat mendengar ulang apa yang disampaikan pembicara, kecuali direkam.
Kemampuan dan kemauan pendengar mendengar sangat berbeda.
3.4
Kesanggupan
Komunikasi
Pembicara diharapkan
menjadi pendekar yang memenangkan hati pendengar, sanggup mengatasi semua
kendala, termasuk alat pengeras suara yang kurang berfungsi atau suasana
lingkungan yang kurang tertib.
3.5
Sedikit
Mengenal Komunikasi Lisan
Dalam konteks berorasi,
tujuan orang yang berpidato meliputi mengajar (ditujukan kepada pikiran
pendengar), menyenangkan (ditujukan kepada emosi pendengar), atau meyakinkan
(ditujukan kepada kehendak pendengar). Komunikator harus tahu apa yang
dikomunikasikan. Dalam komunikasi lisan, suara adalah medianya. Nada dalam
suara berperanan penting dalam penyampaian maksud komunikator, dan begitu juga
dengan ekspresi wajah.
3.6
Hubungan
Komunikasi Lisan dengan Pelayanan Khotbah
Komunikasi lisan
memainkan peranan penting dalam pelayanan berkhotbah. Komunikasi lisan yang
baik berciri jelas, menarik, indah atau menyenangkan, informatif, meyakinkan, merangsang
pikiran, mengharukan, memenuhi kebutuhan (misalnya memberi solusi akan suatu
masalah), membantu komunikan bertekad mengambil tindakan dll.
3.7
Ciri-ciri
Komunikasi Lisan dan Efektif
·
Dibaca atau diucapkan dengan jelas
·
Berdasarkan apa yang sudah diketahui pendengar
·
Mengenal pendengar
·
Berkomunikasi secara dua arah
·
Seimbang dalam rasio dan emosi
·
Berkomunikasi secara multikanal
·
Mengurangi kendala
·
Menggunakan bahasa lisan yang baik
·
Sederhana dan mudah dimengerti
·
Penyampaian yang konkret
·
Mengajak pendengar merenungkan lebih
lanjut dan lebih dalam
·
Di luar dugaan pendengar
·
Kreatif
·
Mudah diingat
·
Adaptif
·
Mengidentifikasikan diri pembicara
dengan pendengar
·
Menarik perhatian pendengar, atau yang menegangkan
·
Mempunyai klimaks
·
Memanusiakan
·
Dianggap penting atau relevan oleh pendengar
·
Mempunyai rasa humor
·
Mempunyai kesungguhan dan keterbukaan
·
Disampaikan dengan nada, kecepatan
berbicara, dan jeda yang sesuai
·
Mempunyai isyarat tangan, gerak tubuh,
ekspresi wajah, dan kontak mata yang baik
·
Menunjukkan diri komunikator adalah
orang yang dapat dipercayai
·
Mempunyai fokus yang jelas
·
Mempunyai berita yang bermutu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar