Good News

Selasa, 10 November 2015

Ringkasan Bab II Buku Homiletik Pdt. Dr. Hasan Susanto, Th.M

BAB II
TIGA UNSUR DALAM KHOTBAH:
PENAFSIRAN, PESAN DAN KOMUNIKASI
1.      Penafsiran
1.1              Pengkhotbah Perlu Menguasai Penafsiran Alkitab
Pengkhotbah harus menguasai prinsip dan metode penafsiran. Sebab tidak mungkin seorang menjadi pengkhotbah yang benar-benar memberitakan ajaran Alkitab, tanpa terlebih dahulu menjadi penafsir yang baik.
1.2              Beberapa Hal Tentang Penafsiran
Proses penafsiran didukung oleh beberapa analisis yang terdiri atas analisis salinan kuno, introduksi, sejarah dan latar belakang, sastra, konteks, arti kata dan tata bahasa, dan juga ilmu sosial.
1.3              Sebuah Tafsiran
Bertujuan untuk memberikan contoh yang konkret tentang penafsiran. Dan juga diharapkan melalui tafsiran ini hubungan di antara penafsiran dan khotbah menjadi nyata.
1.4              Dari Penafsiran ke Khotbah
Proses penafsiran belum selesai sebelum pengkhotbah menemukan pesan Alkitab yang ditujukan kepada pembaca zaman modern. Pesan ini merupakan petunjuk atau prinsip yang ingin disampaikan penulis kitab. Pesan ini bersifat universal dan berlaku pada segala zaman.


2.      Pesan
2.1              Apa Itu Pesan? Dari Mana Pesan Itu Datang?
Pesan adalah inti khotbah yang ingin disampaikan pengkhotbah kepada pendengarnya dengan tujuan mereka memahami dengan baik, menerimanya dengan senang hati, dan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Pesan berasal dari Alkitab yang diperoleh pengkhotbah melalui penafsiran.
2.2              Pentingnya Pesan
Pesan adalah inti khotbah. Tanpa pesan sebenarnya khotbah sudah hilang maknanya.
2.3              Hubungan Pesan dengan Tujuan
Pesan adalah inti khotbah yang diperoleh melalui penafsiran Alkitab. Sedangkan tujuan adalah menjabarkan pesan ke dalam aplikasi konkret.

3.      Komunikasi
3.1              Apa Itu Komunikasi?
Komunikasi bukanlah sebuah proses yang hanya menyampaikan informasi karena komunikasi lebih merupakan sebuah interaksi, yang melibatkan banyak aspek dalam kehidupan manusia. Komunikasi adalah bagian dalam kehidupan manusia, yang menuntut pihak yang bersangkutan mengintrospeksi diri, dan menginterpretasi berita yang dikirim orang lain.
3.2              Tahap-Tahap dalam Komunikasi
·         Tahap Transmisi
Terjadi penyampaian atau penyebaran berita. Namun pengirim dan penerima masih saling mencurigai karena berita belum diinterpretasi dengan tepat.
·         Tahap Berkontak
Penerima sudah mendapat berita. Namun pengirim dan penerima masih kurang mengerti dan bersikap simpatik satu sama lain.
·         Tahap Menerima Umpan Balik
Umpan balik menentukan sikap komunikator dalam pengiriman berita berikutnya. Salah satunya, dia akan menilai apakah beritanya memenuhi kebutuhan dan harapan penerima berita.
·         Tahap Mengerti
Penerima berita mulai merasa yakin bahwa ia mengerti maksud yang disampaikan pengirim berita itu.
·         Tahap Menerima
Mulai muncul sikap saling menerima di antara pengirim dan penerima berita.
·         Tahap Terjadi Perubahan Dalam Hati
Komunikasi baru masuk ke tahap yang lebih dalam jika terjadi perubahan yang berarti pada diri penerima berita.
·         Tahap Berinteraksi
Pengirim dan penerima berita sudah mencapai interaksi yang menghasilkan sikap saling bergantung satu dengan yang lain.
3.3              Perbandingan Komunikasi Tertulis dengan Komunikasi Lisan
·         Kelebihan Komunikasi Tertulis
Penulis mempunyai waktu dan sumber yang lebih memadai untuk mengadakan riset dan perbaikan akan naskahnya, naskah dapat dibaca berulang kali, naskah dapat dicetak dalam jumlah yang besar, dan pembaca lebih mudah mengikuti jalan pikiran, argumentasi atau jalan cerita penulis.
·         Keterbatasan Komunikasi Tertulis
Ada banyak hal yang mudah dilakukan dalam komunikasi lisan, misalnya nada atau isyarat tangan, tetapi tidak dapat dilakukan dalam komunikasi tertulis.
·         Kelebihan Komunikasi Lisan
Kesempatan bertatap muka memudahkan komunikasi yang melibatkan banyak macam indra dan media. Pembicara juga lebih mudah menyampaikan emosi dan membangkitkan emosi pendengar. Selain itu, pembicara lebih mudah melakukan penegasan tertentu melalui nada, isyarat tangan, ekspresi wajah, dll.
·         Keterbatasan Komunikasi Lisan
Dilakukan dalam satu kali pertemuan, dan lebih bersifat spontan. Itu sebabnya pembicara mudah melakukan kesalahan, dan dalam kasus tertentu, sulit diralat. Pendengar pun tidak dapat mendengar ulang apa yang disampaikan pembicara, kecuali direkam. Kemampuan dan kemauan pendengar mendengar sangat berbeda.
3.4              Kesanggupan Komunikasi
Pembicara diharapkan menjadi pendekar yang memenangkan hati pendengar, sanggup mengatasi semua kendala, termasuk alat pengeras suara yang kurang berfungsi atau suasana lingkungan yang kurang tertib.

3.5              Sedikit Mengenal Komunikasi Lisan
Dalam konteks berorasi, tujuan orang yang berpidato meliputi mengajar (ditujukan kepada pikiran pendengar), menyenangkan (ditujukan kepada emosi pendengar), atau meyakinkan (ditujukan kepada kehendak pendengar). Komunikator harus tahu apa yang dikomunikasikan. Dalam komunikasi lisan, suara adalah medianya. Nada dalam suara berperanan penting dalam penyampaian maksud komunikator, dan begitu juga dengan ekspresi wajah.
3.6              Hubungan Komunikasi Lisan dengan Pelayanan Khotbah
Komunikasi lisan memainkan peranan penting dalam pelayanan berkhotbah. Komunikasi lisan yang baik berciri jelas, menarik, indah atau menyenangkan, informatif, meyakinkan, merangsang pikiran, mengharukan, memenuhi kebutuhan (misalnya memberi solusi akan suatu masalah), membantu komunikan bertekad mengambil tindakan dll.
3.7              Ciri-ciri Komunikasi Lisan dan Efektif
·         Dibaca atau diucapkan dengan jelas
·         Berdasarkan apa yang sudah diketahui pendengar
·         Mengenal pendengar
·         Berkomunikasi secara dua arah
·         Seimbang dalam rasio dan emosi
·         Berkomunikasi secara multikanal
·         Mengurangi kendala
·         Menggunakan bahasa lisan yang baik
·         Sederhana dan mudah dimengerti
·         Penyampaian yang konkret
·         Mengajak pendengar merenungkan lebih lanjut dan lebih dalam
·         Di luar dugaan pendengar
·         Kreatif
·         Mudah diingat
·         Adaptif
·         Mengidentifikasikan diri pembicara dengan pendengar
·         Menarik perhatian pendengar, atau yang menegangkan
·         Mempunyai klimaks
·         Memanusiakan
·         Dianggap penting atau relevan oleh pendengar
·         Mempunyai rasa humor
·         Mempunyai kesungguhan dan keterbukaan
·         Disampaikan dengan nada, kecepatan berbicara, dan jeda yang sesuai
·         Mempunyai isyarat tangan, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata yang baik
·         Menunjukkan diri komunikator adalah orang yang dapat dipercayai
·         Mempunyai fokus yang jelas
·         Mempunyai berita yang bermutu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar